Menhub Kunjungi Lampung
Tahun 2022, Kereta Babaranjang Tak Lewati Bandar Lampung untuk Atasi Kemacetan Dalam Kota
Pengalihan jalur kereta babaranjang guna memecahkan masalah kemacetan di Bandar Lampung setiap kereta babaranjang melintas.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Ridwan Hardiansyah
"Artinya apa? Memang kereta adalah angkutan yang bisa digunakan secara masif dan secara kebetulan kereta ini sampai ke tengah-tengah kota," ungkap Budi dalam kunjungannya ke Stasiun Tanjungkarang, Minggu (30/6/2019).
Karena itu, kereta api akan dijadikan untuk angkutan masa depan, baik untuk komuter (perkotaan) maupun antarkota.
"Maka, kita punya suatu program yang intergreted satu sisi memang akan mengalihkan angkutan barang itu ke luar Bandar Lampung."
"Jadi, tidak ada lagi crossing angkutan batu bara di tengah perkotaan," tuturnya.
Tetapi, rel yang ada nanti diintensifkan untuk penggunaan transportasi komuter dalam kota.
Serta, kota-kota terdekat semisal Kota Bumi, Batu Raja, bahkan ke Palembang.
"Nanti kita atur yang jarak dekat yang jarak dekat frekuensi lebih cepat."
"Kalau sekarang mungkin sehari cuma enam kali, nanti sewaktu-waktu bisa satu jam seperti Jakarta, sampai 20 kali. Nah ini berangsur-angsur," katanya.
Karena itu, pihaknya meminta kepada PT KAI dan gubernur agar aset-aset yang dimiliki kereta api berupa rel dan jaringannya harus dirawat dari sekarang.
Hal tersebut supaya bisa merencanakan jauh sebelum kepadatan itu datang.
Sehingga pada masa masa mendatang, Lampung bisa memiliki LRT.
Budi mengungkapkan, Lampung memiliki potensi untuk keberadaan LRT.
• Cegah Babaranjang Masuk Bandar Lampung, Ini Strategi Pemprov Lampung dan KAI Divre IV Tanjungkarang
"Kita sudah memiliki ruas-ruas yang dimiliki penuh oleh pemerintah dan ini harus kita rawat."
"Saya yakin ke depan angkutan keretaapi ini akan bertambah dan memberikan suatu layanan baik kepada masyarakat," katanya.
Dalam kunjungan ke Stasiun Tanjungkarang, Budi Karya Sumadi didampingi Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Kepala Divisi Regional IV PT. Kereta Api (Persero), Sulthon Hasanudin dan jajarannya. (tribunlampung.co.id/hanif mustafa)