AS Beri Tenggat Turki sampai 31 Juli Batalkan Pembelian Rudal S-400 Rusia, Jika Tidak Ini Ancamannya
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, sistem rudal S-400 yang dibeli dari Rusia bakal berfungsi penuh pada awal tahun depan.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, sistem rudal S-400 yang dibeli dari Rusia bakal berfungsi penuh pada awal tahun depan.
Pembelian S-400 membuat hubungan Turki dengan NATO, terutama Amerika Serikat ( AS), merenggang, dengan AS mengancam bakal meresponnya dengan sanksi.
Berbicara dalam peringatan tiga tahun upaya kudeta terhadap dirinya Erdogan menuturkan delapan pesawat sudah membawa sejumlah bagian dari S-400, dengan sisanya masih terus berdatangan.
"Atas izin Tuhan, mereka bakal dipasang dan berfungsi sepenuhnya pada April 2020," kata Erdogan di Istanbul seprti diwartakan Radio Free Europe Senin (15/7/2019).
AS menyatakan selain menjatuhkan sanksi sesuai UU menangkal pembelian senjata Rusia atau CAATSA, Turki juga bisa dikeluarkan dari program jet tempur F-35.
Erdogan berkata Presiden AS Donald Trump mempunyai wewenang untuk mencegah sanksi dijatuhkan, dan mendesak untuk dicarikan "jalan tengah".
Selain dengan AS, keputusan Turki mendatangkan S-400 juga menuai sorotan dari negara organisasi kerja sama Atlantik Utara, dengan ancaman sanksi pun menggelora.
Jerman dan Austria, misalnya. Mereka menyebut Uni Eropa bakal memberi "hukuman" setelah Ankara melakukan pengeboran "ilegal" minyak dan gas di Siprus.
Pernyataan bersama dari menteri luar negeri dua negara itu mengatakan bakal memberikan sanksi kecuali Turki mengubah sikap, dan direspons Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.
• Ganasnya Rudal SAM Mesir yang Mampu Rontokkan 60 Pesawat Terbang Israel
• Mencengangkan Rudal Iskander Rusia Sulit Dicegat dan Digunakan Untuk Hancurkan Target Bergerak
. Berkat Alat Kuno Ini, Suriah Mentahkan 71 Rudal Tomahawk Milik AS
Cavusoglu menjelaskan mereka bakal terus mengebor kecuali pemerintah Siprus bersedia menerima tawaran kerja sama yang diajukan oleh Siprus Turki.
Dilansir Kompas.com sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut jika ada pihak yang diuntungkan dengan pembelian sistem rudal S-400, itu adalah NATO.
Dia menyebut organisasi negara Atlantik Utara itu seharusnya "bahagia" karena Turki bisa memperkuat pertahanan negara meski harus membeli sistem buatan Rusia itu.
"Jika Turki menjadi lebih kuat di kawasan, siapa lagi yang bakal lebih kuat? Tentunya aliansi sendiri," tutur Erdogan sebagaimana dikutip Russian Today Minggu (14/7/2019).
Pernyataan itu dia sampaikan setelah pejabat AS menuturkan Turki bisa terkena sanksi di bawah CAATSA, UU 2017 yang bertujuan mencegah sekutu membeli senjata Rusia.
Namun, hingga saat ini Washington masih belum menerapkan sanksi meski Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS Eliot Angel menyebut Erdogan harus menerima "konsekuensi".
Meski anggota NATO, Turki kerap bersitegang dengan AS. Di antaranya adalah desakan Ankara supaya AS menyerahkan Fethullah Gulen, pemberontak yang diduga sebagai otak upaya kudeta 2016 melawan Erdogan.
Lebih lanjut, Erdogan menyatakan dia optimis Presiden Donald Trump tidak akan sampai menjatuhkan sanksi atas keputusannya membeli sistem rudal jarak jauh tersebut.
Dia menitikberatkan kepada percakapan hangat dengan Trump di sela KTT G20 Juni lalu.
"Trump mempunyai wewenang untuk menunda penerapan CAATSA," paparnya.
Berbicara selepas pertemuan di Osaka, Jepang, Trump menyalahkan pemerintahan pendahulunya, Barack Obama, karena menolak menjual rudal Patriot ke Turki.
Erdogan mengulangi lagi ucapan Trump itu. "Tawarkan kami Patriot, dan kami akan membelinya dari kalian," ucapnya.
Namun, dia mengaku membutuhkah alternatif. Pasalnya, Turki mensyaratkan bersedia melakukan pembelian asalkan AS bersedia melakukan transfer teknologi, sesuatu yang mereka dapatkan dari S-400 Rusia.
Buntut pembelian sistem rudal berkode NATO SA-21 Growler itu, Turki terancam dikeluarkan dari program jet tempur F-35 yang merupakan proyek senjata termahal AS.
Gedung Putih khawatir jika Turki membeli S-400 dan menempatkannya di dekat F-35, pihak Rusia bisa mengetahui "rahasia" dari jet tempur generasi kelima tersebut.
Mantan Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan sempat menulis surat kepada koleganya,
Menhan Turki Hulusi Akar, berisi peringatan agar Ankara membatalkan pembelian S-400. Washington memberi tenggat waktu hingga 31 Juli mendatang. Jika tidak, para pilot maupun kru Turki yang tengah menjalani pelatihan di AS bisa dikeluarkan.
Erdogan mengemukakan Turki merupakan mitra strategis AS, dan telah membayar biaya hingga 1,25 miliar dollar, sekitar Rp 17,4 triliun, bagi program F-35.
Selain itu, Turki merupakan satu dari sembilan negara mitra pengembang F-35, dan telah memesan 100 unit.
Menurut Erdogan, mereka masih "setia" kepada F-35. Dia menegaskan kesetiaan itu harusnya dibayarkan dengan kerja sama pertahanan di masa depan.
"Mari melakukan apa yang seharusnya mitra strategis lakukan," pungkasnya. Baca juga: Abaikan Peringatan AS, Turki Terima Sistem Rudal S-400.
(sumber kompas.com)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul : https://internasional.kompas.com/read/2019/07/16/19071591/erdogan-atas-izin-tuhan-sistem-rudal-s-400-berfungsi-penuh-april-2020