Nasib Dua Anak SD setelah Video Mereka Berhubungan Badan Viral
Nasib Dua Anak SD di Magetan Jawa Timur setelah Video Mereka Berhubungan Badan Viral . . .
Nasib Dua Anak SD setelah Video Mereka Berhubungan Badan Viral
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dua anak SD di Magetan, Jawa Timur membuat video asusila hingga adegan tak senonoh tersebut tersebar di media sosial.
Video mesum dua siswa siswi SD tersebut berdurasi 1 menit.
Melansir SuryaMalang, beredarnya video tak senonoh dua anak SD jadi viral ini, penyebab dugaan keteledoran orang tua bersangkutan.
Sosok pasangan anak SD bikin video tak senonoh, masih bersekolah dari sekolah dasar di wilayah Magetan.
Video mesum berdurasi 1 menit itu memperlihatkan adegan mesum sepasang anak usia SD.
Anak laki-laki masih mengenakan seragam dan anak perempuannya.
Kabarnya sudah melanjutkan sekolah agama di salah satu sekolah agama di Magetan juga.
• Istri Oknum Perwira Polda ini Laporkan Suaminya, Ada Lima Video Mesum di HP
• Sepasang PNS Rekam Adegan Mesum, Begini Nasib 2 ASN Simalungun Itu
• Siswi SMA Simpan Video Mesum Bareng Kekasih, Terungkap Saat Razia HP
Video mesum anak anak ini beredar sejak tiga hari lalu.
Bahkan sebagian video beredar ada yang dipasang musik dangdut versi koplo dan sebagian adegan ditutup dengan emoji.
Tetapi ada yang masih asli terdengar percakapan keduanya.
Video ini diperkirakan dibuat di rumah anak laki laki itu, dilakukan sepulang sekolah.
Karena orangtua anal laki laki itu bapaknya menjadi TKI Malaysia, ibu kabarnya di sawah.
Saat ini anak laki laki di video itu masih duduk di bangku klas VI SDN di Kabupaten Magetan bagian Selatan.
Sedang anak perempuannya sudah lulus dan melanjutkan di sekolah agama.
Kalangan masyarakat di Magetan sangat prihatin dengan beredarnya video mesum yang seharusnya belum waktunya dilakukan oleh sepasang anak SD ini.
Namun karena longgarnya pengawasan dari orangtua dan sekolah, perilaku otang dewasa ini sudah dilakukan anak anak usia sekolah dasar.
Mestinya penggunaan gawai canggih seperti smart phone ini perlu diawasi dan didampingi orang tua dan sekolah.
Pasalnya, ada sekolah yang meteri pelajaran Tikop (tehnik komputer) dan pengumuman biasa lewat smart phone.
"Memang ini dilema, karena ada pelajaran tertentu yang memerlukan smart phone seperti Tikom dan pengumuman berkaitan dengan mata pelajaran," kata pengamat pendidikan Kabupaten Magetan Muhammad Anis Spd kepada Surya, Kamis (18/7).
Tapi, lanjut Muhammad Anis, penggunaan smartphone itu, terutama kalau gawai itu dibawa ke sekolah, setiap pelajaran dimulai, gawai yang dibawa siswa siswi itu harus dikumpulkan di sekolah.
"Makanya, sebagai bentuk pengawasan, sekolah harus rajin razia. Kecuali kalau pelajaran Tikom, memang mengharuskan bawa gawai atau smartphone"
Memang dilema, tapi tinggal orangtua dan sekolah harus aktif, selain pengawasan juga nasihat atau perhatian dari orangtua,"ujar Muh Anis salah satu guru di SMPN Magetan ini.
Kepala Sekolah bersangkutan membenarkan kalau pemeran video itu siswa di sekolahnya.
Sedang yang perempuan alumni SDN Lembeyan 2, Magetan.
"Sekolah sudah memanggil orangtua siswa bersangkutan, untuk diberikan nasihat dan pengarahan agar siswa tersebut tidak kembali melakukan perbuatan yang sama," kata Supeno, singkat.
Satu sekolah di Lampung ditemukan 12 siswinya dalam kondisi hamil
Pergaulan bebas riskan terjadi terutama di lingkungan kampus, sekolah maupun kosan.
Tak jarang kondisi ini menyebababkan kerugian, terutama yang masih mengenyam pendidikan.
Direktur PKBI Lampung Dwi Hafsah Handayani mengatakan, dirinya pernah melakukan survei ke apotek di sekitaran kampus dan kosan.
Baca: Usai Dikeroyok Puluhan Orang Nasib Bripka RK Tak Disangka, Propam Bilang Begini
Dari hasil surveinya ditemukan, ternyata barang yang paling laris dibeli di apotek adalah kondom dan testpack (alat tes kehamilan).
Bahkan diakuinya, ada kejadian di satu sekolah menengah pertama di Lampung, sebanyak 12 anak didiknya hamil.
Dan itu merata terjadi di kelas VII, XIII dan IX.
"Sekolah bilang bersih, tapi dicek di guru BK, ternyata ada muridnya yang hamil," kata dia.
"Siswi SMP ada 12 yang hamil di satu sekolah. Itu ada di salah satu kabupaten di Lampung," beber Hafsah.
Siswi SMA dihamili
Hati siapa yang tak perih mengetahui putri semata wayang menjadi korban kekerasan seksual, bahkan hingga hamil.
Korban yang masih anak di bawah umur ini digagahi tetangganya di bawah ancaman senjata tajam.
AZ (14), warga Kotabumi, Lampung Utara, menjadi korban kekerasan seksual.
DR, ayah AZ, harus menelan pil pahit saat mengetahui anak semata wayangnya sudah hamil lima bulan.
Dengan mengenakan jilbab biru, Minggu, 30 September 2018, siswi kelas 1 SMA ini menceritakan kisah pilu yang dialaminya.
AZ mengaku dua kali dicabuli oleh pria yang merupakan tetangganya sendiri.
Terakhir, AZ dipaksa melayani nafsu bejat pelaku pada tiga bulan lalu di rumah neneknya.
Di bawah ancaman senjata tajam, AZ tak bisa berbuat banyak.
AZ tak melaporkan perbuatan pelaku kepada keluarganya karena takut.
“Saya takut. Saya hanya bisa diam dan tak sanggup menceritakannya ke keluarga,” beber AZ saat diwawancarai di kediamannya.
DR, ayah korban, mengaku baru mengetahui kejadian yang dialami anaknya beberapa hari lalu.
Ia tidak menyangka anaknya menjadi korban kelakuan bejat tetangganya.
Perbuatan tersebut terbongkar saat ada perubahan pada perilaku korban. Misalnya, korban sering muntah-muntah.
Ketika ditanya, AZ hanya mengaku sedang sakit.
Namun, DR tak percaya begitu saja.
Korban pun dibawa ke seorang bidan.
”Saya ajak dia ke pasar malam. Setelah itu kami periksakan dia ke bidan, dan ternyata positif hamil,” jelas DR.
Mengetahui anaknya hamil, DR langsung shock.
”Kami sekeluarga shock berat,” tambahnya.
Apalagi setelah tahu bahwa pelakunya adalah tetangga sendiri.
Pihak keluarga pun melaporkan kasus ke polisi.
Laporannya bernomor LP/1077/B-1/IX/2018/POLDA LAMPUNG/SPKT RES LU.
Kawal Kasus
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) dan Dinas Pendidikan Lampung Utara akan mengawal kasus pencabulan yang dialami siswi SMA di Kotabumi.
AZ (14), warga Kotabumi, Lampung Utara, menjadi korban kekerasan seksual oleh tetangganya sendiri.
Akibatnya, AZ saat ini mengandung lima bulan.
Ketua LPAI Lampung Utara Suwandi menegaskan, pihaknya akan mengawal kasus ini ke ranah hukum hingga selesai.
"Kedatangan kami memastikan keadaan korban,” kata Suwandi, Minggu, 30 September 2018.
"Kami siap untuk membantu memfasilitasinya untuk menyelesaikan kasus kekerasan anak di bawah umurSuwandi turut prihatin atas musibah yang menimpa korban," kata dia.
LPA dan Disdikbud akan berupaya semaksimal mungkin agar korban tetap mendapatkan pendidikan.
“Saya punya kewajiban bagaimana caranya anak itu tetap sekolah hingga ujian. Karena itu haknya,” ucap Suwandi yang juga menjabat kepala Disdikbud Lampura ini.
Langkah awal yang akan diambil, lanjut Suwandi, pihaknya akan mengawal kasus tersebut di Mapolres Lampura.
Kemudian, akan mengambil langkah-langkah untuk membantu korban.
“Kita akan mengawal kasus ini sampai di pengadilan agar pelaku dapat dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegasnya.
(tribunlampung.co.id)
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Sepasang Anak SD di Magetan Berbuat Layaknya Orang Dewasa, Celakanya Perbuatan itu Direkam dan Viral, https://suryamalang.tribunnews.com/2019/07/18/sepasang-anak-sd-di-magetan-berbuat-layaknya-orang-dewasa-celakanya-perbuatan-itu-direkam-dan-viral.