Jenderal Polisi Asal Lampung Pulang Pergi Naik Taksi Daftar Capim KPK di Jakarta
Seorang jenderal polisi asal Lampung menggunakan taksi mendatangi kantor Setneg di Jakarta. Menariknya lagi, Ike Edwin tidak datang menggunakan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang jenderal polisi asal Lampung menggunakan taksi mendatangi kantor Setneg di Jakarta.
Kedatangan jenderal polisi asal Lampung tersebut dalam rangka mendaftar sebagai calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Staf Ahli Kapolri Bidang Politik yang juga mantan Kapolda Lampung Irjen Ike Edwin resmi mendaftar sebagai capim KPK pada Kamis (4/7/2019).
Menggunakan seragam dinas dengan dua bintang di pundaknya, Ike Edwin datang ditemani istri dan anaknya.
Menariknya lagi, Ike Edwin tidak datang menggunakan kendaraan dinas, melainkan naik taksi, baik saat datang maupun pulang dari Kantor Setneg.
• Dikurung dan Kaki Dirantai, Gadis Dicabuli Ayah Kandung di Lampung Berkali-kali sampai Hamil 8 Bulan
• Jenderal Polisi Bintang Dua Asal Lampung, Ditemani Istri dan Anak Naik Taksi Daftar Capim KPK
• Nikita Mirzani Sebut Mantan Babu dan Boneka Santet, Sindir Artis Dilaporkan Kasus Bau Ikan Asin?
Apa motivasinya mendaftar Capim KPK, berikut wawancara eksklusif Tribunlampung.co.id bersama pria yang akrab disapa Dang Ike ini.
Tribun: Apa motivasi Bapak mendaftar Capim KPK?
Ike: Mumpung diberi umur panjang dari Tuhan, sehat jasmani rohani.
Bersyukur, menambah ibadah, melakukan kegiatan yang baik, untuk berbakti pada bangsa dan negara dan untuk kebaikan semua.
Tribun: Ada ratusan orang yang mendaftar dan persaingan tentu ketat. Apa modal Bapak sehingga ikut mendaftar?
Ike: Semuanya harus diyakini bahwa semua manusia punya keinginan, usaha, dan juga doa.
Semua kita berdoa dan berusaha. Semua yang mendaftar InsyaAllah memiliki niat yang baik untuk memajukan bangsa ini.
Tribun: Bisa diceritakan awal mula tertarik daftar Capim KPK?
Ike: Dukungan masyarakat, dukungan keluarga.
Kita ini mau bekerja, harus berawal dari keluarga, maka tadi keluarga juga ikut mengantar untuk mendaftar.
Mengenai dukungan tokoh adat, dari musisi, warga Lampung, yang kemarin memberikan dukungan, saya ucapkan terima kasih.
Mungkin mereka melihat ini untuk kebaikan.
• Profil Sofyan Jacob, Jenderal Polisi Kelahiran Bandar Lampung yang Jadi Tersangka Makar
Tribun: Polri awalnya mengumumkan nama 9 Pati yang direkomendasikan ikut seleksi Capim KPK dan nama bapak belum muncul bisa diceritakan?
Ike: Kemarin saya memang belum mendaftar.
Saya mendaftar hari ini (kemarin) tentu sudah melapor juga sama Pak Kapolri, wakapolri.
Tribun: Alasan mendaftar di hari terakhir?
Ike: Karena waktunya juga adanya hari ini, kebetulan hari terakhir juga.
Alhamdulilah tadi sudah daftar dan lancar.
Tadi daftarnya tidak lama hanya 30 menit
Tribun: Apa harapan Bapak terhadap pemilihan Capim KPK?
Ike: Pokoknya kita kerja saja, untuk melakukan kegiatan yang baik.
Jika tidak terpilih, berarti Allah belum meridai.
• Nama Jenderal Polisi dan Jenderal TNI yang Disebut Adian Jadi Target Ancaman Diculik hingga Dibunuh
Tribun: Dalam proses seleksi, Pansel KPK sudah memilik prosedur standar yang cukup ketat, termasuk memeriksa rekam jejak calon. Apakah Bapak sudah siap?
Ike: Prestasi dan rekam jejak itu barangkali ditanyakan oleh Pansel nantinya.
Sebagai putra Lampung saya mohon doa restu kepada masyarakat Lampung.
Kita konsisten dan komitmen, bersama komponen bangsa ingin berbuat yang terbaik, agar negara ini lebih maju ke depan, bisa mendatangkan kesejahteraan rakyat, Indonesia makin kuat, berdaulat.
Karena, kita negara besar.
Tribun: Hari ini Bapak mendaftar naik taksi?
Ike: Ya tadi kebetulan mobil dinas sedang dipakai, pendaftaran kan sampai jam 16.00 WIB.
Jadi buru-buru biar cepat naik taksi saja, biasa saja.
Tribun: Menurut Bapak sejauh mana kini kinerja KPK?
Ike: Saat ini KPK sudah baik.
Nantinya jika masih ada yang kurang bagus, akan bersama-sama memperbaiki KPK bersama rakyat dan bangsa.
348 Orang
Sampai pukul 16.00 WIB, kemarin, total ada 348 orang yang mendaftar Capim KPK.
Panitia Seleksi (Pansel) menyatakan menutup pendaftaran capim via jalur mendaftar langsung ke Gedung Sekretariat Negara pukul 16.00 WIB tersebut.
"Jadi kita tutup pendaftaran dokumen fisik pukul 16.00 WIB, sambil menunggu e-mail yang jam 24.00 nanti malam (kemarin). Jumlah pendaftar sudah 348 orang dan kami putuskan tidak diperpanjang," ujar Ketua Pansel Yenti Garnasih dalam konferensi pers di Gedung Setneg, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2019).
Anggota pansel Harkristuti Harkrisnowo menyampaikan, dari 348 pendaftar tersebut, ada 13 orang dari KPK.
Sebanyak 13 pendaftar tersebut terdiri dari 3 pimpinan dan 10 pegawai KPK.
Selain dari KPK, lanjut dia, ada 9 orang calon pimpinan dari Polri.
Capim dari Polri itu ada yang masih aktif, ada juga yang sudah pensiun.
"Nah ini yang belum hitung yang pensiun berapa. Pokoknya dari Polri yang masih aktif ada sembilan," ucap dia.
Selain itu, ada 5 jaksa, 8 hakim, 53 advokat, kemudian dosen, wakil bupati, pegawai negeri sipil, dan oditur yang mendaftar capim KPK.
Namun demikian, dia tidak menjabarkan detail 348 pendaftar tersebut karena masih dikalkulasi oleh tim.
Jumlah ini belum termasuk capim yang mendaftar secara online.
Ia juga menegaskan, tidak ada perpanjangan waktu pendaftaran capim KPK.
Pendaftaran tidak diperpanjang lantaran pendafar banyak yang melamar dibandingkan 2015.
Beberapa orang yang mendaftar di hari terakhir kemarin di antaranya, Jaksa Ranu Mihardja, Kepala Pusat Diklat Manajemen dan Kepemimpinan pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI.
Ranu masuk dalam lima daftar jaksa yang direkomendasikan oleh Jaksa Agung HM Prasetyo maju sebagai capim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2024.
"Meski ada rekomendasi tetap kita daftar sendiri lah, kasih sendiri berkasnya. Ngapain suruh-suruh orang. Saya ke sini kan bangga, kita pakai baju jaksa," kata Jaksa Ranu di Kantor Setneg, Jakarta, Kamis (4/7) siang.
Sebelum mendaftar sebagai capim KPK, Jaksa Ranu mengaku sudah membaca beragam peraturan mekanisme pencalonan pimpinan KPK hingga UU KPK.
Jika nanti terpilih, Jaksa Ranu mengaku bakal mengakselerasi antara pencegahan dan penindakan.
Dia pun meyakini bakal lolos seleksi.
Selama di KPK, dia pernah menjabat sebagai direktur penuntutan (dirtut) dan Deputi Pengawas Internal.
Ketika itu, dia pernah menangkap sendiri 150 petugas KPK gadungan.
Penasihat KPK, Mohammad Tsani Annafari juga mendaftar Capim KPK,kemarin siang.
Tsani hadir seorang diri untuk mendaftarkan langsung seluruh persyaratan ke Pansel Capim KPK.
"Saya mendaftar capim KPK. Ini bentuk penghormatan saya atas aspirasi yang disampaikan kepada saya dari rekan-rekan pegawai, penasihat dan pimpinan," ucap Tsani saat ditemui di Kantor Setneg.
Jika nanti terpilih menjadi pimpinan KPK, Tsani menjelaskan pihaknya sangat ingin membenahi soal pencegahan dan manajemen organisasi di dalam KPK.
Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pahala Nainggolan hingga Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yotje Mende juga mendaftarkan diri sebagai Capim KPK.
"Iya benar tadi pagi saya mendaftar," kata Pahala saat dikonfirmasi, Kamis (4/7/2019).
• Pernah Nikahi Anak Jenderal Polisi, Setya Novanto Diberi Modal Kelola SPBU hingga Jadi Miliuner
Sementara, Yotje Mende mengatakan, siap menegakkan hukum apabila terpilih menjadi salah satu pimpinan KPK.
"Ya kita lihat lagi ya kan kita namanya penegakan hukum kalau salah ya harus diluruskan dan berikan sanksi, inilah proses kita harus jalani baik dari aspek criminal justice system karena KPK tidak lepas dari itu ya kan, kita punya jaksa, ada penuntutnya, ada hakimnya, dan seterusnya. Nah, KPK ini kan sebagai penyidik ya, jadi sama dengan polri," ungkapnya di lokasi. (tribunlampung.co.id/beni yulianto/tribunnews.com)