Teroris Ledakkan Diri di Bekasi Sasar Kericuhan Pemilu, Waspadai Serangan Frontal JAD Lampung
Teroris Ledakkan Diri di Bekasi Sasar Kericuhan Pemilu, Waspadai Serangan Frontal JAD Lampung
Teroris Ledakkan Diri di Bekasi Sasar Kericuhan Pemilu, Waspadai Serangan Frontal JAD Lampung
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Densus 88 Antiteror Polri mengamankan tiga terduga teroris di Kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
Penggerebekan tersebut terjadi Sabtu (4/5/2019) kemarin.
Berikut fakta-fakta dan kronologi yang dirangkum Tribunlampung.co.id.
1. Akan melakukan penyerangan pada perugas polisi saat amankan pemilu
Para terduga teroris tersebut berencana melakukan aksi penyerangan kepada polisi saat pemilu berlangsung.
Hal itu dibenarkan Karopenmas Div Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo yang dikutip dari Kompas.com.
"Mereka akan melakukan amaliah dengan sasaran anggota Polri saat Pemilu. Saat ini kasus tersebut dalam pengembangan oleh tim gabungan," ujar Dedi.
2. Tiga orang diamankan di lokasi yang berbeda
Polisi menangkap SL (34) pukul 04:34 WIB di Jalan Pondok Ungu Permai Sektor V, Bahagia, Babelan, Bekasi.
"Pelaku SL ini merupakan DPO JAD Lampung," kata Dedi.
Pelaku kedua yang ditangkap berinisial AN (20) pukul 08.49 WIB di Jalan Keramat Kedongdong, Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi.
Sedangkan pelaku ke tiga berinisial MC (28) diamankan di Jalan Waringin, Gang13 Kelurahan Mintaragen, Tegal Timur, Kota Tegal.
"Dua tersangka ini bertugas menyembunyikan DPO," jelas Dedi.
3. Terduga Teroris Kelompok Jaringan JAD Lampung
Ketiganya merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung.
"Kelompok tersebut akan melakukan amaliah dengan sasaran anggota Polri saat pemilu. Saat ini kasus tersebut dalam pengembangan oleh tim gabungan," ujar Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo.
Tiga orang tersebut, lanjut Dedi, yaitu berinisal SL (34), AN (20), dan MC (28).
SL dan AN ditangkap di Bekasi, sedangkan MC di Tegal, Jawa Tengah.
4. Satu orang meledakkan diri
Satu terduga teroris DPO meninggal dunia.
Ia meledakkan diri saat hendak ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri, di Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (5/5/2019).
"Iya, dua orang. Satu ditangkap (hidup) dan satu meledakkan diri," kata Kapolres Kota Bekasi, Kombes Indarto, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
Penangkapan terduga teroris di Kota Bekasi itu merupakan pengembangan pengungkapan kasus terorisme di kawasan Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (4/5/2019) kemarin.
"Sebelum ditangkap dia meledakkan diri, jadi meninggal dunia," ujar Indarto.
Sebelumnya diberitakan, jajaran Polri mengamankan tiga terduga teroris di Kawasan Babelan, Bekasi, Jawa Barat.
Ketiga teroris tersebut berencana melakukan aksi penyerangan kepada polisi saat Pemilu berlangsung.
Hal itu dibenarkan Karopenmas Div Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat dihubungi Kompas.com.
"Mereka akan melakukan amaliah dengan sasaran anggota Polri saat Pemilu. Saat ini, kasus tersebut dalam pengembangan oleh tim gabungan," ujar Dedi.
Waspadai serangan frontal
Pengamat Terorisme Al Chaidar mengatakan bahwa anggota jaringan JAD Lampung tergolong jaringan yang kuat dalam struktur teroris Indonesia Barat.
"Kelompok Anshar Daulah di Lampung ini tidak berkaitan dengan kelompok MIT atau Majahidin Indonesia Timur di Poso," kata Al Chaidar kepada Warta Kota, Minggu (5/5/2019).
Menurutnya kelompok JAD Lampung sedang menghabiskan sisa-sisa sumber daya karena kalahnya ISIS di benteng Bhageus di Suriah.
"Mereka memang sedang menunggu momentum pecahnya kerusuhan di musim pemilu sekarang dan berencana akan menyerang polisi dan merampas senjatanya," kata Al Chaidar.
Sejauh ini katanya belum ada indikasi mereka akan menyerang lokasi-lokasi lain selain kerumunan protes hasil pemilu.
"Namun tetap harus juga diwaspadai tempat-tempat ibadah non-muslim seperti gereja dan vihara," kata Al Chaidar.
Al Chaidar menjelaskan karena kelompok JAD Lampung ini sedang menghabiskan sisa-sisa sumber daya, artinya mereka memang berencana akan menyerang secara frontal.
"Ya, semacam perang total atau serangan total dari kelompok JAD Lampung," kata Al Chaidar.
Karenanya kata dia jaringan kelompok JAD Lampung yang buron dan diperkirakan masih ada sekitar 8 orang lagi, adalah sangat berbahaya.
"Sekitar 8 orang terduga kelompok ini yang masih buron sangat berbahaya dan diperkirakan punya bahan peledak," kata Al Chaidar.
(*)