Situs Dukcapil Kemendagri Diretas, Inilah Laman Resmi Pemerintah yang Pernah Di-hack
Situs Dukcapil Kemendagri Diretas, Inilah Laman Resmi Pemerintah yang Pernah Di-hack
Penulis: Romi Rinando | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Peretasan yang dilakukan hacker terhadap sisus-situs resmi milik pemerintah Indonesia, bukan yang pertama kali. Sebut saja Situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab), kemudian Situs Kementerian Komunikasi dan Informatika, Situs Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pernah menjadi korban peretasan.
Yang terbaru yakni Situs Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementrian Dalam Negeri yang beralamatkan di http://dukcapil.kemendagri.go.id/ Selasa (16/7/2019) pagi ini menjadi korban peretasan dan tidak bisa diakses dengan normal.
Alih-alih situs Dukcapil, saat KompasTekno coba membukanya, Selasa (16/7/2019) pukul 09:18 WIB, laman desktop tersebut malah menampilkan serangkaian tulisan dalam bahasa Jepang.
Jika diartikan, di bagian atas menampilkan iklan dan di bagian bawah merupakan keterangan "laman tidak ditemukan".
Muncul juga sebuah pop-up yang diduga menampilkan nama hacker pelaku peretasan. Baca juga: Hacker Penyerang Sony dan Steam Dipenjara 2 Tahun Tampilan situs mobile Dukcapil saat menjadi korban peretasan, dengan pop-up diduga berisi nama hacker yang bertanggung jawab.
Tulisan-tulisan berbahasa Jepang tadi akan mengalihkan pengunjung (redirect) ke sebuah halaman yang juga berbahasa Jepang. Isinya lebih kurang membahas soal pajak.
Situs mobile Dukcapil di alamat yang sama juga tidak bisa diakses dan hanya menampilkan pop-up berisi nama si peretas ketika coba diakses.
Pada Senin kemarin, seorang pengguna Twitter dengan handle @RJevoniah juga sempat mengeluhkan hal serupa, yakni situs Dukcapil tidak bisa diakses dan menampilkan pop-up dari peretas. Hingga berita ini ditulis, situs Dukcapil masih belum bisa dibuka.
Belum ada keterangan mengenai peretasan tersebut dari dinas terkait. Update: Sekitar pukul 10.15 WIB, Selasa (16/7/2019), situs desktop dan mobile Dukcapil di alamat http://dukcapil.kemendagri.go.id/ sudah bisa diakses kembali.
Dilansir dari tribunwow, tentu kita masih ingat dengan Haikal alias SH, remaja yang kini berusia 21 tahun yang berhasil membobol sekitar 4.600 situs.
SH merupakan otak pelaku sindikat peretas atau hacker remaja terhadap situs jual beli tiket online, tiket.com bernilai Rp 4,1 miliar, yang pernah ditangkap pada, Kamis (30/3/2017), silam.
• Coba Retas Website KPU, Hacker Cilik Arik Alfiki Asal Payakumbuh Diciduk Bareskrim
• Hitungan Menit, Hacker Belia Tangerang Bobol Sistem Keamanan Pemerintah, Termasuk Situs NASA
• Hacker Indonesia Bobol Kartu Kredit Warga Singapura Lalu Beli Mobil Mercy dan Motor Harley
Ia meretas bersama tiga anak buahnya yang terlebih dulu dibekuk di Balikpapan, Kalimantan Timur, dua hari lalu.
Haikal mempelajari teknik meretas ini secara ototidak dan ia hanyalah lulusan SMP.
Meskipun begitu ia juga sering meretas situs-situs pemerintah dan daerah.
Kasus peretasan situs resmi pemerintah yang dilakukan Haikal ini tentunya bukanlah kasus yang pertama kali.
Beberapa situs pemerintah Indonesia sempat dibobol oleh kelompok-kelompok peretas yang ada.
Berikut lima situs pemerintah Indonesia yang pernah dibobol oleh para peretas dan beritanya cukup menghebohkan publik!
1. Situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab)
Melansir Kompas.com, laman resmi Sekretariat Kabinet (setkab.go.id) pernah diretas pada tahun 2015.

Setkab
Tampilan laman tersebut diretas dengan mengubah penampilannya dan muncul suara musik jika diakses menggunakan gadget.
Saat laman tersebut diretas, Sekretaris Kabinet Pramono Anung langsung ambil tindakan untuk menangani laman tersebut agar bisa kembali diakses seperti semula.
Saat diakses sekitar pukul 15.30 WIB (24/12/2015), tampilan laman setkab.go.id akan muncul gambar menyerupai tengkorak.
Jika diakses menggunakan gadget atau telepon genggam, tampilan laman tersebut akan bertanggal 7 Desember 2015 dan langsung mengeluarkan suara musik bergenre disko.
Pada pukul 16.00 WIB, laman setkab.go.id sama sekali tidak muncul.
Berdasarkan analisis internal Setkab, peretasan diduga kuat dilakukan melalui Plugin CMS (Content Management System).
Laman tersebut akhirnya berhasil dipulihkan secara bertahap, dan sudah dapat diakses seperti semula sejak sekitar pukul 18.45 WIB.
2. Situs Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

Laman utama situs web Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) diubah oleh hacker pada Senin (5/2/2016). (KPAI.go.id)
Laman utama situs web Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) diubah oleh hacker pada Senin (5/2/2016).
Situs Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), www.kpai.go.id juga pernah menjadi korban hacker pada tahun 2016.
Tampilan laman depannya (deface) diubah oleh para hacker.
Pada beranda laman tersebut diganti sehingga menampilkan layar hitam berisi gambar, musik di latar belakang, dan beberapa baris teks yang tertulis,
"Fix ur sec(urity) first b4 talking about game."
Pesan tersebut diduga terkait wacana mengenai memblokir sejumlah game online yang mengandung unsur kekerasan sehingga bisa berpengaruh buruk terhadap anak oleh KPAI pada saat itu.
KPAI memandang pemblokiran sebagai salah satu cara untuk membantu orang tua dalam mengontrol jenis game yang dimainkan oleh anak.
Sekitar pukul 09.25 WIB, laman deface KPAI tumbang sehingga menampilkan pesan “service temporarily unavailable”.
3. Situs Resmi Presiden Keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono

Pada tahun 2013, situs resmi Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat diretas oleh hacker.
Tampilan situs tersebut diganti oleh kelompok hacker yang menamakan dirinya 'Jemberhacker Team'.
Pada saat situs tersebut diakses pada siang hari sekitar pukul 11.30 WIB, terdapat latar belakang hitam dengan tulisan warna hijau di bagian atas 'Hacked by MJL007', sementara di bawahnya logo dan tulisan 'jemberhacker team' berwarna putih.
"This is a payback from member hacker team."
Demikian tulisan yang tertera di bawah layar berlatar belakang hitam.
Saat situs tersebut dibuka, juga akan terdengar latar belakang suara musik.
Namun saat diakses pada pukul 14.30 WIB, situs tersebut sudah kembali ke tampilan awal dan sudah bisa diakses seperti biasa.
Juru Bicara Presiden saat itu, Julian Aladrin Pasha mengatakan pembobolan tersebut bukan terjadi di server utama, melainkan di beberapa provider.
Pihak kepresidenan pun juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi serta kepolisian terkait peretasan tersebut.
Pelaku peretasan tersebut berhasil ditangkap oleh Cyber Crime Mabes Polri.
Ia adalah Wildan Yani Ashari, luluasn STM jurusan Teknik Bangunan.
Wildan masih berusia 19 tahun pada waktu ditangkap dan memiliki bahkan teknologi informasi (IT) yang sangat luar biasa.
4. Situs Komisi Pemilihan Umum Yogyakarta

Jelang Pemilihan Walikota dan wakil walikota Yogyakarta, halaman resmi milik KPU Kota Yogyakarta diretas. (Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Dilansir dari Kompas.com, jelang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kota Yogyakarta, situs web resmi milik Komisi Pemilihan Umum Kota Yogyakarta diretas, Jumat (10/2/2017) pagi.
Kelompok peretas tersebut menamakan diri Gadjah Mada Clown Hacktivism Team.
Mereka mengubah tampilan laman situs www.kpu-jogjakota.go.id dengan warna hitam dan ada gambar badut.
Peretas menuliskan pesan "Permisi pak/buk mau nanya? Bukannya Jogja dipimpin sama Sultan ya? Kan gak ada pemilu dong. Jadi gunanya KPU buat apaan ya pak/buk?"
Ketua KPU Kota Yogyakarta Wawan Budiyanto membenarkan adanya peretasan itu.
Wawan menjelaskan, situs tersebut digunakan untuk sosialiasi kegiatan dan aktivitas pilkada di Yogyakarta.
Peretasan ini merupakan kali pertama.
5. Situs Kementerian Komunikasi dan Informatika

Tampilan laman dumas kominfo yang diduga menjadi korban deface oleh hacker (14/6/2016). (Tribun Bali)
Laman pengaduan masyarakat (Dumas) situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi korban peretasan hacker pada tahun 2016.
Peretasan tersebut terjadi diduga terkait wacana pemblokiran Google dan YouTube yang ramai pada masa itu.
Peretasan dilakukan pada, Selasa (14/6/2016) malam.
Hacker menggantikan tampilan laman depan menjadi beberapa baris pesan 'curhat' terkait dua perkara di atas.
"Internet tidak negative, pemakaianyalah yang membuatnya negative. Bukan blokir solusinya, tapi perbaiki moral penggunanya," tulis sang hacker.
Pada saat situs tersebut diakses pada, Rabu (15/6/2016), situ dumas.kominfo.go.id tidak bisa diakses dan hanya menampilkan kode '404' (laman tidak ditemukan).
Wacana pemblokiran Google dan YouTube sempat membuat heboh ketika dilontarkan oleh Sekjen ICMI Jafar Hafsah, minggu lalu.
Meski sudah dibantah oleh ketua dan wakil ketua ICMI, wacana tersebut tak urung mengundang perhatian dari netizen, termasuk kalangan hacker.
Sebelum Dumas kominfo, situs ICMI sudah lebih dulu menjadi korban petasan sehingga terpaksa ditutup untuk sementara waktu. (sumber kompas.com)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul :