Tribun Tulangbawang

Petambak Dipasena Resah, Harga Udang Merosot Sampai Rp 53 Ribu per Kg

Menjelang lebaran harga udang turun sampai di angka Rp53 ribu per kilogram. Penurunan harga ini terjadi sejak sepekan terakhir.

Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Reny Fitriani
Net
Ilustrasi udang - Petambak Dipasena Jaya Resah, Harga Udang Merosot Sampai Rp 53 Ribu per Kg 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, RAWAJITU - Menjelang lebaran harga udang turun sampai di angka Rp53 ribu per kilogram.

Penurunan harga ini terjadi sejak sepekan terakhir.

Dengan kondisi budidaya yang tidak stabil, udang yang sulit berkembang, dan penurunan harga di pasaran membuat petambak di Bumi Dipasena Jaya resah.

Salah satu petambak udang di RW 02 Bumi Dipasena Jaya, Kabupaten Tulangbawang, Warsito, menjelaskan bahwa memang harga pasaran dan udang mengalami penurunan.

“Penurunan harga sudah biasa terjadi, palagi menjelang hari raya atau hari besar lainnya. Penurunan harga kali ini sudah sejak seminggu lalu,” ungkap Warsito, Senin (27/05).

Warsito juga menjelaskan bahwa memang hasil dari tambak yang panen selalu turun harga menjelang musim panen.

Udang yang dibudidayakan di tambaknya kali ini menghasilkan 4 kwintal dengan size 100.

Udang yang ia budidayakan di tambak jenisnya sama, yakni Udang Vaname. Dari size yang didapat tersebut harganya tidak masuk harga standar.

“Udang dengan size 100 masuk dalam kategori udang pasar pada pemasarannya, dan untuk harga standar, size harus mencapai 60,” ungkapnya.

Ratusan Emak-emak Berebut Sembako Murah di Pasar Murah Polres-Pemkab Tuba

Warsito menambahkan, bahwa perubahan harga menjadi turun biasanya terjadi pada bulan menjelang hari raya. Sedangkan saat hasil budidaya kurang, harga biasanya naik.

Dia memprediksi penurunan itu kemungkinan ada permainan pasar atau memang kondisinya seperti itu.

Menurutnya, membudidayakan udang vaname bisa dibilang mudah-mudah gampang. Tak ada teori tetap, petambak harus ikuti nalurinya sebagai pembudidaya udang.

Apa yang harus dilakukan untuk menjaga ekosistem dalam tambaknya.

Selain itu, kondisi air, cuaca, dan lingkungan sangatlah signifikan. Petambak harus jeli melihat kondisi lingkungan saat awal mula melakukan budidaya.

Sarana prasarana harus juga disiapkan sebaik mungkin, supaya saat berjalannya masa pembesaran udang, udang dapat mendapatkan perlakuan yang baik untuk tumbuh kembangnya.

"Tak sedikit juga petambak yang gagal walau sudah berusaha semampu mereka, memang berat profesi jadi petambak. Kuat dilakoni, ra kuat ditinggal ngopi,” tandas Warsito. (Tribunlampung.co.id/Endra Zulkarnain)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved