Kisah Pertempuran Para Jenderal TNI, Ada yang Duel dengan Pemimpin Pemberontak

Kisah Pertempuran Para Jenderal TNI, Ada yang Duel dengan Pemimpin Pemberontak.

Editor: wakos reza gautama
TRIBUNNEWS / HERUDIN
Ilustrasi - Anggota Kopassus mengikuti apel siaga menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2014). Prajurit Kopassus Rela Ditembaki Teman Sendiri Demi Misi Rahasia, Ditempeleng Saat Jual Durian. 

Operasi pembebasan itupun berjalan sukses.

2. A.M.Hendropriyono

Kisah duel hendropriyono prajurit Kopassus lawan petinggi gerilyawan
Kisah duel hendropriyono prajurit Kopassus lawan petinggi gerilyawan (kolase Tribun Jambi)

Menurut biodata yang tertera di Wikipedia, TNI (Purn) A.M. Hendropriyono mengawali karier militernya sebagai komandan peleton di Kopassus.

Tak hanya karier militer, biodata TNI (Purn) A.M. Hendropriyono juga dipenuhi dengan karier politik

Hendropriyono lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1945

Hendropriyono merupakan seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia.

Ia menjadi Kepala Badan Intelijen Negara pertama dan dijuluki the master of intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.

Ia juga pernah menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999.

Ia menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018

Selama berkarir di dunia militer, AM Hendropriyono terlibat dalam sejumlah operasi yang membesarkan namanya.

AM Hendropriyono dikenal sebagai penuntas insiden bersejarah, Peristiwa Talangsari 1989.

Kala itu, AM Hendropriyono berhasil menindak potensi radikalisme dari Kelompok Warsidi di Talangsari, Lampung.

Pertempuran antara tim Kopassus yang dipimpin AM Hendropriyono pun menumbangkan Kelompok Warsidi itu.

Sebelum Peristiwa Talangsari 1989, AM Hendropriyono pernah melakukan aksi heroik bertempur dengan Pasukan Gerilya Rakya Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).

Awalnya, pemerintah Soekarno sengaja membentuk pasukan gerilya saat konfrontasi Indonesia-Malaysia, pada 1963-1966.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved