PSK Online Sebut Lebih Aman di Indekos, di Blitar Sewa Kosan Rp 10 Ribu per Jam Diduga buat Mesum

Seorang pemilik indekos menyewakan kamar mulai dari Rp 10 ribu per jam hingga Rp 50 ribu per jam, yang diduga digunakan sebagai tempat mesum remaja.

tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi. PSK Online Sebut Lebih Aman di Indekos, di Blitar Sewa Kosan Rp 10 Ribu per Jam Diduga buat Mesum. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang pemilik indekos menyewakan kamar mulai dari Rp 10 ribu per jam hingga Rp 50 ribu per jam, yang diduga digunakan sebagai tempat mesum remaja.

Polisi telah menangkap pemilik indekos berinisial WR (24).

Di Lampung, pekerja seks komersil (PSK) dalam prostitusi online atau PSK online pun lebih memilih menggunakan indekos dibanding sewa kamar hotel.

Apa alasannya?

Polisi menangkap WR, selaku pemilik indekos yang diduga jadi ajang mesum remaja di Blitar, Jawa Timur, Senin (22/7/2019).

Berdasarkan keteragan WR di hadapan polisi, setiap kamar disewakan per jam.

Tarifnya bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu per jam hingga Rp 50 ribu per jamnya.

WR diketahui juga mempromosikan indekos yang berada di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu, di media sosial.

 PSK Online di Lampung Ungkap Permintaan Aneh Para Pemesan, Tarif Disesuaikan Usia Pelanggan

"Begitu disewa, rumah itu langsung dipasarkan lewat Facebook atau media sosial lainnya, dengan diberi nama info kos-kosan bebas Blitar," kata Kapolres Blitar, AKBP Anisullah M Ridha.

"Maksudnya, jika orang mau mencari kos-kosan bebas, bisa mengetik di FB dan muncul profil kos-kosannya, termasuk harga-harganya," lanjut Anisullah M Ridha.

Keberhasilan polisi membongkar indekos di tepi jalan raya Malang-Blitar atau sekitar 200 meter sebelah timur perempatan traffic light Kecamatan Talun itu, tak lepas dari laporan warga.

"Tindakan kami ini adalah preventif."

"Sebab, kami mendapat laporan dari para pemuda, bahwa sering melihat pasangan muda mudi keluar masuk rumah itu," kata Imam Harimiadi, Lurah Bajang.

Setelah ditindaklanjuti dengan mendatangi indekos itu pada Kamis (18/7/2019), petugas menemukan tiga pasangan remaja yang sedang berada di dalam kamar.

Polisi segera mengamankan para remaja tersebut dan memanggil orangtua mereka ke Polsek Talun.

"Yang penting, orangtuanya sudah tahu kalau anaknya telah berada di rumah itu," kata Ridha.

Selain itu, polisi dan warga juga menemukan tumpukan tisu dan kondom bekas di salah satu sudut rumah indekos tersebut.

Hingga saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut.

 Viral Video Mesum Siswa SD, Pakai Seragam Lakukan Adegan Tak Senonoh, Ada Musik Dangdut Koplo

PSK Online Mengaku Aman Gunakan Indekos

Di Metro, Lampung, PSK online mengaku lebih aman menggunakan indekos dibandingkan menyewa kamar hotel.

Polisi membongkar kasus prostitusi online via WhatsApp di Metro, Lampung pada pertengahan Juni 2019 silam.

Reporter Tribunlampung.co.id yang kemudian melakukan liputan mendalam terkait pekerja seks komersial atau PSK online di kota tersebut menemukan fakta lain.

Hal itu termasuk cara pekerja seks komersil atau PSK online menggaet pelanggan.

Selama empat hari pada 15-18 Juli 2019, reporter Tribunlampung.co.id menemukan bahwa aplikasi MiChat menjadi alat untuk transaksi esek-esek tersebut.

MiChat merupakan aplikasi pesan gratis berbasis lokasi, yang bisa membantu pengguna untuk menemukan teman-teman baru dan orang-orang di sekitar.

Pada umumnya, penggunaan MiChat bertujuan positif.

Tapi, ada beberapa pengguna yang memanfaatkan aplikasi ini untuk kepentingan negatif, antara lain praktik prostitusi online.

Hal itu satu di antaranya diungkapkan seorang pria bernama JT.

 PSK Online Enggan Pakai Hotel, Terungkap PSK Berusia 50 Tahun Layani Pelajar Tarif Rp 50 Ribu

Ia mengaku, aplikasi MiChat merupakan cara komunikasi paling mudah dan aman dengan PSK dalam prostitusi online, termasuk di Metro, Lampung.

Menurutnya, fitur dalam aplikasi MiChat membuat ia mampu mengetahui lokasi lawan bicara.

Sehingga, ia bisa langsung terhubung dengan pengguna lainnya yang berada dalam satu wilayah.

Untuk mengetahui pengguna MiChat yang menjajakan diri, JT mengatakan, hal tersebut cukup mudah.

Biasanya, lanjut JT, ada kode dalam profil status pengguna.

Kode tersebut seperti BO, ST, LT, dan sebagainya.

"Kalau untuk harga variatif. Tapi, harga bersahabatlah, dan masih bisa nego juga."

"Tergantung komunikasi kita gimana. Bisa minta kirimin foto dulu, karena ada beberapa yang pake profilnya beda."

"Biar gak jebakan batman. Intinya sih mudah, karena kalau enggak cocok, tinggal ganti yang lain," urainya.

Reporter Tribunlampung.co.id kemudian mencoba menggunakan aplikasi MiChat untuk mengetahui keberadaan PSK dalam prostitusi online di Metro, Lampung.

Hal yang dikatakan JT ternyata benar adanya.

Di Indekos

Setelah mencoba mengajak berkomunikasi dengan PSK dalam prostitusi online lewat aplikasi MiChat, reporter Tribunlampung.co.id menemukan sejumlah fakta.

Seorang PSK online mengaku mematok tarif sebesar Rp 400 ribu untuk sekali kencan.

Namun, tarif tersebut masih bisa turun.

"Bisa (turun tarif), Rp 350 ribu," katanya.

Adapun, lokasi pertemuan di indekos.

"Tempat di kos aku," ujarnya.

Selain indekos, ada juga PSK yang hanya bersedia melayani tamunya di hotel.

Adapun, tarif yang ditawarkan rata-rata berkisar Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu untuk sekali kencan.

Sementara untuk layanan lebih lama, mulai dari harga Rp 800 ribu hingga jutaan rupiah.

Hasil penelusuran reporter Tribunlampung.co.id, setidaknya ada 11 akun yang menawarkan jasa transaksi esek-esek yang terang-terangan di aplikasi MiChat di sekitar Taman Merdeka, Metro, Lampung.

Layani 7 Orang Sehari

Seorang PSK yang menggunakan aplikasi MiChat mengatakan, ia rata-rata melayani tiga orang sampai lima orang per hari.

"Paling banyak tuh pernah tujuh orang sehari. Cuma kalau sudah dapat lima, biasanya pelanggan yang lain aku cancel aja," katanya.

"Karena lumayan capek. Kalau harga sih minimal Rp 300 ribu untuk sekali yah, tapi lihat orang juga sih, kalau lebih dewasa Rp 400 ribu," paparnya.

Wanita tersebut mengaku memilih melayani tamunya di indekos.

Karena menurutnya, indekos jauh lebih aman dan hemat ketimbang hotel.

Para pelanggannya tidak lagi dibebankan harus membayar sewa tempat seperti hotel.

Namun demikian, rumah indekos nyaman bukan berarti.

Karena, dirinya pernah diangkut Satpol PP saat razia.

"Tapi tetap amanlah. Karena cuma didata saja. Habis itu pulang. Waktu itu pas lagi sama pelanggan juga, cuma ya gitu aja," imbuhnya.

Saat ditanya mengenai para pria hidung belang yang pernah memakai jasanya, ia tidak pernah mengusik pekerjaan atau latar belakang mereka.

Namun, ia menjelaskan, pelanggannya terdiri dari seluruh kalangan.

Hal itu mulai dari remaja, pelajar atau mahasiswa, hingga orang dewasa alias om-om.

Selama ini, ia hanya mau bertransaksi di rumah indekos yang ia siapkan.

Tapi, ada pengecualian khusus untuk pelanggan tetap.

"Enggak pernah tanya-tanya sih, yang penting saya ramah. Ada yang mau cerita dulu, ya kita dengar, ada yang mau langsung, ya kita ikutin."

 Pegawai Honorer Pemda Nyambi Jadi PSK, Satu Kamar Hotel Bintang Dipakai 3 PSK buat Layani Tamu

"Ada sih yang aneh, minta macam-macam lah. Aku ikut sebisa mungkin, kalau masih normal ya, cuma kalau udah aneh betul, aku nggak mau," imbuhnya.

Perempuan berkulit kuning langsat ini menambahkan, dirinya bekerja sendiri tanpa mucikari.

"Aku sendiri. Cuma kalau tahu online ini, memang dari teman," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pasang Tarif Per Jam, Indekos Ini Diduga Jadi Ajang Mesum di Kalangan Remaja

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved