Gara-gara Ada Suara tapi Tak Ada Orangnya, Kopassus Dimarah-marahi Jenderal saat Penumpasan PKI

Gara-gara Ada Suara tapi Tak Ada Orangnya, Kopassus Dimarah-marahi Jenderal saat Penumpasan PKI

Kolase Tribunnews dan Wikipedia
Sarwo Edhie Wibowo Ayah Ani Yudhoyono (kanan). Gara-gara Ada Suara tapi Tak Ada Orangnya, Kopassus Dimarah-marahi Jenderal saat Penumpasan PKI 

Gara-gara Ada Suara tapi Tak Ada Orangnya, Kopassus Dimarah-marahi Jenderal saat Penumpasan PKI

TRIBUNLAMPUNG.co.id - Ayah almarhumah Ani Yudoyono, Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, pernah memarahi seorang prajurit kopassus muda gara-gara rekaman.

Seperti dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, prajurit kopassus muda yang kena marah Sarwo Edhie Wibowo tak lain adalah Sintong Panjaitan.

Ketika itu Sarwo Edhie Wibowo tengah menjabat sebagai kompandan RPKAD (sekarang kopassus), dan diperintahkan oleh Soeharto untuk merebut RRI pusat dari tangan PKI.

Peleton 1 pimpinan Sintong pun langsung melaksanakan perintah tersebut

Detik-detik Anggota TNI Tewas Ditembak saat Sedang Istirahat, Peluru Datang dari Semak-semak

Legenda Kopassus Berkaki Satu, Siapa pun yang Ingin Bertemu Jenderal Benny Moerdani Harus Lewat Dia

Rumah Kopaska Didatangi 3 Orang Tengah Malam hingga Pemiliknya Keluar. Satu Orang Langsung Terkapar

Setelah peleton 1 mendekati RRI pusat, menggema tiga tembakan senapan AK-47 dari prajurit kopassus, sehingga membuat orang-orang berseragam hijau lari

Anggota peleton 1 Kopassus pimpinan Sintong langsung menguasai gedung RRI pusat

Kemudian Sintong melaporkan kalau RRI pusat sudah berhasil direbut Kopassus

Sarwo Edhie Wibowo yang mendengar laporan Sintong tiba-tiba marah sekali

"Apa? RRI pusat sudah diduduki? Coba kamu perikasa semua ruangan dulu. Itu aktivitas mereka masih di dalam!" kata ayah Ani Yudhoyono itu dengan nada marah.

Sintong pun bingung, semua ruangan sudah diperiksa tapi tak ada seorangpun.

Sintong kemudian melapor untuk yang kedua kalinya kalau semua ruangan sudah dicek tapi tak ada seorangpun.

Namun, Sarwo Edhie Wibowo menanggapi: "Laporanmu tidak benar. Kamu bersihkan dulu dengan bersih. Jangan buru-buru kamu lapor".

Sintong semakin bingung, tapi kemudian ia melihat sebuah kaset rekaman sedang berputar.

"Jangan-jangan ini yang menjadi masalah" kata Sintong dalam hati.

Sintong ingin merusak kaset rekaman itu dengan popor senapan tapi seorang pegawai RRI mencegahnya.

Ia kemudian mematikan rekaman itu secara teknis, dan masalah yang menjadi sumber kesalahpahaman itupun selesai

Sebagai informasi, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dulunya merupakan seorang danjen Kopassus.

Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 25 Juli 1925 dan meninggal di Jakarta, 9 November 1989 pada umur 64 tahun.

Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo Ayah Ani Yudhoyono
Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo Ayah Ani Yudhoyono (Kolase Tribun Jambi dan Wikipedia)

Sarwo Edhie adalah ayah dari Kristiani Herrawati, ibu negara Republik Indonesia, yang merupakan istri dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia juga ayah dari mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo.

Ia memiliki peran yang sangat besar dalam penumpasan Pemberontakan Gerakan 30 September dalam posisinya sebagai panglima RPKAD (atau disebut Kopassus pada saat ini).

Selain itu ia pernah menjabat juga sebagai Ketua BP-7 Pusat, Duta besar Indonesia untuk Korea Selatan serta menjadi Gubernur AKABRI.

Karier Sarwo Edhie di ABRI meliputi:

- Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945-1951)

- Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951-1953)

- Wakil Komandan Resimen di Akademi Militer Nasional (1959-1961)

- Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD) (1962-1964)

- Komandan RPKAD (1964-1967).

Menumpas Gerakan G30S/PKI

Gerakan 30 September atau G30S/PKI terjadi saat Sarwo Edhie menjadi Komandan RPKAD

Pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, enam jenderal, termasuk Ahmad Yani diculik dari rumah mereka dan dibawa ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo Ayah Ani Yudhoyono
Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo Ayah Ani Yudhoyono (kopassus.mil.id)

Hari itu dimulai seperti biasanya bagi Sarwo Edhie dan pasukan RPKAD yang sedang menghabiskan pagi mereka di markas RPKAD di Cijantung, Jakarta.

Kemudian Kolonel Herman Sarens Sudiro tiba. Sudiro mengumumkan bahwa ia membawa pesan dari markas Kostrad dan menginformasikan kepada Sarwo Edhie tentang situasi di Jakarta.

Sarwo Edhie juga diberitahu oleh Sudiro bahwa Mayor Jenderal Soeharto yang menjabat sebagai Panglima Kostrad diasumsikan akan menjadi pimpinan Angkatan Darat.

Setelah memberikan banyak pemikirannya, Sarwo Edhie mengirim Sudiro kembali dengan pesan bahwa ia akan berpihak dengan Soeharto.

Setelah Sudiro pergi, Sarwo Edhie dikunjungi oleh Brigjen Sabur, Komandan Cakrabirawa. S

abur meminta Sarwo Edhie untuk bergabung dengan Gerakan G30S/PKI.

Sarwo Edhie mengatakan kepada Sabur dengan datar bahwa ia akan memihak Soeharto.

Pada pukul 11:00 siang hari itu, Sarwo Edhie tiba di markas Kostrad dan menerima perintah untuk merebut kembali gedung RRI dan telekomunikasi pada pukul 06:00 petang.

Komandan RPKAD Sarwo Edhie
Komandan RPKAD Sarwo Edhie (Wikipedia)

Hal ini dicapai tanpa banyak perlawanan, karena pasukan itu mundur ke Halim dan bangunan diambil alih pada pukul 06:30 petang.

Dengan situasi di Jakarta yang aman, mata Soeharto ternyata tertuju ke Pangkalan Udara Halim.

Pangkalan Udara adalah tempat para Jenderal yang diculik dan dibawa ke basis Angkatan Udara yang telah mendapat dukungan dari gerakan G30S.

Soeharto kemudian memerintahkan Sarwo Edhie untuk merebut kembali Pangkalan Udara.

Memulai serangan mereka pada pukul 2 dinihari pada 2 Oktober, Sarwo Edhie dan RPKAD mengambil alih Pangkalan Udara pada pukul 06:00 pagi.

Satpol PP Harus Menunggu 15 Menit, Begitu Pintu Kamar Kos Dibuka Kaget Isinya Sejoli Suami Istri

Sepupu Merengek Minta HP, Diajak Keliling Naik Motor lalu Diperkosa di Kebun Karet Tanjung Bintang

Gadis Bertengkar dengan Pacar lalu Diperkosa Teman hingga Warga Berdatangan ke Masjid

 

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ayah Ani Yudhoyono Pernah Marahi Kopassus Muda ini Saat Tumpas PKI, Salah Paham Gara-gara Rekaman, https://surabaya.tribunnews.com/2019/07/20/ayah-ani-yudhoyono-pernah-marahi-kopassus-muda-ini-saat-tumpas-pki-salah-paham-gara-gara-rekaman?page=all.

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved