Pemilu 2019
Pejuang Pemilu di Lampung, Keseleo, Opname, sampai Meninggal Dunia di TPS
Pejuang Pemilu di Lampung, Keseleo, Opname, Sampai Meninggal Dunia di TPS
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemilu serentak antara Pileg dan Pilpres memang cukup melelahkan.
Jika pemilih banyaky yang bingung karena surat suara ada lima lembar, dan ukuran kertas cukup besar, itu belum seberapa bagi penyelenggara pemilu.
Pejuang demokrasi bahkan ada yang meninggal, kecelakaan, hingga harus di opname di rumah sakit karena lelelahan.
Proses pungut dan hitung pada Pemilu 17 April 2019 lalu, memakan waktu yang cukup panjang.
Setelah menyiapkan TPS sejak subuh, penyelenggara pemilu khususnya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), harus bekerja sampai dini hari menjelang subuh kembali.
Proses pemungutan suara berakhir pukul 13.00 WIB, setelah istirahat makan siang, KPPS harus menyiapkan TPS untuk proses perhitungan, dimulai dari surat suara Pilpres, DPD, DPR Ri, DPRD provinsi, dan DPRD Kabupaten.
Dalam satu TPS, surat mata pilih maksimal 300 orang. Jika dikali lima surat suara, maka KPPS harus menghitung 1500 surat suara dengan teliti.
Tak heran jika proses perhitungan suara banyak yang berakhir dini hari.
“Saya kapok jadi KPPS Pemilu serentak,” kata AG salah seorang KPPS yang enggan disebutkan namanya.
Menurut dia, kondisi di TPS yang paling melelahkan saat perhitungan suara.
“Dihitung satu per satu, tidak boleh buru-buru, saksi dan pengawas TPS memantau, kondisi di TPS tengah malam semua sudah kelelahan. Tidak jelas lagi sudah berapa gelas kopi habis,” kata dia.
Ketua KPU Lampung, Nanang Trenggono mengatakan KPU RI memang memerintahkan untuk mendata penyelenggara yang kelelahan, meninggal dan sakit.
“KPU RI menginstruksikan kepada KPU Provinsi untuk melaporkan situasi/kondisi penyelenggara pemilu ( PPK, PPS dan KPPS) dalam proses rekapitulasi pemungutan suara, atas dasar tersebut diatas kami dalam proses pendataan,” kata Nanang Sabtu (20/4).
Adapun kondisi penyelenggara adhoc yang harus didata mulai dari Kondisi fisik, sakit, kecelakaan hingga meninggal dunia.
Sementara ini kata Nanang ada penyelenggara yang meninggal dunia, kelelahan sampai harus diopname, hingga keseleo. (Tribunlampung.co.id/Beni Yulianto)
Kondisi penyelenggara adhoc KPU:
Kabupaten Pringsewu :
1. Nama : Nisfi Laili
PPS : Fajar Mulia kec. Pagelaran Utara di opname di Puskesmas karena sakit kelelahan.
2. Anggota PPK Pringsewu :
Nama : Niken
Jatuh keseleo, tempurung lutut bergeser, jari retak
3. KPPS : 19 Pekon Wonodadi
Nama : Syamsul Rifa'i
Kondisi : opname di rumah sakit
KPU Kabupaten Way kanan:
PPK Way tuba
Nama : Joko Supriyadi
Kondisi : korban pembegalan (R2 Yamaha Vixion) saat bimtek Tungsura tgl 3/4.
Kondisi saat ini : Sakit karena kelelahan (19/4) sudah dirawat.
Nama : Paidi - PAM TPS 3 Negara Harja
Kec. Pakuan Ratu
Kondisi : Meninggal dunia tgl (17/4) karena kelelahan.
Nama : Nurwani
Anggota KPPS, TPS 4 Kampung Pakuan Ratu,
Kec. Pakuan Ratu
Kondisi : Kecelakaan saat hendak pleno PPK, mengalami Patah Kaki, luka robek di kening 5 jahitan, tgl (20/4)
Kabupaten Pesawaran
Nama : Ikhwanudin Yuda Putra
KPPS 7 Ds. Bagelen Kec. Gedong Tataan
Kondisi: Meninggal Dunia
Kota Bandar Lampung :
1. Ketua KPPS 27, kel Sepang Jaya, Labuhan Ratu
Nama : Ir Bambang Wijayanto MP
Wafat saat selesai melakukan pungut dan hitung suara di di TPS dan akan membagikan honor KPPS
(sumber: KPU Lampung)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/promo-pemilu-2019-nikmati-harga-promo-minyak-goreng-donat-sampai-diskon-75-persen-beli-sepatu.jpg)