Tribun Lampung Utara

Napi Lapas Kotabumi Meninggal Diduga karena HIV/AIDS, Ini Saran dari TB-HIV Care Aisyiyah Lampung

Napi Lapas Kotabumi Meninggal Diduga karena HIV/AIDS, Ini Saran dari TB-HIV Care Aisyiyah Lampung

Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: taryono
istimewa
Kader TB-HIV Care Aisyiyah Lampung bersama Dinas Kesehatan seusai melakukan sosialisasi TBC di Lapas Rajabasa, Bandar Lampung, Minggu, 10 Maret 2019 lalu. 

Kemudian, orang yang tinggal bersama dan punya interaksi intens dengan pasien TBC, misalnya tetangga atau teman kerja, harus dilakukan screening guna memastikan status TBC-nya.

Penularan HIV, terus dia, umumnya terjadi melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik atau alat tusuk tubuh bergantian sehingga terjadi perpindahan cairan tubuh, transfusi darah, atau dari ibu penderita HIV ke anak yang dikandung.

Orang yang dengan risiko tersebut harus memeriksakan dirinya untuk mendapatkan status HIV, apakah positif atau negatif.

"Pengendalian TBC dan HIV harus dilalukan beriringan karena angka mortalitas (kematian) ODHA paling tinggi disebabkan karena menderita TBc juga," kata dia.

Diduga Idap HIV/AIDS, Napi Rutan Kotabumi Meninggal Dunia

Seharusnya, pelayanan kesehatan orang terduga TBC dan HIV merupakan bagian dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan.

Guna penanggulangan penyakit menular di Lampung, diperlukan rencana aksi dari masing-masih kabupaten/kota sehingga bisa segera mengeliminasi penyakit menular yang lazim, seperti TBC, HIV, dan malaria.

Di luar itu, terus Sudiyanto, setiap orang berhak mendapatkan akses layanan kesehatan dan dipastikan mendapatkan pengobatan dan obat yang dibutuhkan dalam pengendalian TBC dan HIV.

"Juga diperlukan kerja sama pemerintah, organisasi masyarakat, dan swasta untuk dapat menjangkau konsentrasi penduduk di kawasan khusus seperti mes perusahaan, kawasan berikat, lapas, panti, dan boarding school (asrama, ponpes) untuk dilakukan screening guna memutus rantai penularan TBC dan HIV.

Penjelasan Kalapas Kotabumi

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kotabumi Tetra Destori buka suara soal meninggalnya seorang narapidana. 

Warga binaan berinisial RA itu diduga mengembuskan napas terakhir karena mengidap HIV/AIDS.

Benarkah demikian?

Tetra menjelaskan, RA meninggal dunia di RSUD Ryacudu, Kotabumi, Jumat, 15 Maret 2019 pagi.

"Warga binaan pemasyarakatan tersebut dirujuk ke rumah sakit pada tanggal 15 Maret 2019 pukul 04.45 WIB," kata Tetra, Rabu, 20 Maret 2019. 

Kondisi RA, terus dia, mulai kritis sejak pukul 05.30 WIB.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved