Puskesmas Kosong Tak Ada Pegawai, Pasien Sesak Nafas Meninggal Dunia di Teras
Puskesmas di Aceh Kosong Tak Ada Pegawai, Pasien Sesak Nafas Meninggal Dunia
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, ACEH - Puskesmas Kosong Tak Ada Pegawai, Pasien Sesak Nafas Meninggal Dunia.
Seorang pasien yang mengalami sesak nafas meninggal dunia di depan teras puskesmas, Minggu (28/7/2019).
Pasien tersebut bernama Herman (30), asal Desa Jaya Baru, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue, Aceh.
Herman mengalami sesak nafas lalu dibawa ke Puskesmas Salang oleh pihak keluarga.
Namun sampai di puskesmas, tidak ada orang satu pun.
Puskesmas dalam keadaan kosong tanpa ada petugas jaga.
Alhasil Herman yang tidak mendapat pertolongan meninggal dunia di teras Puskesmass Kecamatan Salang, Minggu (28/7/2019).
Pihak keluarga sangat terpukul, lantaran saat pasien tiba di Puskesmas Salang, sekitar pukul 08:30 WIB, tidak petugas kesehatan yang melayani pasien.
Sorefan (28) selaku adik kandung Herman menjelaskan, bahwa pada Minggu (28/7/2019) dini hari, abangnya merasakan sakit sesak nafas, secara mendadak.
Oleh pihak keluarga membawanya ke Puskesmas Salang untuk mendapatkan pengobatan.
"Namun, setiba di Puskesmas Salang tidak ada seorangpun petugas kesehatan disana. Kami menunggu lebih kurang setengah jam. Akhirnya, bang Herman menghembuskan nafas yang terakhir di teras Puskesmas Salang," kata Sorefan.
Sementara itu, Ihsan Jayadi (48), selaku tokoh masyarakat Desa Jaya Baru mengaku sangat menyesalkan atas ketiadaan petugas medis di Puskesmas Salang, sehingga seorang pasien meninggal dunia.
"Masak di Puskesmas tidak ada petugas yang siap menunggu disana," tutur Ihsan.
Namun demikian, pihaknya berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan pelayanan dapat di tingkatkan secara maksimal.
"Dari pihak Dinas Kesehatan Simeulue bisa menindaklanjuti kejadian meninggalnya pasien di teras Puskesmas Salang," harapnya.
Secara terpisah, Kepala Puskesmas Salang, Zulliman Sahmi yang dikonfirmasi Serambinews.com, membantah khabar tentang tidak adanya petugas piket di Puskesmas Salang.
Namun, insiden meninggalnya seorang pasien di teras Puskesmas pihaknya pun belum mendapatkan informasi.
"Tidak mungkin tidak ada petugas. Meski hari libur, petugas tetap ada. Mungkin saja terlambat datang," kata Zulliman saat dikonfirmasi Serambinews.com.
Kepada Serambinews.com, ia juga mengaku tidak masuk kantor lantaran hari libur.
"Dari pagi tidak ada yang menelepon, melaporkan kejadian ini. Saya memang tidak masuk hari ini. Nanti saya tanyak sama petugas saya ya," ujar Kepala Puskesmas Salang, Zulliman Sahmi.
Perjuangan Ibu Hamil ke Puskesmas
Seorang ibu hamil menyeberangi sungai dengan arus yang deras. Dengan kondisi hamil 9 bulan, Yasinta Wea harus berjibaku dengan muat melewati derasnya sungai Lowo Sesa, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Derasnya arus Sungai Lowo Sesa mau tak mau harus dilewati oleh Yasinta yang sedang hamil tua demi berobat dan memeriksakan kandungannya ke Puskemas yang jaraknya mencapai 20 km dari rumahnya.
Yasinta berasal dari Desa Alorawae sedangkan Puskesmas berada di Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo.
Dikutip TribunLAMPUNG dari Pos Kupang, Senin (11/2/2019) Yasinta Wea dibantu oleh petugas kesehatan bersama warga Alorawe menyeberangi Sungai Lowo Sesa.
Jika tidak hati-hati maka akan berbahaya dan merenggut nyawa.
Desa Alorawe merupakan satu diantara beberapa Desa di Kecamatan Boawae.
Jarak dari Alorawe hingga Puskesmas Boawae sekitar 20 KM.
Ibu hamil itu tak sendirian ia dibantu oleh petugas kesehatan dan warga saat itu.
Untuk sampai ke Puskesmas Boawae ibu hamil bersama petugas kesehatan dari Alorawe harus berjuang keras melawan derasnya arus air sungai tersebut.
Warga setempat biasa menyebut Sungai itu Kali Lowo Sesa, sewaktu-waktu dapat menghanyutkan nyawa jika tidak berhati-hati saat menyeberang ke seberang sungai.
Sungai itu memiliki lebar sekitar 100 meter dan ketinggian air sampai leher orang dewasa, baru sampai ke sebelah kali.
Jembatan penghubung yang tidak tersedia antar Desa Alorawe dengan Desa Dhereisa, memaksa warga Alorawe harus bertaruh nyawa menyeberangi kali demi sampai ke Boawae ibu
Kota Kecamatan Boawae.
Hampir setiap hari, mereka melakukan itu lantaran tidak ada jalan alternatif yang lebih dekat ke Boawae.
Saat musim hujan dan kadang banjir seperti saat ini, tak bisa menyeberangi kali yang arusnya cukup deras.
Meskipun ada keperluan mendadak di Boawae atau di Mbay ibu kota Kabupaten Nagekeo terpaksa harus ditunda demi keselamatan, jika paksa akan berbahaya dan menghanyut
nyawa.
Kepala UPTD Puskesmas Boawae, Wilfrida Daeni, S.KM, mengaku, ibu hamil asal Alorawe yang menyeberangi Sungai Lowo Sesa dibantu oleh petugas kesehatan dan masyarakat itu sering terjadi jika musim penghujan.
Sungai Lowo Sesa hampir setiap tahun pasti banjir, sehingga masyarakat jika hendak ke Boawae dan sekitarnya mengalami kesulitan.
Petugas dan masyarakat setempat terpaksa harus kerja ekstra menghantar sang ibu hamil menyeberang kali.
"Petugas dan masyarakat desa Alorawe mengantar ibu hamil ke Puskesmas untuk melahirkan itu, terjadi Senin (11/2/2019) sekitar pukul 11.00 Wita. Mereka terpaksa harus melawan arus deras sungai Lowo Sesa," ujar Daeni, kepada POS KUPANG.COM, Rabu (13/2/2019).
Daeni mengaku usia kehamilan ibu asal Alorawe itu sudah sembilan bulan yang dalam waktu dekat akan melahirkan.
Saat ini ibu hamil tersebut sudah berada di Puskesmas Boawae mau melahirkan sehingga butuh pertolongan medis di Puskesmas.
"Ibu itu usia kehamilannya 9 bulan. Namanya Yasinta Wea. Ibu hamil mau melahirkan di Puskesmas Boawae. Petugas kesehatan minta masyarakat bantu untuk menyeberang lewat Sungai Lowo Sesa," ujarnya.
(Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Seorang Pasien Meninggal di Teras Puskesmas Ini, Tidak Ada Petugas yang Melayani"