Video Tribun Lampung

Dampak Beroperasinya Jalan Tol, Saat Malam Hari Jalinsum Kalianda Lengang oleh Kendaraan

Pasca beroperasinya jalan tol Trans Sumatera (JTTS), arus lalulintas kendaraan yang melalui Jalinsum dari Bakauheni dan sebaliknya di wilayah Kalianda

|
Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Teguh Prasetyo
Tribunlampung/Dedi Stomo
Malam Hari Kini Jalinsum Kalianda Lengang Kendaraan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Selatan – Pasca beroperasinya jalan tol Trans Sumatera (JTTS), arus lalu lintas kendaraan yang melalui Jalinsum dari Pelabuhan Bakauheni dan sebaliknya di wilayah Kalianda, Lampung terlihat mengalami penurunan.

Dampak penurunan paling dirasakan terjadi pada malam hari.

Biasanya sebagian besar kendaraan truk barang dan bus malam ramai pada malam hari.

Namun dalam tiga hari terakhir cukup lengang.

Karena para sopir memilih melewati tol.

“Sudah sejak sabtu malam kemarin sepi. Apalagi kalau sudah jam 22.00 WIB. Jalinsum terasa sekali lengangnya,” terang Andi seorang pedagang makanan yang ada di jalur Jalinsum Kalianda, Selasa (12/3/2019).

Kala siang hari, masih cukup banyak kendaraan yang melintas.

Terutama kendaraan umum dan travel lintasan Bakauheni – Bandar Lampung. Tetapi kalau malam hari kendaraan jauh lebih sepi.

Dirinya dan para pedagang makanan di sepanjang jalur Jalinsum di Kalianda pun mulai khawatir dampak dari beroperasinya jalan tol pada arus kendaraan.

Mereka takut, ini akan berpengaruh pada usaha mereka.

Sebelumnya banyak pihak menilai, beroperasinya jalan tol JTTS akan memukul kegiatan ekonomi disepanjang Jalinsum di Lampung Selatan.

Terutama para pelaku usaha warung makanan dan tambal ban.

Sebab jalan tol yang membentang sepanjang 140,9 kilometer dari pelabuhan Bakauheni hingga Terbanggi Besar ini sebagian besar berada di wilayah kabupaten Lampung Selatan.

Mulai dari Bakauheni hingga kecamatan Natar.

Karenanya banyak pihak mengingatkan pemerintah kabupaten Lampung Selatan tidak terjebak pada eforia kehadiran tol sebagai mega proyek nasional yang ada di kabupaten tersebut.

Tetapi pemerintah kabupaten Lampung Selatan juga segera mempersiapkan diri untuk menyambut dampak dari kehadiran tol.

“Pastilah akan ada dampak positif dan negatifnya. Tentu bagaimana daerah mempersiapkan diri menyambut dampak dan perubahan itu. Jika pemerintah daerah siap, tentu akan banyak manfaatkan yang bisa didapatkan. Jika tidak tentu ini akan menjadi persoalan pada kemajuand daerah kedepan,” terang Herwanto, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Selatan bidang Organisasi dan Publikasi kepada tribun akhir pekan kemarin.

Menurut dirinya, pemerintah daerah harus segera menyiapkan langkah-langkah strategi untuk menghadapi perubahan dan dampak dari beroperasinya JTTS.

Sektor-sektor potensial daerah apa saja yang akan didorong dan dikembangkan.

Tentunya, kata Herwanto, ini pun masih akan ditambah persoalan yang ada pasca tsunami selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.

Dimana kawasan pesisir kabupaten Selatan menjadi salah daerah terdampak paling parah.

“Ini akan menjadi salah satu tantangan terbesar pemerintah daerah. Akankah Lampung Selatan menjadi daerah yang diuntungkan dengan hadirnya tol, atau sebaliknya menjadi daerah yang dirugikan. Kesemua akan berpulang pada pemerintah daerah selaku pembuat policy (kebijakan),” ujar dirinya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Zulfahmi Sengaji, akademisi STIE Muhammadiyah Kalianda.

Ia mengumpakan keberadaan JTTS menghadirkan persaingan sempurna antar daerah.

Bagi daerah yang sigap dan siap, maka akan bisa mengambil keuntungan lebih dari kehadiran JTTS.

Tetapi bagi daerah yang lamban dan kurang siap, maka mereka tentu akan merasakan dampak negatif dari kehadiran JTTS.

“Ini akan menghadirkan perlombaan untuk tinggal landas. Bagi yang siap dan sigap mereka akan melesat bergerak maju. Bagi yang tidak siap dan kurang sigap, harus terima untuk tertinggal,” kata dia.

Menurut Zulfahmi dengan kemudahan akses yang dihadirkan jalan tol, maka masyarakat akan memiliki pilihan yang lebih mudah untuk singga disatu daerah sesuai dengan keinginannya.

“Tentu masyarakat akan singgah pada daerah yang menurut mereka menarik. Memiliki sesuatu yang membuat mereka ingin singgah. Daerah yang tidak memiliki sesuatu yang menarik akan ditinggalkan,” terang dirinya.

Disinilah, ujar dirinya, peran pemerintah sangat penting. Pemerintah daerah harus jeli dan peka melihat potensi-potensi daerah yang bisa menjadi magnit bagi orang untuk singgah atau menanamkan modalnya.

Pemerintah daerah harus membuat semacam blue print rencana yang kongkrit dan dijalankan dengan konsisten.

Tanpa ada upaya tersebut, tentu kabupaten Lampung Selatan bisa saja menjadi penonton dari perubahan dan kemajuan yang dihadirkan jalan tol.

Sementara itu para pelaku usaha kecil disepanjang Jalinsum dan Jalinpatim yang ada di wilayah Lampung Selatan mulai was-was dengan akan beroperasinya JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar.

Karena diyakini para pengguna jalan akan lebih memilih melalui jalan tol.

Selain waktu tempuh yang lebih cepat, kondisi jalan yang baik juga keamanan tol akan lebih terjamin bila dibandingkan dengan Jalinsum dan Jalinpatim.

“Pantura saja yang padat, begitu hadir tol Cipali juga terpukul pelaku usaha yang ada di sepanjang pantura. Apalagi kita di Jalinsum yang kondisinya kalah jauh dengan pantura,” terang Iyan, seorang pelaku usaha tambal ban di Jalinsum.

Hal yang sama juga disampaikan Andi, seorang pelaku usaha makanan di kawasan jalinsum Kalianda.

Menurut dirinya saat dibuka sewaktu pelayanan natal dan tahun baru lalu, ia sudah merasakan dampaknya.

Para pengguna jalan yang menggunakan kendaraan mobil, rata-rata menggunakan tol.

Sehingga jalinsum pun cukup lengang dan ini berpengaruh pada usahanya yang turut terdampak.

“Kemarin sewaktu natal dan tahun baru terasa sepi. Karena warga yang berlibur atau mudik dari Jawa menggunakan mobil, lewat tol,” terang dirinya.

Seperti diketahui JTTS yang dibagun sejak tahun 2015 lalu ini, memang melewati sebagian besar wilayah kabupaten Lampung Selatan. Panjang JTTS di wilayah Lampung Selatan mencapai 108 kilometer dari Bakaheni hingga Natar.

(Tribunlampung/Dedi Sutomo/Wahyu Iskandar)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved