Beredar Nama Sandiaga Uno Masuk Kabinet, Moeldoko: Kan Setiap Minggu Berganti
Beredar Nama Sandiaga Uno Masuk Kabinet, Moeldoko: Kan Setiap Minggu Berganti
Penulis: Romi Rinando | Editor: Heribertus Sulis
Beredar Nama Sandiaga Uno Masuk Kabinet, Moeldoko: Kan Setiap Minggu Berganti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sudah ditetapkan KPU sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, awal Juli 2019. Sejumlah nama pun mulai muncul dan dikaitkan dengan susunan kabinet Indonesia periode 2019-2024.
Menurut Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Presiden terpilih Joko Widodo hingga saat ini belum menyusun Kabinet Kerja jilid II. Oleh sebab itu, beragam informasi di media sosial terkait perombakan kabinet pada periode 2019-2024 tidak perlu ditanggapi berlebihan.
"Itu namanya isu. Kan setiap minggu berganti," kata Moeldoko saat ditemui di Kantor KSP, Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Moeldoko pun mengimbau masyarakat tidak perlu terlalu menanggapi informasi yang belum jelas. Apalagi informasinya selalu berganti-ganti. Soal penyusunan formasi menteri sendiri, mantan Panglima TNI itu mengatakan, tidak ada tim khusus. Karena hal itu merupakan hak prerogatif presiden.
• Luhut hingga Yuzril Angkat Bicara, Ini Bocoran Kursi Menteri dari Jokowi: Jangan Dibeda-bedakan
• Jokowi Diyakini Beri Kursi Menteri untuk Demokrat: Bukan AHY, Ini Sosok Kandidat Terkuat
"Itu haknya presiden. Itu hak prerogatif presiden," ucapnya.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin untuk periode 2019-2024.
Keduanya akan dilantik 20 Oktober 2019 di Gedung MPR RI. Setelah itu, beredar informasi di situs jejaring sosial Youtube dan media sosial lain yang menyebutkan sejumlah nama calon menteri di Kabinet Jilid II.
Nama –nama yang beredar ada sebagian berasal dari partai koalisi pendukung Jokowi –Ma’ruf maupun menteri di kabinet Jokowi –JK, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Sri Mulyani , Ketua Umum PSI Grace Natalie, Yusril Ihza Mahendra, ada juga yang berasal dari luar, dari Partai Demokrat Pakde Karwo, hingga AHY, bahkan bekas rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Sandiaga Uno.
Dilansir dari tribunnews, Presiden Joko Widodo mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024.
Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.
"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik."
"Jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan harian Kompas, Senin (1/7/2019).
Sikap Jokowi berbeda dengan saat pertama kali ia terpilih menjadi Presiden RI pada 2014.
Saat itu, Jokowi membagi dua menterinya menjadi dua kategori, yakni 16 dari partai politik dan 18 dari profesional.
Namun, kini menurut Jokowi tak penting lagi apakah menteri itu berasal dari kalangan profesional atau parpol.
"Yang penting setiap kementerian diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya."
"Mengerti masalah-masalah yang ada di dalamnya sehingga gampang mengeksekusi program, gampang menyelesaikan masalah-masalah yang ada," kata Jokowi.
Menurut dia, saat ini pembahasan mengenai kabinet ke depan masih dibahas dengan parpol Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
Namun, Jokowi juga tak menutup pembicaraan dengan parpol oposisi yang hendak bergabung.
"Sudah sering saya sampaikan, kami terbuka untuk siapa pun yang ingin bersama-sama, yang ingin bekerja sama memajukan negara ini, membangun negara ini, secara terbuka," kata politisi PDI-P ini. (sumber kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Moeldoko Sebut Informasi Nama-nama Calon Menteri di Medsos Hanya Isu",