Benarkah Aplikasi Wajah Tua FaceApp Berbahaya? CEO FaceAPP Buka Suara

"Kami hanya mengunggah foto yang telah dipilih untuk kemudian diedit. Anda dapat memeriksanya dengan menggunakan pencari yang tersedia di internet."

Penulis: Beni Yulianto | Editor: wakos reza gautama
Istimewa
Chat Whatsapp (WA) Pria Samarkan Wajah Selingkuhan Pakai FaceApp Viral. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Belakangan sejak viral foto tua #AgeChallenge menggunakan FaceApp, banyak beredar bahaya aplikasi ini. 

Mulai dari keamanan foto pengguna yang tetap tersimpang di server FaceApp meski sudah dihapus, sampai dugaan penyalahgunaan foto wajah. 

Lalu, sebenarnya apakah aplikasi ini berbahaya? sejauh mana keamanan menggunakan aplikasi ini? 

Aplikasi ini menjadi kekhawatiran tersendiri di kalangan pengguna internet. Bahkan pemerintah AS was-was soal privasi data pengguna yang bersangkutan.

Senator AS, Chuck Schumer pun meminta Biro Investigasi Federal (FBI) dan Komisi Perdagangan AS (FTC) untuk menyelidiki aplikasi tersebut.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan.

Dalam kebijakan privasinya, FaceApp menyatakan dengan terang-terangan bahwa foto yang diunggah pengguna bisa digunakan oleh pihak FaceApp untuk keperluan apapun, termasuk kepentingan komersil.

Selain itu, kekhawatiran muncul lantaran FaceApp dikembangkan oleh perusahaan asal Rusia bernama Wireless Lab yang berbasis di St. Petersburg.

Domain perusahaan ini pun dikaitkan dengan tuduhan adanya campur tangan Rusia dalam pemilu AS.

Karena itulah kemudian muncul sebuah kabar viral di mana FaceApp diisukan dapat mencuri foto pengguna yang tersimpan dalam ponsel secara diam-diam.

CEO FaceApp, Yaroslav Goncharov sendiri telah menepis tudingan tersebut.

Ia mengatakan bahwa FaceApp tidak melakukan tindakan jahat apapun pada foto milik pengguna yang telah diunggah.

"Kami hanya mengunggah foto yang telah dipilih untuk kemudian diedit. Anda dapat memeriksanya dengan menggunakan pencari yang tersedia di internet," ungkapnya.

Mendengar pernyataan tersebut, media asal Amerika Serikat, Buzzfeed pun melakukan penelitian.

Penelitian tersebut dilakukan untuk melihat apakah ada aktivitas mencurigakan dari FaceApp pada saat digunakan dan setelah digunakan.

Dikutip dari halaman Buzzfeed, Selasa (23/7/2019), mereka kemudian menjalankan aplikasi tersebut di sejumlah perangkat berbeda.

Buzzfeed menggunakan ponsel Android dan iOS. Selain sistem operasi yang berbeda.

Buzzfeed juga melakukan pengujian dengan dua izin aplikasi FaceApp yang berbeda.

Satu diberikan izin untuk mengakses foto pengguna, satu lainnya tidak diizinkan.

Setelah itu Buzzfeed mengunggah sebanyak empat gambar lewat aplikasi tersebut.

Hasilnya, tidak ada aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh aplikasi ini. 

Secara teori, jika FaceApp mencuri foto atau data lain tanpa sepengetahuan pengguna, maka aplikasi ini akan menghabiskan banyak data ketika aktif pada "background".

Tapi dari penelitian tersebut, meski FaceApp tetap aktif walau tidak digunakan, lalu lintas data secara keseluruhan yang terlihat pada ponsel hanya sekitar 43 MB dalam waktu satu jam.

Jumlah data yang dikeluarkan ini terbilang wajar, karena bukan hanya aplikasi FaceApp yang bekerja pada background, ada pula Gmail, Twitter, Facebook, dll.

Dua peneliti lainnya juga menyatakan hal serupa. Jumlah lalu lintas data yang dihasilkan tidak menunjukkan adanya aktivitas mencurigakan.

Seorang peneliti sekaligus CEO dari Guardian Firewall juga mengatakan bahwa telah melakukan pengujian pada aplikasi FaceApp.

Ia pun menilai sah-sah saja jika para pengguna menaruh kecurigaan dan waspada pada aplikasi ini.

Senada dengan Will, peneliti keamanan asal Prancis, Baptiste Robert juga mengatakan bahwa pengguna boleh curiga tetapi jangan menuduh tanpa bukti.

"Orang-orang ketakutan karena di balik perusahaan FaceApp adalah orang Rusia. Yang ingin saya katakan adalah, boleh-boleh saja curiga, tetapi jangan menuduh tanpa bukti. Di sini kami tidak memiliki bukti teknis untuk berteriak tentang adanya skandal," katanya.

FaceApp yang Viral Pihak FaceApp sendiri mengklaim bahwa foto milik pengguna yang telah diedit disimpan di dalam server yang dijalankan oleh Amazon dan Google.

Meski demikian, tak menutup kemungkinan jika kemudian FaceApp menyalahgunakan foto pengguna untuk berbagai kepentingan.

Pasalnya pada halaman persetujuan pun pengguna telah diberi tahu, bahwa foto yang diunggah akan menjadi milik FaceApp dengan lisensi yang abadi. 

FBI Selidiki

Maraknya penggunaan FaceApp rupanya membuat pemerintah AS was-was soal privasi data pengguna yang bersangkutan. Senator AS Chuck Schumer bahkan meminta Biro Investigasi Federal (FBI) dan Komisi Perdagangan AS (FTC) untuk menyelidiki aplikasi tersebut.

Kekhawatiran Schumer didasarkan pada negara asal sang aplikasi. FaceApp dikembangkan oleh perusahaan asal Rusia bernama Wireless Lab.

"Saya meminta FBI untuk melihat apakah data pribadi yang diunggah oleh jutaan orang di AS ke FaceApp akan berpindah tangan ke pemerintah Rusia, atau entitas yang terafiliasi dengan pemerintah Rusia," tulis Schumer.

Schumer juga menyoroti ketentuan layanan FaceApp yang dinilai bisa mengelabui pengguna soal keamanan data pribadi yang dikumpulkan dan siapa saja yang bisa mengaksesnya.

Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Komite Nasional Demokrat (DNC).

Chief Security Officer Bob Lord bahkan meminta semua pejabat DNC untuk menghapus aplikasi tersebut di ponselnya.

"Tidak jelas apa risiko privasi yang akan dihadap. Tapi yang jelas, menghindari aplikasi memberikan manfaat lebih besar ketimbang risikonya," kata Lord.

DNC sendiri memang pernah mengalami pengalaman buruk berkaitan dengan pemerintah Rusia.

Pada 2015 dan 2016, jaringan komputer DNC pernah dibobol hacker.

Beberapa ahli keamanan siber dan pemerintah AS menuding pemerintah Rusia adalah dalangnya.

Dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Jumat (19/7/2019) FaceApp sendiri telah mengetahui adanya kekhawatiran tersebut dan mengatakan bahwa data pengguna tidak akan dikirim ke Rusia.

"Meskipun tim riset dan pengembangan inti berada di Rusia, data pengguna tidak akan ditransfer kesana. Kebanyakan gambar dihapus dari server kami dalam 48 jam setelah diunggah," jelas FaceApp.

Mengapa Aplikasi FaceApp Dianggap Bahaya? Terkuak Alasan FaceApp Diduga Bahaya hingga Diselidiki FBI

"Kami juga tidak menjual atau memberikan data pengguna kepada pihak ketiga," lanjut FaceApp.

Maaf Sayang Lagi di Rumah Nenek, Viral Manfaat FaceApp untuk Sembunyikan Identitas Selingkuhan

FaceApp menggunakan server AWS dan Google Cloud untuk penyimpanan data. Popularitasnya melesat karena #AgeChallenge. Sejak 10 Juli lalu, aplikasi ini telah diunduh sebanyak 13 juta kali. (kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul:"  "FBI Diminta Selidiki Aplikasi #AgeChallenge FaceApp yang Viral dan FaceApp Berbahaya atau Tidak? Eksperimen Ini Membuktikan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved