Jadi Saksi Kunci Kasus Raibnya Uang BOS Rp 111 Juta, Sosok Driver Ojol Ini Dicari-cari Polisi
Jadi Saksi Kunci Kasus Raibnya Uang BOS Rp 111 Juta, Sosok Driver Ojol Ini Dicari-cari Polisi
Jadi Saksi Kunci Kasus Raibnya Uang BOS Rp 111 Juta, Sosok Driver Ojol Ini Dicari-cari Polisi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang tukang ojek online (ojol) dicari-cari polisi. Polisi bahkan sampai menyebar informasi pencarian ke sejumlah grup paguyuban ojol.
Sosok misterius driver ojol ini dicari-cari polisi karena menjadi saksi kunci kasus pencurian uang Rp 111 juta.
Peristiwa pencurian bermula ketika seorang kepala sekolah bernama Rita Yulia Ramdani baru saja mengambil uang dana BOS yang dicairkan.
Kepala Sekolah SDN Harapan Baru III, Bekasi Utara itu mendadak kehilangan uang dana BOS yang baru saja dicairkan.
Kejadian bermula, ketika Rita pergi dari sekolah SDN Harapan Baru III, tempat ia mengajar menuju Bank BJB untuk mencairkan dana bantuan BOS.
Rita tidak sendiri, di Bank BJB, bendahara sekolah dan petugas keamanan sekolah sudah lebih dahulu berada di bank untuk memasukkan dokumen pengajuan pencarian dana BOS.
"Saya dari sekolah pukul 08.30, kalau bendahara sama keamanan sekolah sudah berangkat duluan. Jadi saat saya sampai kesana, sudah tinggal giliran tanda tangan dan ambil uang itu," kata Rita.
Rita menjelaskan biasanya dirinya datang ke bank hanya untuk sekadar mentandangani berkas pencarian dan BOS. Uang dana BOS biasanya langsung dibawa oleh bendahara sekolah.
Namun, ketika itu, bendahara sekolah mendapat kabar ada sudaranya yang meninggal dan akan segera dikubur pada pukul 10.00 WIB.
Kemudian uang dana BOS itu akhirnya diserahkannya kepada Rita.
"Bendahara saudaranya ada yang meninggal, jadi dia bilang biar saya yang bawa uangnya."
"Masa mau nyelawat nguburin bawa-bawa uang gede."
"Dia bilang, ibu saja yang pegang, ibu kan bawa mobil."
"Akhirnya, saya yang bawa uang itu, sebelum-sebelumnya kalau cairkan uang BOS langsung bendahara saya yang pegang," tutur Rita.
Uang dana BOS yang diambil sebenarnya Rp 121 juta.
Tetapi Rp 10 juta sudah diberikan ke bendahara untuk bayar uang percetakan, yang tak jauh dari lokasi bank BJB itu.
"Uang dana BOS yang dicairkan Rp 121 juta, bendaraha minta Rp 10 juta untuk bayar percetakan. Jadi yang saya bawa di mobil Rp 111 juta," kata Rita.
Tak ada pikiran atau bayangan uang ratusan juta itu bakal raib digondol maling.
Ia kemudian bergegas pergi dari bank untuk mengikuti kegiatan rapat di PGRI daerah Perwira, Bekasi Utara.
"Saya sempat rapat dulu, uang juga dibawa rapat."
"Kejadian hilangnya saat pulang dari rapat ingin ke sekolah di jalan itu."
"Saya engga nyangka dan syok bisa kejadian begitu," katanya.
Sosok pengemudi ojek online (ojol) menjadi saksi kunci kasus pencurian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SDN Harapan Baru III Bekasi Utara sebesar Rp 111 juta usai dicairkan di bank.
Namun, hingga kini, pengemudi ojol itu tidak kunjung diketahui siapa.
Untuk itu, polisi terus berusaha mencarinya dengan cara menyebar pesan ke paguyuban ojol Bekasi Utara.
"Ojol ini melihat langsung saat tas berisi uang itu dibawa."
"Dia yang kasih tahu ke guru itu kalau tasnya dibawa."
"Tapi ibu itu tidak tahu siapa ojol itu engga ingat juga orangnya."
"Makanya, kita sebar ke grup paguyuban ojol," kata Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara, Iptu Baharudin, saat dikonfirmasi, Jumat (29/3/2019).
Ia mengatakan, keterangan ojol itu sangat dibutuhkan dikarenakan ia merupakan saksi kunci saat kejadian pencurian.
"Saksi pada saat kejadian sangat minim, ya itu satu satu saksi yang lihat benar-benar ojol itu. Kita sampai sekarang belum ketemu saksi itu.
Semoga kita sebar ke paguyuban ojol itu bisa bantu cari kalau ada kenal atau tahu agar dapat membantu penyelidikan kasus pencurian ini," ucapnya.
Hingga saat ini, ada dua saksi yang telah diperiksa yakni satu orang rekan korban dan satu orang tukang tambal ban.
Polisi dalam waktu dekat juga akan memeriksa saksi korban untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Kita akan periksa kembali korban, juga sejumlah teman korban saat rapat di PGRI dan juga bendahara sekolah yang ikut di bank saat pencairan," ujarnya.