Warung Mi Instan hingga Lapak Rokok Dijarah Perusuh 22 Mei, Tabungan Ludes Terpaksa Pulang Kampung
Warung Mi Instan hingga Lapak Rokok Dijarah Perusuh 22 Mei, Tabungan Ludes Terpaksa Pulang Kampung
Penulis: heri | Editor: Heribertus Sulis
Warung Mi Instan hingga Lapak Rokok Dijarah Perusuh 22 Mei, Tabungan Ludes Terpaksa Pulang Kampung
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sebuah warung penjual rokok dan minuman ringan di Jalan KH Wahid Hasyim tepatnya di pelataran Restoran Garuda dijarah massa pada kerusuhan yang terjadi pada Rabu (22/5/2019) malam.
Rajab, pemilik warung itu, menyebut barang dagangannya sudah tidak ada yang tersisa. Uang yang disimpannya pun ikut hilang dibawa kabur.
"Rokok, minuman, mi, kopi, semua diambil. Ada uang tabungan juga kira-kira Rp 8 juta yang diambil, disisasin Rp 100 perak pun enggak," kata Rajab kepada Kompas.com, Kamis (23/5/2019).
Rajab menuturkan, penjarahan ke warungnya merupakan imbas dari pembakaran Pos Polisi Sabang yang berada di samping warung.
Warung yang sudah tertutup rapat dibuka paksa oleh massa untuk mengambil barang dagangan yang ada di dalamnya.
"Situasinya massa lah ya, dia enggak langsung menjarah, awalnya membakar Pospol itu dulu baru dia ke sini. Ada beberapa yang dirusak," kata Rajab.
Rajab pun menunjukkan kaca etalase dan lemari pendingin yang sudah pecah.
Dua orang karyawannya tampak memunguti sisa-sisa pecahan kaca yang bertebaran di lantai.
Ia mengatakan, warungnya terpaksa tutup sementara akibat kerusakan yang dialaminya.
Namun, Rajab masih berusaha ikhlas dengan kejadian Rabu malam itu.
"Berusaha cari modal dulu, libur dulu. Mungkin bukan rezeki kami ini, sudah ikhlas lah," ujar Rajab.
• Perawat Mendadak Dapat Warisan 1 Triliun dari Orang Tak Dikenal, Setelah Diselidiki Ternyata . . .
• Saya sama Calon Istri, Cuma Bincang-bincang, Pengakuan Duda Terciduk di Kamar Bareng Janda
Pemilik warung mi pulang kampung
Warung mi instan yang berdempetan dengan Pos Polisi (pospol) Sabang di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, itu sudah tak terbentuk pada Kamis (23/5/2019) pagi.
Bau hangus menyeruak ketika Kompas.com mendekati puing-puing yang sudah hancur.
Hanya ada sebuah panci yang tergantung di tembok dan tumpukan mangkok yang memberi petunjuk bahwa tempat itu merupakan bekas warung.
Suhama dan Ismail merupakan dua orang yang sehari-hari bekerja di warung tersebut.
Suhama mengatakan, warung itu ludes imbas terbakarnya pospol Sabang pada kericuhan Rabu malam kemarin.
"Awalnya enggak dibakar, cuma kacanya dipecah-pecahin. Kata massa, jangan dibakar, kasihan ini warung mi, jangan dibakar. Tapi amukan massa yang lain malah menyerang," kata Suhama kepada Kompas.com.
Suhama bercerita, warung yang sudah berdiri sejak lama itu terbakar akibat rembetan api yang membakar Pospol Sabang.
Tampak Massa Mengeluarkan Sejumlah Barang Dari Dalam Pos Polisi Sabang di Jalan Kiayi Haji Wahid Hasyim dan Membakarnya, Kamis (23/5/2019) dini hari.
Menurut Suhama, peristiwa itu terjadi pada Rabu malam ketika massa sedang ganas karena terus dipukul mundur oleh aparat keamanan ke arah Gondangdia.
"Orangnya banyak banget, enggak kehitung lah. Saya lagi di sini tapi enggak bisa ke mana-mana, saya di sini saja enggak bisa menghadang massa juga," ujar Suhama.
Suhama hanya bisa terdiam melihat api melalap ruangan kecil tempatnya mencari nafkah.
Suhama dan Ismail kini mengaku kebingungan untuk melanjutkan usahanya.
Sebab, seluruh peralatan dan perlengkapan kini sudah tak bisa dipakai.
Pulang kampung ke Sumedang, Jawa Barat menjadi jalan yang dipilih Suhama untuk menata ulang usaha mereka.
"Kami pulang kampung dulu saja lah sambil menunggu ini (Pospol Sabang) kembali dibangun. Ini langsung pulang hari ini," ucap Suhama.
Suhama berharap kericuhan semalam tidak terjadi lagi di hidupnya. Ia mengaku, kejadian semalam merupakan pengalaman pertama yang buruk karena selama ini warungnya selalu aman dari kericuhan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warung Mi Instan Dibakar Perusuh 22 Mei, Suhama Pulang Kampung..." dan "Cerita Rajab Kehabisan Modal karena Warung Dijarah dan Tabungan Rp 8 Juta Diambil Perusuh 22 Mei"