Idul Adha 2019

Tata Cara Salat Idul Adha Dilengkapi Niat Salat Idul Adha dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya

Yuk simak, tata cara salat Idul Adha dan niat salat Idul Adha dalam bahasa Arab dan terjemahannya.

Tribunlampung.co.id/Dodi Kurniawan
Ilustrasi. Tata Cara Salat Idul Adha Dilengkapi Niat Salat Idul Adha dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Yuk simak, tata cara salat Idul Adha dan niat salat Idul Adha dalam bahasa Arab dan terjemahannya.

Dalam kalender masehi, Hari Raya Idul Adha tahun 2019 diperkirakan akan jatuh pada tanggal 11 Agustus 2019.

Meski begitu, kepastian penetapan Hari Raya Idul Adha tahun 2019 masih harus menunggu sidang Isbat, yang akan digelar Kementerian Agama.

Pada kalender Islam atau hijriah, Idul Adha jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Saat itu, seluruh umat muslim yang menunaikan ibadah haji di Arab Saudi, sedang bergerak dari Muzdalifah menuju Mina, untuk melontar jumrah.

Umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, sangat dianjurkan untuk melaksanakan salat Ied, serta menyembelih hewan kurban.

Hukum salat Idul Adha adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan.
Meski hukumnya bukan wajib, salat Ied lebih baik dilakukan bagi laki-laki ataupun perempuan.
Pelaksanaan salat Idul Adha sedikit berbeda dengan salat wajib lima waktu.

Satu di antaranya, pelaksanaan salat Idul Adha tidak didahului azan dan ikamah.

Cara Salat Idul Adha Tanggal 10 Dzulhijjah, Mulai Niat sampai Salam

Salat Idul Adha ataupun Idul Fitri dilaksanakan setelah matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur.

Namun, pelaksanaan salat Idul Adha dianjurkan untuk mengawalkan waktu.

Hal tersebut untuk memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat, yang ingin menyembelih hewan kurban.

Salat Idul Adha dilaksanakan dua rakaat secara berjemaah, dan terdapat khutbah setelahnya.

Namun bila tak bisa berjemaah karena terlambat atau halangan lain, salat Idul Adha dapat dilaksanakan di rumah, daripada tidak sama sekali.

Berikut, niat salat Idul Adha sebagaimana dikutip Tribunlampung.co.id dari Tribuntimur.com.

أُصَلِّيْ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَــــــــالَى

Ushalli rak‘ataini sunnata-li idil adl-ha (ma’muman/imaman) lillahi ta‘ala

Artinya, “Aku niat melaksanakan salat sunnah Idul Adha (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”

Selain itu, niat salat Idul Adha juga bisa dibaca sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِعِيْدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Ushalli sunnata-li idil adl-ha rak‘ataini mustaqbilal qiblati (ma’muman/imaman) lillahi ta‘ala

Artinya, “Aku niat melaksanakan salat sunnah Idul Adha dua rakaat, menghadap kiblat (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”

Lafal niat dibaca menjelang takbiratul ihram.

Lafal niat salat Idul Adha juga bisa menggunakan bahasa lokal yang melakukan salat.

Sebagai catatan, kedudukan lafal niat hanyalah sekunder alias membantu orang yang hendak melaksanakan salat agar lebih mantap dan fokus pada niatnya.

Sementara, hal yang primer tetaplah getaran batin tentang salat Idul Adha itu sendiri.

Imam Ramli mengatakan:

وَيُنْدَبُ النُّطْقُ بِالمَنْوِيْ قُبَيْلَ التَّكْبِيْرِ لِيُسَاعِدَ اللِّسَانُ القَلْبَ وَلِأَنَّهُ أَبْعَدُ عَنِ الوِسْوَاسِ وَلِلْخُرُوْجِ مِنْ خِلاَفِ مَنْ أَوْجَبَهُ

“Disunnahkan melafalkan niat menjelang takbir (salat) agar lisan dapat membantu (kekhusyukan) hati, agar terhindar dari gangguan hati dank arena menghindar dari perbedaan pendapat yang mewajibkan melafalkan niat”. (Nihayatul Muhtaj, juz I,: 437)

Niat adalah sesuatu yang sangat pokok dalam pelaksanaan ibadah.

Tidak sah ibadah seseorang yang tidak disertai dengan niat.

Niat terletak di dalam hati, yang menandakan adanya kesengajaan dalam menunaikan ibadah tertentu.

Menurut Madzhab Syafi‘î, niat berarti sengaja melakukan sesuatu yang dilaksanakan berbarengan dengan aktivitas pertama saat salat.

Artinya, dalam konteks salat Idul Adha, jika melafalkan niat dilakukan sebelum takbiratul ihram maka niatnya itu sendiri dilaksanakan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.

Tata cara salat Idul Adha

Waktu salat Ied dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu Dhuhur.

Salat Idul Adha memang dianjurkan dilakukan di awal waktu, dibandingkan salat Idul Fitri yang dianjurkan diperlambat untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang belum menunaikan membayar zakat fitrah.

Salat Idul Adha dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah, dan terdapat khutbah setelahnya.

Bila ketinggalan secara jamaah, boleh dilakukan secara sendiri atau munfarid.

Berikut, tata cara salat Idul Adha.

Pertama, niat salat Ied.

Niat dalam hati untuk melaksanakan salat Idul Adha, tanpa harus melafadzkannya.

Kedua, takbirul ihram seperti salat pada umumnya.

اللَّهُ أَكْبَرُ

(Allaahu akbar) Artinya: Allah Maha Besar

Kemudian, membaca doa iftitah. 

وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا (مُسْلِمًا) وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Artinya:

Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk (dan menyerahkan diri), dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku termasuk orang yang berserah diri.

Ya Allah engkau adalah penguasa. Tiada Tuhan kecuali Engkau Semata. Ya Allah Engkau adalah Tuhanku sedangkan aku adalah hambaMu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku dan aku telah mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah semua dosa-dosaku. Tiada yang dapat mengampuni dosa-dosaku melainkan Engkau.

Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik. Tiada yang dapat membimbing kepada akhlak yang terbaik melainkan Engkau. Palingkanlah aku dari akhlak yang buruk. Tiada yang dapat memalingkan aku dari akhlak yang buruk melainkan Engkau. Aku penuhi panggilanmu Ya Allah. Aku patuhi perintahMu. Seluruh kebaikan berada dalam tanganmu sedangkan kejelekan apapun tidaklah pantas untuk dinisbatkan kepadaMu. Aku hanya dapat hidup karenaMu dan akan kembali kepadaMu. Maha berkah Engkau Yang Maha Tinggi, aku mohon ampunan dan bertaubat kepadaMu.

Kemudian, setelah membaca doa iftitah disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.

Ini bacaan di antara takbir sebelum membaca surah Al-Fatihah.

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar. 

Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada tuhan kecuali Allah, Allah Mahabesar.

Ketiga, membaca surah Al-Fatihah.

Setelah itu dianjurkan membaca Surat Al-Ghasyiyah dan berlanjut rukuk, sudut, duduk di antara dua sujud dan berdiri masuk ke rakaat kedua.

Keempat, takbir pada rakaat kedua.

Kembali takbir sebanyak lima kali dengan bacaan sama seperti rakaat pertama.

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ

Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar. 

Artinya: Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya. Tiada tuhan kecuali Allah, Allah Mahabesar.

Berlanjut baca surat Al-Fatihah, surat pendek, rukuk, sudut, duduk di antara dua sujud dan duduk tasyahud akhir.

Tata Cara Salat Idul Adha 2019, 10 Dzulhijjah 1440 Hijriyah

Kelima, setelah salam tanda salat Id rampung, jamaah dianjurkan mendengarkan khutbah hingga selesai. Jangan terburu-buru pulang.

Pada khutbah pertama, khatib disunnahkan memulainya dengan takbir sembilan kali sedangkan khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali.

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

“Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)

Demikian, tata cara salat Idul Adha dan niat salat Idul Adha. (tribunlampung.co.id/tama yudha wiguna/tribunwow.com)

Sumber: Tribun Timur
Tags
Salat Ied
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved