4 Jenderal TNI dengan Pengalaman Tempur Kopassus, Ada yang Terlibat Peristiwa di Lampung
4 Jenderal TNI dengan Pengalaman Tempur Kopassus, Ada yang Terlibat Peristiwa di Lampung
Sebelum Peristiwa Talangsari 1989, Hendropriyono pernah melakukan aksi heroik bertempur dengan Pasukan Gerilya Rakya Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).
Awalnya, pemerintah Soekarno sengaja membentuk pasukan gerilya saat konfrontasi Indonesia-Malaysia pada 1963-1966.
Kedua pasukan itu dilatih secara khusus oleh TNI di Surabaya, Bandung, dan Bogor.
Namun, ketika kekuasaan Indonesia berpindah tangan pada Soeharto, anak asuh TNI itu justru berbalik menjadi musuh.
Soeharto memutuskan berdamai dengan Malaysia. Kemudian pasukan gerilya itu diminta untuk menurunkan senjata. Tapi, rupanya mereka mengabaikan permintaan itu. Mau tak mau, pihak TNI pun harus menertibkan aksi para gerilyawan itu.
Akhirnya, AM Hendropiyono bersama prajurit dari tim Sandi Yudha turun tangan bertempur di hutan rimba kawasan Kalimantan.
Sandi Yudha ini merupakan satuan intelijen tempur milik pasukan elite yang kini bernama Kopassus.
Awalnya, AM Hendropriyono berusaha keras untuk mengambil hati lawan tanpa tindakan keras. Tim Sandi Yudha ini beberapa kali berhasil mencuri simpati mereka. Satu di antaranya, dengan Wong Kee Chok, komandan PGRS. Namun, tak semua bisa diselesaikan secara baik-baik.
Pada akhirnya, tim Sandi Yudha memutuskan opsi terakhir, yakni menggunakan tindakan keras. Mulai dari penculikan dan interogasi, hingga melakukan perlawanan.
Perlawanan yang membekas diingatan AM Hendropriyono, yakni berduel dengan Hassan, yang juga komandan PGRS.
3. Prabowo Subianto

Selepas lulus dari Akademi Militer di Magelang pada tahun 1974 sebagai seorang letnan dua, Prabowo Subianto menjadi komandan operasi termuda dalam sejarah Angkatan Darat saat memimpin operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Kariernya melejit setelah menjabat sebagai Wakil Komandan Detasemen Penanggulangan Teror di Kopassus pada tahun 1983.
Pada tahun 1996, Prabowo diangkat sebagai sebagai Komandan Jenderal pada Korps Baret Merah tersebut.
Saat menjabat, ia memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma.