Setiap Tahun Kakaknya Meninggal, Sekeluarga Mengasingkan Diri ke Hutan Pinus Hindari Kutukan

Sebuah keluarga di Pekalongan, Jawa Tengah, memilih mengasingkan diri ke tengah hutan. Mereka pindah ke hutan bukan tanpa alasan.

Penulis: Romi Rinando | Editor: wakos reza gautama
Tribunjateng.com/Budi Susanto
Semi (kanan) dan Untung saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya, Rabu (10/7/2019). 

Kakak saya ada 8 dan setiap tahun meninggal satu per satu.

Hanya tersisa dua, termasuk saya,” jelasnya.

Dipaparkan Semi, sang ayah memilih tinggal di tengah hutan untuk menghindari kutukan karena kejadian tersebut.

“Hingga ayah dan ibu saya meninggal , saya dan suami masih menetap.

Kini kami punya dua anak serta tujuh cucu,” ujar Semi.

Kisah satu keluarga di Pekalongan yang tinggal di hutan.
Kisah satu keluarga di Pekalongan yang tinggal di hutan. ()

Adanya keluarga yang tinggal di tengah hutan pinus selama bertahun-tahun itu dibenarkan oleh Jedot.

Jedot pernah menjadi petugas Puskesmas Kecamatan Paninggaran.

Dia yang bertugas dari tahun 1984 hingga 1987 bahkan sangat akrab kepada keluarga Semi.

“Sewaktu bertugas, dulu saya menemukan keluarga yang tinggal di tengah hutan.

Hingga kini mereka masih bertahan,” kata Jedot saat mengantar Tribunjateng.com ke kediaman keluarga Semi.

Menurutnya, ayah Semi bernama Dakup yang menderita kusta.

Beberapa jarinya sudah terputus karena penyakit tersebut.

“Waktu itu sekitar tahun 1984 saya datang ke rumah milik ayah Semi.

Dia selalu mengeluh akan penyakitnya.

Selain terkena kusta, ayah Semi juga menceritakan bahwa keluarganya terkena kutukan.

Halaman
123
Sumber: Suar.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved