Tribun Bandar Lampung

Mengintip Fasum di Bandar Lampung, Ibu-ibu Masih Sulit Akses Ruang Menyusui dan Jalur Difabel Minim

Fasilitas untuk kalangan difabel atau berkebutuhan khusus dan ibu menyusui masih minim di Bandar Lampung.

Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUN LAMPUNG/Noval Andriansyah
Ilustrasi - Gedung AKAP (kanan) dan gedung AKDP (kiri) Terminal Rajabasa, Kamis (6/4/2018). Saat ini banyak penumpang ibu menyusui yang kesulitan mengakses tempat laktasi di Terminal rajabasa. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Fasilitas untuk kalangan difabel atau berkebutuhan khusus dan ibu menyusui masih minim di Bandar Lampung.

Padahal, Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik mewajibkan setiap instansi pelayanan publik menyediakan fasilitas tersebut di kantor masing-masing.

Pantauan Tribun Lampung di beberapa instansi pelayanan publik, Rabu (3/7/2019), membuktikan hal tersebut.

Di kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Bandar Lampung misalnya.

Belum tersedia kursi roda dan jalur lintasan khusus kalangan difabel yang menggunakan kursi roda.

Meskipun demikian, sudah ada ruang untuk ibu menyusui alias ruang laktasi serta tempat duduk khusus difabel dan orang lanjut usia (lansia).

Di Terminal Rajabasa pun demikian. Tidak ada jalur khusus bagi difabel dan lansia.

Walaupun sudah ada ruang laktasi, tetapi ibu-ibu menyusui sulit mengakses karena letaknya agak "tersembunyi".

Letaknya di belakang Ruang Informasi yang tidak terlihat oleh ibu-ibu yang ingin menyusui bayinya.

7 Kali Bolak Balik Rusak Kunci Tapi Gagal di Sukarame, Pencuri Motor Ini Lepaskan Tembakan Ke Korban

Alhasil, ruang laktasi itu kosong melompong. Ibu-ibu tampak menyusui bayinya di ruang tempat pembelian tiket dan tempat lainnya yang kurang layak.

Di ruangan tersebut banyak laki-laki, termasuk sopir-sopir.

Di Stasiun Kereta Api Tanjungkarang, memang sudah ada kursi roda dan ruang laktasi.

Namun sayangnya belum ada jalur lintasan khusus bagi difabel atau penyandang disabilitas.

Mira Santika (28), warga Gisting, Tanggamus, yang membawa bayi berumur satu tahun mengeluh harus menyusui di tengah orang banyak.

Ia tak melihat ada ruang laktasi di Terminal Rajabasa.

"Makanya saya kasih ASI (air susu ibu) sembarangan aja. Yang penting nggak kelihatan orang," katanya.

Mira terpaksa menutupi bagian dadanya serta kepala bayinya dengan kain.

Ia merasa tidak nyaman selama memberi ASI. "Harusnya ruang khusus ASI mudah terlihat," ujarnya.

Vina Arina (34), warga Kedaton, Bandar Lampung, yang ingin pergi ke Jakarta juga tidak nyaman menyusui bayinya. Ia tidak tahu ada ruang laktasi di Terminal Rajabasa.

"Ruangannya tersembunyi. Buat apa ada ruangan kalau letaknya nggak kelihatan. Jadi malu menyusui anak di tengah keramaian. Harusnya jadi perhatian pihak terminal," katanya.

Ramalan Zodiakmu Hari Ini Kamis 4 Juli 2019, Cancer Jangan Emosional dengan Pasangan

Janji Fasilitasi

Kepala Terminal Tipe A Rajabasa Denny Wijdan mengakui masih minimnya fasilitas buat difabel, termasuk sulitnya mengakses ruang laktasi.

Pihaknya akan menjadikan keluhan warga sebagai catatan pimpinan.

"Setelah revitalisasi oleh Kementerian Perhubungan, fasilitas-fasilitas itu akan ada di Terminal Rajabasa. Ini sudah jadi catatan pimpinan. Nanti masyarakat akan seperti di rumah sendiri jika masuk terminal, dengan fasilitas yang lengkap," jelasnya.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia, Umum, dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Bandar Lampung Nurman menyatakan pihaknya sudah menyiapkan ruangan untuk ibu menyusui sebagai pemenuhan standar pelayanan.

Sementara difabel akan mendapat prioritas, di mana petugas akan menyambut dan menuntun.

"Memang saat ini tidak ada jalur khusus, karena jarang (pengunjung difabel). Tapi begitu ada, langsung kami tuntun," ucap Nurman. "Kami hanya siapkan tempat duduk khusus lansia, disabilitas, dan ibu menyusui," sambungnya.

Menurutnya, difabel biasanya datang bersama anggota keluarga. Karena itulah pihaknya menyediakan kursi roda.

"Ke depan akan kami lihat kebutuhannya," kata Nurman.

Ibu Ini Melahirkan di Dalam Taksi Online, Driver Sampai Gemetar Lihat Kepala Bayi Keluar

Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Divre IV Tanjungkarang Sapto Hartoyo menyatakan pihaknya sudah menyediakan ruang laktasi di stasiun serta fasilitas untuk disabilitas.

"Bahkan di gerbong KA juga ada, seperti di KA Kuala Stabas, khusus untuk penyandang disabilitas," katanya.

Namun, Sapto mengaku belum ada jalur khusus untuk difabel.

"Dari kondisi sekarang, tidak begitu banyak (penumpang difabel). Tapi kami sudah memperhatikan dan memprioritaskan. Ada bantuan dari petugas yang siap. Begitu ada, petugas langsung melayani," ujarnya.

Pihaknya memastikan layanan maksimal bagi penumpang, termasuk penyandang disabilitas, tanpa pembedaan.

"Termasuk lansia. Ada pengutamaan, misalnya dalam hal tiket. Ada diskon dengan menunjukkan KTP bagi lansia minimal usia 60 tahun," katanya. 

Harta Warisan Para Artis Ini Jadi Rebutan Setelah Wafat, Ada yang Sampai Ditembak

Wali Kota Tekankan Harus Tersedia

Wali Kota Bandar Lampung Herman HN menekankan harus tersedia fasilitas bagi kalangan difabel, ibu menyusui, dan lansia.

Ia mencontohkan seperti di Gedung Mal Pelayanan Publik Bandar Lampung, Jalan Dr Susilo, Telukbetung Utara.

"Harus dong. Di tempat-tempat pelayanan umum dan publik harus ada itu. Aturannya memang begitu," kata Herman HN, Rabu (3/7). "Sejak (Mal Pelayanan Publik) berdiri, sudah ada jalur khusus, kursi roda, dan ruang menyusui," imbuhnya.

Sejumlah warga Bandar Lampung menanggapi positif sudah adanya layanan khusus difabel, meskipun belum banyak.

"Sudah ada kursi roda dan jalur khusus disabilitas, jadi mempermudah," kata Mutmainah, warga Sawah Brebes, Tanjungkarang Pusat, saat memanfaatkan kursi roda di Mal Pelayanan Publik Pemkot Bandar Lampung.

Tidak hanya itu, Mutmainah mendapat prioritas saat membuat e-KTP.

"Ini tinggal tunggu, langsung jadi. Senang tidak ada pembedaan bagi penyandang disabilitas seperti kami," ujarnya.

Sementara warga lainnya, Yani, menilai fasilitas seperti ruang laktasi maupun bagi disabilitas mengalami peningkatan di Bandar Lampung.

"Sudah mulai ada perhatian, walaupun belum menyeluruh," katanya. 

(tribunlampung.co.id/eka ahmad/bayu saputra)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved