Sebelum Bertemu Jokowi, Amien Rais Sebut Prabowo Kirim Amplop Tebal ke Rumahnya. Apa Isinya?
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, angkat bicara terkait adanya pertemuan Joko Widodo dengan Prabowo
Penulis: Romi Rinando | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID- Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, angkat bicara terkait adanya pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di MRT Jakarta pada Sabtu (13/7/2019).
Apa saja komentar Amien ketika dimintai tanggapannya soal pertemuan tersebut?
1. Kok nyelonong...? Amien mempertanyakan sikap Prabowo yang tidak meminta izin kepada dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu Presiden Jokowi. "Sama sekali saya belum tahu. Makanya itu, mengapa kok tiba-tiba nyelonong?" kata Amien di kediamannya, Yogyakarta, Sabtu. Oleh karena itu, dia mengaku enggan berkomentar apa-apa terkait pertemuan itu.
2. Dikirimi surat oleh Prabowo Amien lalu mengaku, Prabowo sempat mengirimkan surat kepada dirinya. Namun, surat tersebut dikirimkan ke kediamannya yang ada di Jakarta sehingga dia belum mengetahui apa isinya. Ia menduga surat itu berkaitan dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo.
"Saya diberi tahu ajudan, itu Pak Prabowo mengirimkan surat amplop tertutup sepertinya agak tebal. Suratnya ada di Gandaria, sementara ajudan saya ada di Pondok Bambu," ucap Amien.
Amien berjanji, akan memberikan komentar mengenai pertemuan Jokowi dan Prabowo setelah membaca surat itu serta bertatap muka langsung dengan Prabowo.
3. Saya harus hati-hati... Amien juga enggan berkomentar saat ditanya mengenai kemungkinan pertemuan Jokowi dan Prabowo kali ini ternyata membahas rekonsiliasi.
"Mengenai ini, saya harus hati-hati. Karena saya termasuk sangat dekat dengan Mas Prabowo. Jadi, sebelum saya memberikan komentar apapun nanti, saya akan tanya dulu, apa betul pertemuan itu sudah membahas rekonsiliasi dan lain-lain," lanjut Amien.
4. Lebih terhormat di luar pemerintahan Amien berencana akan bertemu dengan Prabowo. Saat bertemu nanti, Amien mengaku akan menyarankan Prabowo untuk tidak bergabung ke koalisi partai politik pendukung pemerintah.
Dia akan meminta Prabowo dan partainya menjadi oposisi, mengawasi jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan. "Kalau saya, sebaiknya memang kita di luar saja. Jadi sangat indah kalau kubu Prabowo itu di luar. Ini juga terhormat untuk mengawasi lima tahun mendatang," ujar Amien.
Sebab, apabila kubu Prabowo bergabung ke koalisi pendukung pemerintah, tidak ada lagi yang mengawasi jalanya pemerintahan. Rencananya, Amien akan menyampaikan pernyataannya pada Senin 15 Juli 2019 mendatang di Jakarta.
• 2 Personel DMasiv Bertengkar Saat Konser, Berujung Keluarnya Kata-kata Kasar
• Prakiraan Cuaca BMKG Lampung Minggu 14 Juli 2019 - Waspada Gelombang Tinggi
• Pura-pura Mau Salat, Pria di Lampung Utara Ini Malah Curi Kotak Amal Masjid
Dilansir dari kompas.com pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto dipercaya akan mengakhiri ketegangan di masyarakat akibat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 terus dilakukan.
Dua calon presiden yang bersaing dalam Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, kemudian melakukan pertemuan pada Sabtu (13/7/2019) untuk mengakhiri ketegangan tersebut.
Saat melakukan konferensi pers di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, baik Jokowi dan Prabowo meminta pendukungnya untuk mengakhiri rivalitas itu. Bahkan, secara khusus Jokowi dan Prabowo berharap tidak ada lagi istilah " cebong" dan " kampret" yang selama tahun politik 2018 dan 2019 begitu bergema di masyarakat.
Cebong merupakan sebutan untuk pendukung Jokowi "garis keras". Sedangkan, kampret biasa digunakan untuk menyebut para pendukung Prabowo yang "militan".