Tribun Bandar Lampung

Lembaga Quick Count Rakata Institute Rilis Hasil Survey Pilpres dan Pileg 2019. Ini Hasil Lengkapnya

Lembaga survei Lampung Rakata Institute memprediksi perempuan yang akan terpilih di parlemen masih jauh dari angka 30 persen.

Editor: Teguh Prasetyo
TribunLampung/Beni Yulianto
Rilis survei rakata ini berlangsung di Hotel Horison Bandar Lampung, Jumat (12/4). 

Laporan Reporter Tribun Lampung, Beni Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -  Meski UU Pemilu memberikan syarat minimal 30 persen calon anggota legislatif (caleg) perempuan, namun Lembaga survei Lampung Rakata Institute memprediksi perempuan yang akan terpilih di parlemen masih jauh dari angka 30 persen.

Dari kuota 10 kursi DPR Ri asal Lampung di Dapil 1 dan 10 kursi di Dapil II, Rakata memprediksi hanya tiga perempuan yang berpeluang lolos. Sementara di calon DPD satu perempuan.

Sehingga total hanya empat perwakilan perempuan dari Lampung.

Rinciannya 1 caleg perempuan di dapil 1 dan 2 caleg perempuan di Dapil II.

Untuk komposisi kursi, Rakata merilis, hanya PDI Perjuangan yang berpeluang mendapatkan dua kursi.

Komposisinya yakni, kursi 1 PDI-P, kursi 2 PAN, kursi 3 Demokrat, kursi 4 Gerindra, kursi 5 Golkar, kursi 6 PPP, kursi 7 PDI-P, kursi 8 PKB, kursi 9 NasDem, kursi 10 PKS.

Sementara di Dapil II, Rakata memprediksi ada tiga partai yang memperoleh masing-masing dua kursi, yakni Golkar, PDI-P dan Demokrat.

Adapun rinciannya merujuk hasil survei Rakata yakni, kursi 1 Golkar, kursi 2 PDIP, kursi 3 Demokrat, kursi 4 NasDem, kursi 5 PKB, kursi 6 Gerindra, kursi 7 Golkar, kursi 8 PDIP, kursi 9 Demokrat, dan kursi 10 PKS.

VIDEO Link Live Streaming Debat Kelima Pilpres 2019 Sabtu 13 April 2019, Mulai Jam 18.00 WIB

Sementara potensi perempuan terpilih di dua dapil ini hanya 3 orang. Direktur eksekutif Rakata Institute, Eko Kuswanto menjelaskan 10 caleg yang berpeluang terpilih ini setelah dilakukan survei dan perhitungan kursi terpilih metode saint league.

“Bahwa peluang estimasi parpol di DPR RI itu 10 di Lampung I dan 10 di Lampung II. Banyak dipasang caleg perempuan hanya pelengkap. Kalau dicari 30 persen caleh yang baik, tangguh mungkin hasilnya akan lebih maksimal. Di DPR RI hanya tiga nama, dari 30 persen minimal perempuan yang maju di setiap partai,” kata Eko.

Sementara kata Eko, calon DPD dari lima kandidat perempuan dengan total peserta DPD asal Lampung 25 orang, hanya satu perempuan yang berpeluang lolos.

“Hanya lima nama perempuan di calon DPD, 20 persen kandidat perempuan yakni lima orang, yang berpeluang 1 orang,” ujarnya.

Rilis survei rakata ini berlangsung di Hotel Horison Bandar Lampung, Jumat (12/4/2019).

Dalam acara ini hadir juga akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Tin Amalia Fitri dan cawagub terpilih, yang kini Bupati Lampung Timur Chusnunia (Nunik) sebagai narasumber sesi dialog.

Menurut Fitri, minimnya caleg perempuan yang terpilih tidak lepas dari kaderisasi partai.

“Minimnya perempuan yang berpeluang masuk ke Senayan karena sedikit sekali peluang bagi perempuan. Tidak terlepas dari kaderisasi partai politik yang belum memberikan peluang yang besar bagi perempuan,” katanya.

Chusnunia (Nunik) menceritakan pengalamannya sebagai politisi perempuan di Lampung selama sekitar 15 tahun. Menurut Bupati Lampung perempuan pertama ini, ada kendala yang dialami perempuan saat terjun ke dunia politik.

“Saya akan menceritakan dari pengalaman selama 15 tahun di dunia politik. Tantangan politisi perempuan ada beban ganda jadi faktor paling berat. Dari sudut pandang saya secara subjektif. Mulai dari waktu, bagi perempuan yang sudah berkeluarga pasti ada beban ganda. Tanggungjawab penuh di rumah tangga, berkarir kalau dimanage dengan baik jadi kelebihan,” ujarnya.

VIDEO Live Streaming Debat Kelima Pilpres 2019 Sabtu 13 April 2019, Mulai Jam 18.00 WIB

Masih dari faktor internal, menurut dia ada hubungan yang kurang politisi perempuan dengan konstituen.

“Dua pihak (Politisi perempuan dan konstituen) sama-sama tidak PD (percaya diri) . Politisi tidak PD memastikan dia layak dipilih. Masyarakat pemilih juga gitu. Di lampung politisi perempuan sebenarnya tidak di reject (tolak) banget. Tapi ada pemilih perempuan sendiri belum yakin dengan politisi perempuan, apalagi pemilik laki-laki (memilih perempuan) masih kurang PD,” jelasnya.

Selain itu, menurutnya jika dunia politik masih dikenal sebagai dunianya lelaki.

“Politisi laki-laki dengan laki-laki biasanya saling support tapi kalau perempuan beda, kadang malah saling jealose (cemburu),” ujarnya.

Terkait hasil survei Rakata minimnya perempuan terpilih, Nunik menilai ada faktor eksternal juga yang mendeskreditkan perempuan. Untuk caleg DPR RI menurut dia, faktor nomor urut sangat penting.

“Bicara DPR RI, berbeda dengan DPRD Provinsi, dan kabupaten. Nomor urut untuk caleg kabupaten/kota tidak terlalu signifikan berpengaruh. Tapi DPR RI, cukup menentukan. Dengan luas 7 atau 8 kabupatem door to door tidak memungkinkan. Jadi kerjasama dengan caleg di bawahnya provinsi dan kabupaten/kotayang harus dilakukan,” paparnya.

Selain itu, menurut dia caleg petahana kebanyakan adalah laki-laki. Sehingga perempuan harus berjuang keras untuk terpilih.

“Tambah berat klo bukan di nomor urut startegis. Nomor urut untuk DPR RI masih jadi pertimbangan pemilih. Kemudian incumbent sekarang banyak laki-lakinya. Mereka sudah Investasi sekian tahun,” tandasnya.

Nunik mengatakan ke depan sebagai politisi perempuan akan mengkader perempuan Lampung di dunia politik.

“Perempuan mari bersatu menjadi jembatan aspirasi bagi perempuan sendiri. Ke depan prioritas saya sebagai politisi di Lampung bukan hanya di partai, bagaimana kaderisasi politisi perempuan lebih maksimal lagi,” pungkasnya.

VIDEO Live Streaming Debat Kelima Pilpres 2019 Sabtu 13 April 2019, Mulai Pukul 18.00 WIB

Hasil Survei Rakata

Rakata Instute menggelar survei periode tanggal 1 - 6 April 2019. Survei dilakukan untuk melihat potensi perolehan suara Pilpres, dan Pileg di Lampung.

Direktur Rakata Institute Eko Kuswanto Populasi survei ini adalah seluruh WNI di Provinsi Lampung yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara acak terstrata (stratified random sampling). Survei Pilpres dan Pemilihan Anggota DPD RI dilakukan pada 15 kabupaten/kota menggunakan 2.000 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan toleransi kesalahan (margin of error) ±2,19 persen.

Sementara survei Pemilihan Anggota DPR RI Dapil Lampung I dilakukan pada 8 kabupaten/kota (Bandar Lampung, Lampung Selatan, Metro, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesisir Barat) menggunakan 1.000 responden dengan tingkat kepercayaan 95

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved