Tribun Bandar Lampung
Satpol PP Kota Bandar Lampung Jaring 17 PSK dan Waria, Salah Seorangnya Masih Menyusui Anaknya
Satpol PP Kota Bandar Lampung berhasil menjaring sebanyak 17 orang Pekerja Seks Komersial (PSK) dan waria.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Teguh Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandar Lampung berhasil menjaring sebanyak 17 orang Pekerja Seks Komersial (PSK) dan waria.
Hal tersebut diungkapkan Plt Kasat Pol PP Kota Bandar Lampung Suhardi Syamsi saat diwawancara, Kamis (18/7/2019).
"Ya kita memang rutin dari tim tibum tadi malam berhasil menjaring sebanyak 17 orang PSK dan waria," ungkapnya.
Rinciannya adalah sebanyak 11 orang PSK dan lima orang waria yang umurnya antara 35 tahun hingga 40 tahun.
Namun salah satu dari mereka yang terjaring itu dari pihak keluarga diantarkan anak kecil masih menyesui oleh keluarganya.
"Karena alasan tersebut dan dijamin keluarga mereka maka dilepas karena kasihan anaknya," paparnya.
Suhardi menuturkan bahwa hasil penjaringan para PSK dan waria tersebut dilakukan pendataan terlebih dahulu dan diserahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandar Lampung.
"Karena kalau malam tidak mungkin Dinsos menerima maka paginya setelah proses pendataan selesai dan sedikit nasehat diberikan untuk tidak mengulangi lagi baru dianter ke Dinsos," paparnya.
• Pegawai Honorer Pemda Nyambi Jadi PSK, Satu Kamar Hotel Bintang Dipakai 3 PSK buat Layani Tamu
Menurutnya, Dinsos nanti yang memiliki koordinasi dengan penggunaan panti sosial milik Dinsos Provinsi jika ingin dilakukan tindaklanjut pembinaan.
"Sebenarnya kalau memang itu sudah dianggarkan pembinaannya biasanya dilakukan pembinaan. Tapi kalau memang pembinaan tidak ada anggaran sifatnya setelah mereka data kembali maka dilepas dan dipanggil keluarganya untuk berikan jaminan tidak terulang lagi," katanya.
Patroli tersebut memang dilakukan rutin setiap malam dan memang sudah dipetakan.
"Ya memang titik-titik patroli sudah terpetakan secara kongkret di titik-titik yang dianggap potensi," paparnya.
Lanjut Suhardi melihat fenomena penyakit masyarakat seperti itu munculnya PSK dan waria tersebut disebabkan beberapa aspek di antaranya paling tidak faktor ekonomi.
"Karena faktor ini mendorong mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan cara-cara seperti itu," paparnya.
Kemudian faktor skil. Artinya karena Meraka merasa tidak memiliki keterampilan sehingga harus melakukan itu.
"Faktor lainnya bisa jadi ini memang sudah jadi kebiasaan yang sifatnya kecanduan. Sehingga walaupun dalam kehidupan berkecukupan sekalipun tetap melakukan aktivitas itu. Namun jika dirunut faktor ekonomi lah yang paling dominan," paparnya.
Ia mengimbau apapun bentuknya ini adalah patologi sosial yang ada di tengah masyarakat kalaupun tidak bisa memberantas sepenuhnya paling tidak mengurangi.
"Dengan cara seperti itu kita harapkan tidak ada penyebaran terhadap yang lain. Dan yang sudah terjaring diharapkan dapat berubah," pungkasnya.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/EKA AHMAD SOLICHIN)