Kenali Pemicu Karakter Anak Pemalu
Orangtua terkadang mengalami kesulitan saat berhadapan dengan anaknya yang cenderung pemalu. Berikuti tips mengatasinya
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: martin tobing
Laporan Wartawan Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Orangtua terkadang mengalami kesulitan saat berhadapan dengan anaknya yang cenderung pemalu.
Butuh kesabaran, keuletan, dan kiat tertentu dari orangtua untuk menumbuhkan keberanian pada anak.
Psikolog dari Klinik Tumbuh Kembang Anak Pelangi Hati Bandar Lampung Mirra Septia Veranika MPsi mengatakan, ada beberapa pemicu anak cenderung pemalu.
Misalnya, kurang kesempatan bersosialisasi dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar rumah membuat anak menjadi pemalu atau tidak percaya diri.
Selain itu bisa saja karena adanya pengalaman yang kurang menyenangkan saat tampil di depan orang ramai atau saat berinteraksi di tempat yang ramai.
• Trik Latih Anak Berani Ditinggal Sendiri di Sekolah
Pola asuh yang kurang tepat, banyak melarang, mengkritik, jarang memberikan pujian, tidak memfasilitasi anak untuk memilih dan melakukan hobinya, juga membuat anak menjadi kurang berani.
Untuk itu, orang tua perlu mencari tahu faktor penyebabnya. Hal terpenting menyikapi anak cenderung pemalu adalah orangtua harus menjadi role model.
Selain itu, membiasakan anak bebas untuk memilih sejak usia dini.
"Orangtua harus menjadi contoh. Beri anak kebebasan memilih dan arahkan ke hal yang baik jika pilihan anak cenderung membahayakannya," jelas Mirra.
Tujuan memberikan kebebasan anak untuk berani memilih, bersikap dan bertanggung jawab terhadap hal-hal kecil dalam keseharian di rumah akan membentuk keterampilan sosialnya kelak.
• Trik Edukasi Anak Lakukan Aktivitas Olahraga Menyenangkan
Seperti membereskan mainan, meletakkan gelas dan piring ke wastafel cucian piring, dan lainnya.
Hal lain bisa dilakukan adalag memberikan anak kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan luar rumah/outbond activity.
Tujuannya, agar adrenalin anak terpacu dan belajar berani mengambil sikap/keputusan cepat.
"Jangan lupa apresiasi anak atas setiap perilaku baik dan pencapaiannya. Hal ini secara tidak langsung memberikan contoh kepada anak bagaimana menghargai diri sendiri," jelas Mirra.