Dipuji Atasan dan Dijadikan Contoh Sosok Polisi Baik, Bripka Rachmat Tewas di Tangan Juniornya
Sesaat sebelum tewas ditembak juniornya, Bripka Rachmat Effendy diketahui mengirim foto dan pesan terkait aktivitasnya sebagai Ketua Pokdarkamtibmas
Penulis: Romi Rinando | Editor: Heribertus Sulis
Dipuji Atasan dan Dijadikan Contoh Sosok Polisi Baik, Bripka Rachmat Tewas di Tangan Juniornya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sesaat sebelum tewas ditembak juniornya, Bripka Rachmat Effendy diketahui mengirim foto dan pesan terkait aktivitasnya sebagai Ketua Pokdarkamtibmas Cimanggis, ke grup WhatsApp (WA) para rekan kerjanya di staf Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya.
Foto yang diunggahnya adalah saat Bripka Rachmat berhasil mengamankan satu pelaku tawuran di wilayahnya di Cimanggis.
Turut pula dia mengirim foto senjata tajam berupa celurit yang berhasil ia amankan dari pelaku tawuran.
Dalam unggahan itu, Bripka Rachmat Effendy menuliskan pesan, akan membawa pelaku tawuran dan celurit yang diamankannya ke Mapolsek Cimanggis.
Sebab perbuatan para pelaku tawuran sangat membahayakan dan meresahkan warga.
Hal itu dikatakan atasan langsung Bripka Rachmat yakni Kepala Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Sumardji, kepada Warta Kota, Jumat (26/7/2019).

• Polisi Tembak Polisi, Anak Bripka Rachmat Histeris Lihat Jenazah Sang Ayah: Ya Allah Papa
• Bripka Rachmat Ditembak Mati Brigadir Rangga, Ternyata Istri Sempat Ingatkan Hal Ini
• Bripka Rachmat Tewas Ditembak Brigadir Rangga, Ini Alasan Pelaku Penembakan
"Jadi beberapa saat sebelum kejadian ditembak, Bripka Rachmat sempat posting foto amankan pelaku tawuran dan foto celurit yang disita," kata Sumardji.
Unggahan Bripka Rachmat selalu disambut dengan komentat positif dan salut terhadap Rachmat yang sangat antusias mengamankan warga dan masyarakat di wilayahnya.
"Bukan sekali ini dia posting giat sebagai Ketua Pokdar. Cukup sering juga.
Makanya kita salut sama almarhum yang rela setelah pulang kantor malamnya aktid jadi angggota Pokdar monitor wilayahnya," kata Sumardji.
Namun, nyatanya, kata Sumardji, tak disangka, karena giat yang diunggahnya itulah, Bripka Rachmat ditembak Brigadir Rangga, personel dari Baharkam Polri, di SPK Polsek Cimanggis, Kamis malam.
Keluarga berada di samping peti jenazah Alm Bripka Rahmat Effendy di Rumah Duka Tapos, Depok, Jawa Barat, Jumat (26/7/2019).
Menurut Sumardji, Bripka Rachmat dikenal sebagai sosok yang memilIIiki integritas tinggi dalam melayani, mengayomi dan membina masyarakat.
Sumardji yang merupakan atasan langsung Bripka Rachmat, menilai selama bertugas di Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya sebagai staf bagian penomoran kendaraan, tak ada hal negatif atau catatan buruk yang dilakukan Bripka Rachmat.
"Jadi saya tahu benar keseharian dia, karena saya atasannya langsung. Rachmat ini punya rasa tanggung jawab besar dan disiplin dalam bekerja. Dia punya integritas tinggi dalam pekerjaannya.
Dikasih pekerjaan apapun pasti selesai. Ibadah dan sholatnya juga bagus. Karena Rachmat ini kan lama di Brimob.
Dia bertugas di Ditlantas baru sekitar sejak 2015, lalu," kata Sumardji saat berbincang dengan Warta Kota, Jumat (26/7/2019).
Bripka Rachmat diakui Sumardji adalah sosok yang rajin dan memiliki kemauan serta keinginan untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat banyak.
"Mengenai keinginan almarhum untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat ini, bukan hanya omongan saja.
Contoh dan buktinya dia mau menjadi Ketua Pokdarkamtibmas di Kecamatan Cimanggis dimana ia tinggal," kata Sumardji.
Karenanya, kata Sumardji, sehabis bekerja di Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya, malam harinya Rachmat pasti menyempatkan diri memantau lingkungannya sebagai Ketua Pokdarkamtibmas.
"Sebagai Ketua Pokdarkamtibmas, Rachmat ini betul-betul aktif sekali. Ia sangat menjaga lingkungan dan membela masyarakat di tempat tinggalnya.
Kenapa saya tahu, karena Rachmat ini cukup sering posting di grup WA staf Regident, beberapa aktifitasnya jadi Pokdarkamtibmas seusai pulang kerja," kata Sumardji.

Menurut dia, karena kemauan dan keinginan yang kuat berbuat bagi masyarakat, Rachmat rela melakukan kerja ekstra sebagai Pokdarkamtibmas usai pulang kantor.
"Kalau tak punya kemauan dan keinginan berbuat bagi masyarakat enggak mungkin dia mau capek capek pulang kantor lalu malamnya kerja ekstra lagi sebagai pokdar," kata Sumardji.
Karenanya kata Sumardji, apa yang dilakukan Bripka Rachmat patut mendapat apresiasi dari masyarakat atau paling tidak dicontoh.
"Dia benar-benar sosok polisi yang mau berbuat bagi masyarakat terutama dalam menjaha keamanan dan ketertiban warga.
Itu makanya dia sempat mengamankan pelaku tawuran yang membawa celurit sebelum jadi korban penembakan," papar Sumardji.
Sebagai Ketua Pokdarkamtibmas, Bripka Rachmat selalu turun langsung ke lapangan jika ada keributan atau ketika dilapori warga ada tawuran atau keributan lain di wilayahnya.
"Ini yang patut dicontoh dari almarhum. Ia selalu ingin mengabdikan dirinya bagi masyarakat," kata Sumardji.
Dengan peristiwa ini kata Sumardji ia sangat kehilangan salah satu anak buah terbaiknya.
"Kami di subdit regident sangat kehilangan sosok Bripka Rachmat yang memiliki idealisme melayani masyarakat dalam bekerja," katanya.
Juga ia dan jajarannya mengaku sangat berduka cita yang mendalam dengan meninggalnya Bripka Rachmat Effendy.
Seperti diketahui Bripka Rahmat Effendy meninggal dengan 7 luka tembakan di tubuhnya.
Ia ditembak oleh Brigadir Rangga di SPK di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Jalan Raya Bogor, Kota Depok, Kamis malam sekitar pukul 20.50 WIB.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, peristiwa penembakan di Polsek Cimanggis diduga disebabkan oleh seorang anggota polisi yang terpancing emosi.
Anggota polisi berpangkat Brigadir dengan inisial RT emosi lantaran rekannya, Bripka RE menolak permintaannya dengan nada kasar.
Keduanya tengah menangani kasus tawuran.
Awalnya, Bripka RE mengamankan seorang pelaku berinisial FZ dengan barang bukti senjata tajam.
Tak lama, orang tua FZ datang ke kantor Polsek Cimanggis didampingi Brigadir RT dan Brigadir R. Kedua polisi yang datang bersama orang tua FZ meminta Bripka RE untuk melepaskah FZ.
"Mereka meminta FZ dibebaskan, namun ditolak oleh Bripka RE," kata Argo saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (26/7/2019). Brigadir RT merasa penolakan yang disampaikan Bripka RE bernada kasar.
Tak terima dengan perlakuan tersebut, Brigadir RT kemudian pergi menuju ruangan lainnya yang bersebelahan dengan ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis.
Ia mengambil sebuah senjata api jenis HS 9.
"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo. Akibatnya, Bripka RE meninggal di tempat kejadian perkara (TKP).
Jenazah Bripka RE telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan otopsi. "(Jenazah korban) sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri," kata Argo.
Seperti diketahui, peristiwa penembakan itu terjadi di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7/2019) pukul 20.50 WIB.
Anggota polisi, Bripka RE, tewas diduga ditembak rekannya sesama anggota polisi berpangkat Brigadir dengan inisial RT. Adapun, Bripka RE merupakan anggota samsat Polda Metro Jaya.
Saat ini, Polda Metro Jaya masih menunggu hasil otopsi untuk mendalami kasus ini. (sumber kompas.com)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul : Pesan Terakhir Bripka Rachmat Effendy Sebelum Tewas Ditembak di Polsek Cimanggis