Sejarah Masjid Istiqlal, Hasil Perjuangan Bung Karno yang Dibangun dengan Sandi Ketuhanan
Sejarah Masjid Istiqlal, Hasil Perjuangan Bung Karno yang Dibangun dengan Sandi Ketuhanan.
Sejarah Masjid Istiqlal, Hasil Perjuangan Bung Karno yang Dibangun dengan Sandi Ketuhanan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mungkin ada yang belum tahu bahwa Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara.
Dengan luas 36.980 meter persegi atau hampir 4 hektare, Masjid Istiqlal mampu menampung sekitar 61 ribu jamaah.
Jamaah itu tersebar di ruang salat utama seluas satu hektare serta balkon empat tingkat dan sayap di sebelah timur, selatan, dan utara.
Ide awal pembangunan ini adalah menciptakan sebuah masjid agung di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Terlebih tradisi membangun tempat ibadah dalam skala raksasa sudah dirintis sejak zaman dulu melalui Candi Borobudur dan Prambanan.
Sempat terjadi polemik mengenai lokasi masjid ini.
Bung Hatta yang kala itu wakil presiden mengusulkan tempat yang sekarang menjadi Hotel Indonesia.

Sementara Bung Karno mengusulkan di Taman Wilhelmina yang di dalamnya terdapat reruntuhan benteng Belanda dan dikelilingi bangunan-bangunan pemerintah dan pusat perdagangan.
• Masjid Istiqlal Akan Dihias Taman Air dan Area Wisata Kuliner
Alasan lain dekat dengan Istana Merdeka. Posisi seperti ini mirip dengan simbol kekuasaan kraton di daerah Indonesia bahwa masjid selalu berdekatan dengan kraton atau dekat dengan alun-alun.
Dalam hal ini, Taman Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun Ibukota Jakarta.
Faktor lain, Bung Karno menghendaki masjid negara itu berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta untuk melambangkan semangat persaudaraan dan toleransi agama.
Setelah dilakukan musyawarah, lokasi akhirnya diputuskan di Taman Wilhelmina.
Lalu diadakan lomba rancang bangun masjid, mulai tanggal 22 Februari 1955 sampai 30 Mei 1955. Dari 27 peserta yang mengikuti lomba, 22 peserta memenuhi persyaratan lomba.
Setelah melalui penjurian, akhirnya dipilih lima pemenang. Sebagai pemenang pertama adalah Frederich Silaban dengan rancangan bersandi Ketuhanan.