Tak Pernah Menang Pilpres, Wiranto Curhat Soal Kekalahan dan Kesenangan

Menteri Koordinator Bidang politik hukum dan Keamanan Wiranto menceritakan isi hatinya terkait pilihan presiden (Pilpres).

Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO
Ilustrasi - Wiranto. Tak Pernah Menang Pilpres, Wiranto Curhat Soal Kekalahan dan Kesenangan. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang politik hukum dan Keamanan Wiranto menceritakan isi hatinya terkait pilihan presiden (pilpres).

Sebelumnya, Wiranto mengungkapkan harapannya untuk pengumuman Pilpres 2019 pada 22 Mei 2019.

Ia berharap agar semua pihak dapat menerima segala keputusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait Pilpres 2019, sehingga tidak ada risiko gangguan keamanan.

Menurutnya, siapapun yang kalah dalam Pilpres 2019 berarti belum berhasil.

"Yang kalah itu kan bisa disebut dengan belum berhasil," kata Wiranto, saat buka puasa bersama pemimpin redaksi media massa di Jakarta, Jumat (17/5/2019), dikutip TribunPalu.com dari Kompas.com.

Wiranto juga menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah menang saat mengikuti pilpres.

Namun, dirinya tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, dan masih tetap happy.

"Saya pun nggak pernah berhasil juga kan. Saya bolak balik kalah, happy-happy saja," kata Wiranto.

Tolak Hasil Pemilu, Wiranto: Kalau Hasut Rakyat Ya Jadi Masalah

Wiranto pernah mengikuti Pilpres pada tahun 2004 dan 2009.

Namun, ia tidak pernah menang.

Sebelumnya, dalam acara bertajuk 'Mengungkap Fakta-fakta Kecurangan Pilpres 2019' yang digelar oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, Prabowo sempat mengatakan bahwa dirinya akan menolak hasil perhitungan Pemilu 2019.

Menurutnya, hasil perhitungan tersebut dipenuhi dengan kecurangan.

"Kami mengimbau insan-insan di KPU, kau anak-anak Indonesia yang ada di KPU, sekarang nasib masa depan bangsa Indonesia ada di pundakmu, kau yang harus memutuskan, kau yang harus memilih menegakkan kebenaran dan keadilan demi keselamatan bangsa dan rakyat Indonesia."

"Atau meneruskan kebohongan ketidakadilan, berarti kau mengizinkan penjajahan terhadap rakyat Indonesia."

"Kami masih menaruh harapan kepadamu, tapi yang jelas sikap saya adalah saya akan menolak hasil perhitungan pemilihan, hasil perhitungan yang curang," ujar Prabowo.

Seperti diketahui, pengumuman capres dan cawapres terpilih akan diumumkan pada 22 Mei 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Meskipun sempat ada penundaan rekapitulasi suara hasil Pilpres 2019 selama sehari, KPU optimistis dapat menyelasaikan proses rekapitulasi nasional dengan tepat waktu.

"Tetap optimis, kita akan menyelesaikan proses rekap ini sampai tanggal 22," kata Komisioner KPU RI, Ilham Saputra, dikutip TribuPalu.com dari Wartakotalive.com.

Demi Diskualifikasi Jokowi-Amin, Pendukung Prabowo-Sandi Siap Demo Tiga Hari

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Siti Hediati Hariyadi atau yang karib disapa Titiek Soeharto mengatakan, pihaknya akan menggelar demonstrasi damai pada tanggal 20, 21, dan 22 Mei 2019.

Aksi unjuk rasa tersebut untuk memprotes penyelenggaraan Pemilu 2019 yang dinilai penuh kecurangan.

"Tentu kita akan kelihatannya demo damai tanpa kekerasan, mungkin kita duduk aja, selama ini kita kaya dicuekin aja nih kita sudah teriak-teriak pemilu curang DPT ganda, DPT bermasalah, yang meninggal (KPPS) begitu banyak, kita sudah menyuarakan itu tapi kok kayanya dicuekin aja," kata Titiek Soeharto seusai menghadiri deklarasi Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat, di Jalan Proklamasi, Jakarta, Jumat (17/5/2019).

"Nah, ini bentuk dari protes kita, kita nanti akan melakukan demo damai," ujar Titiek Soeharto.

Menurut Titiek, aksi unjuk rasa nanti akan melibatkan banyak massa.

Hanya saja, putri presiden Soeharto tersebut tidak menyebutkan estimasi massa yang akan hadir.

Adapun, tempat unjuk rasa akan tersebar di sejumlah titik.

Satu di antaranya Bundaran Hotel Indonesia.

"Tidak seperti 212 (jumlahnya), tapi cukup banyaklah kalau pemerintah mengerahkan aparat 160 ribu TNI, seratus sekian ribu polisi, Insha Allah massa kita lebih dari itu," katanya.

Politikus Partai Berkarya itu memastikan bahwa aksi akan dilakukan dengan damai.

Terkecuali bila aparat keamanan bertindak represif.

"Insyaallah damai, ya kita pasti damai kecuali kalau disana kita ditimpuki gas, ditembaki gas air mata, kita rakyat yang ingin memperjuangkan tapi kita ditembak-tembaki tapi dizalimi, nah itu tentunya rakyat yang akan bicara sendiri," katanya.

Adapun tuntutan yang ingin disampaikan dalam aksi unjuk rasa yang rencananya digelar tiga hari berturut-turut itu yakni meminta penyelenggara Pemilu mendiskualifikasi pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Karena menurutnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf telah curang dalam mengikuti Pemilu Presiden 2019.

Tuntutan diskualifikasi juga dipilih, karena pemungutan suara ulang akan memakan biaya yang sangat tinggi.

"Harapannya didiskualifikasi, mana yang curang? Petahana yang curang ini harus didiskualifikasi. Jadi kalau kita ulang lagi ini mahal sekali makan waktu, biaya mahal sekarang saja sudah Rp 25 triliun, hasilnya kaya gini," kata Titiek.

Amien Rais : Di Muka Bumi Ini Orang Ngomong Ditangkap Itu Enggak Ada, Wiranto, Hati-Hati Anda !

"Apakah kalau kita ulang dengan another 25 triliun hasilnya akan lebih baik? Siapa tahu mengulang yang ini lagi. Tapi kalau memang sudah curang dan di UU nya sudah ada, ya harus di dis (dikusalifikasi), ya di-dis gitu," kata Titiek.

Artikel ini sudah tayang di TribunPalu.com dengan judul Ceritakan Pengalaman Pilpres, Wiranto: Saya Bolak-Balik Kalah Happy-Happy Aja

YUK SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE Tribun Lampung News Video di bawah ini.

FOLLOW INSTAGRAM Tribunlampung.co.id di bawah ini.

FOLLOW TWITTER Tribunlampung.co.id di bawah ini.

FOLLOW FANS PAGE FACEBOOK Tribunlampung.co.id di bawah ini.

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved