Orang Tua Keder Dengar Masuk Akpol Perlu Duit Miliaran Rupiah, Anak Pedagang Asongan Malah Lulus
Sempat Keder Dengar Masuk Akpol Perlu Duit Miliaran Rupiah, Siapa Sangka Anak Pedagang Asongan Lulus
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, ACEH - Sempat Keder Dengar Masuk Akpol Perlu Duit Miliaran Rupiah, Siapa Sangka Anak Pedagang Asongan Lulus.
Pasangan Priyanto (52) dan istrinya Parsi (48) tak pernah memimpikan anaknya Gilang Pradana (18) diterima masuk Akademi Kepolisian (Akpol) 2019.
Pekerjaan mereka yang hanya pedagang asongan membuat pasutri ini tak mau berangan-angan jauh mengenai cita-cita sang anak.
Mereka bahkan pesimis anaknya bisa masuk Akpol karena mendengar suara-suara sumbang mengenai penerimaan Akpol yang memerlukan uang banyak.
Namun berkat kegigihan sang anak, keraguan orang tuanya tidak terbukti.
Gilang Pradana berhasil diterima masuk Akpol tahun 2019.
Ini tentu membuat orang tua Gilang bangga.
Putra satu-satunya dari pasangan suami istri yang bisa dikatakan jauh dari kehidupan mewah tersebut baru sebulan lalu memberangkatkan anaknya menuju ke Semarang.
Parsi, ibu Gilang Pradana yang ditemui Serambinews.com, Rabu (31/7/2019) tidak mampu menyimpan rasa haru dan kebahagiaannya.
Pasalnya, anaknya bisa lulus Akpol 2019, seperti mimpi bagi keduanya.
“Jauh-jauh kami merantau dari Jakarta Timur ke Banda Aceh hanya bisa bertahan hidup saja sudah syukur dan tidak pernah punya harapan yang muluk-muluk. Tapi, rahasia Allah itu memang sangat luar biasa dan tidak ada seorang pun yang tahu,” ungkap ibu Parsi sembari menyeka air matanya.
Bahkan ungkapnya kami sebagai orang tuanya, dari awal tidak begitu menaruh harapan yang besar terhadap keinginan tinggi anaknya itu.
Karena, tidak sedikit suara sumbang yang menyebutkan untuk masuk polisi saja butuh biaya besar, apalagi untuk bisa masuk Akpol, mungkin membutuhkan uang ratusan, bahkan sampai miliar rupiah.
• Jadi Lulusan Terbaik Taruna Akpol 2019, Segini Nilai Putra Jenderal Bintang 3 Polri Ini
“Kami sebagai orang tuanya, iya paling hanya bisa mendukung cita-citanya dan berdoa. Tapi, untuk mengharapkan lebih, misalnya dia sampai dia bisa lulus Akpol sama sekali jauh dari mimpi kami. Karena, bisa kami katakan, untuk makan saja sulit, apalagi harus mengkhayal terlalu tinggi. Tapi, rencana Allah itu siapa yang tahu. Kesimpulannya, apa yang kami dengar itu selama ini, katanya pakai uang, sama sekali tidak benar. Anak kami ini lulus murni,” ungkap Parsi yang terus meneteskan air matanya.
Ketika pasangan suami istri ditemui Serambinews.com, Priyanto dan istrinya ini sedang berada di Mushala Kodim 0101/BS.
Bahkan pada saat itu Priyanto baru saja menunaikan ibadah shalat zuhur di mushala kodim.
Lalu terkait informasi ada anak pedagang asongan yang lulus Akpol tahun 2019 itu, pertama kali diperoleh Serambinews.com dari Serka Fitriadi yang sehari-hari merupakan pelatih Taekwondo Dojang Kodim 0101/BS.
“Saya pikir ini perlu dipublis. Ini hal positif dan tidak selamanya anggapan orang itu masuk ini atau masuk itu harus orang kaya dan memiliki uang. Kita bisa buktikan hari ini dan saya piker pak Priyanto dan ibu Parsi yang hanya menjadi pedagang asongan, lulus Akpol dengan murni. Cerita ini menurut saya bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” ungkap Fitriadi membuka pembicaraan.
Lalu, Priyanto pun menceritakan sepeninggal mereka dari Jakarta Timur dan memilih merantau ke Aceh, tahun 2017 lalu, ia dan istrinya yang ikut membawa serta Gilang Pradana, anaknya itu yang sebelumnya akan naik ke kelas dua dari sekolahnya di SMA 58 Cirakas Jakarta Timur.
Ia memutuskan tinggal di Gampong Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.
Tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sangat-sangat sederhana, Gilang masih mampu di sekolahkan di SMA Negeri 3 Banda Aceh.
Malah, anaknya itu salah satu meraih peringkat kelulusan terbaik pada Ujian Nasional.
“Pada saat kami di Aceh, kami bertemu dengan pak AKBP Andrianto Argamuda yang saat ini Kapolres Singkil. Berbekal jasa beliau lah yang mengetahui anak kami bercita-cita ingin menjadi polisi, meminta bantuan dari adik letingnya, yakni Ipda Krisna Nanda yang saat ini menjabat Kanit Jatanras di Polresta Banda Aceh, melatih anak kami. Pak Krisna juga sudah cukup berjasa, termasuk mengajari hal-hal yang penting dipelajari untuk persiapan menghadapi testing Akpol,” ungkap Priyanto.
Parsi pun menimpali, mereka sebagai orang tua kandung Gilang Pradana sempat pesimis dan tidak ingin bermimpi terlalu tinggi.
Karena, mereka mengaku sadar siapa diri mereka.
“Kami hanyalah pedagang kecil yang jauh dari mewah. Kalau bisa kami bilang untuk bisa mampu bertahan hidup saja di perantauan sudah syukur, sehingga kami tidak mau berkhayal yang sama sekali tidak mungkin. Tapi, Allah menunjukkan rahasia besarNya terhadap anak kami yang saat ini lulus murni saat testing Akpol,” ujar Parsi.
Ia pun mengungkapkan tidak ada yang tidak mungkin, bila Allah berkehendak.
“Kami dulunya juga berpikir tidak mungkin. Kami ini sadar diri, hanya orang kecil, pedagang asongan," kata Priyanto.
"Bahkan sebagian besar yang sering makan bakso di Barata, cukup mengenal kami yang sebelum-sebelumnya sering menjual telor ke bakso samping Barata," tambahnya.
Anak Kabareskrim Peserta Tes Terbaik
Polri telah mengumumkan nama-nama peserta yang lulus untuk mengikuti pendidikan taruna di Akademi Kepolisian (Akpol).
Peserta tes terbaik diraih Irfan Urane Azis.
Irfan ternyata adalah anak dari petinggi Polri.
Ya Irfan adalah putra dari jenderal bintang tiga Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis.
Apakah Irfan lulus tes dengan nilai terbaik karena pengaruh ayahnya yang memiliki jabatan di Polri?
Sidang kelulusan tahap Akhir Penerimaan Tingkat Pusat Taruna Akademi Kepolisian 2019 di Auditorium Cendrawasih Gedung Catur Prasetya Akademi Kepolisian Semarang, telah dilakukan, Minggu (28/7/2019).
Dalam acara itu, 264 Calon Taruna dinyatakan lulus dan terpilih berhak untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol).
Dari jumlah tersebut, terdapat 233 laki-laki dan 31 perempuan yang telah berhasil melewati 7 rangkaian tahapan seleksi.
"Ini telah dinyatakan memenuhi syarat pada seluruh tahapan seleksi Rikmin, Rikkes, Rikpsi, PMK, Uji Jasmani, Uji Akademik, dan TKK,” ujar Eko melalui keterangan tertulisnya, Senin (29/7/2019).
Dalam kesempatan itu diberikan pula penghargaan oleh Eko kepada calon taruna dengan nilai terbaik, yakni Irfan Urane Azis.
Irfan diketahui adalah anak ke-2 dari Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Azis.
Irfan meraih nilai sempurna pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Tahun 2019 di Magelang.
Ia juga merupakan salah satu juara olimpiade internasional.
"Penghargaan diberikan kepada para catar dengan nilai terbaik dari aspek jasmani, akademik, dan tes kompetensi manajerial serta catar dengan nilai akhir tertinggi atas nama Irfan Urane Azis dari pengiriman Polda Metro Jaya," ucap Eko.
Hadir pula dalam kesempatan itu, Ketua Ombudsman Amzulian Rifai, Komisioner Kompolnas Irjen Pol Bekto Suprapto, Ketua IDI Jawa Tengah, Gubernur Akpol, hingga Supervisor Panpus.
Bekto sangat mengapresiasi proses rekrutmen anggota Polri yang sudah sangat transparan dan lebih baik dari tahun ke tahun.
Hal senada juga diungkapkan oleh Amzulian Rifai.
"Proses rekrutmen anggota Polri yang sudah dilaksanakan secara transparan dan berharap calon taruna/i yang lulus dapat menjadi calon pimpinan Polri yang berintegritas di masa yang akan datang," kata Amzulian Rifai.
Prestasi Irfan semasa pendidikan
Sebanyak 361 siswa terdiri dari 277 siswa peminatan IPA dan 84 siswa peminatan IPS, lulus mengikuti ujian dengan rata-rata tertinggi nilai UN 98,5 dan rata-rata nilai UN seluruh siswa 78,31.
Terdapat 52 nilai 100 yang diraih oleh 40 siswa pada mata pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, Ekonomi dan Bahasa Indonesia.
Dari 40 siswa itu, Irfan menjadi peraih predikat sempurna untuk tiga mata pelajaran.
Semua prestasi itu diraih dengan kerja keras dan belajar dengan tekun.
Irfan pun mengungkapkan kiat-kiatnya dapat meraih prestasi membanggakan tersebut.
Kunci utamanya adalah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Kegiatan belajar mengajar di sekolahnya memang padat, sehingga harus memanfaatkan waktu untuk belajar.
Meski waktunya selalu digunakan untuk belajar dan belajar, Irfan juga tetap memanfaatkan waktu luangnya untuk berolahraga, bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah, istirahat saat diberikan waktu istirahat.
"Di Taruna Nusantara, kegiatannya cukup padat, tapi yang penting kita manfaatin waktu belajar sebaik mungkin. Jadi kalau ada gurunya, pas KBM, kita jangan tidur , tetapi kita fokus. Kita tidurnya kalau dikasih waktu istirahat, baru istirahat. Selama ada waktu buat belajar, kita belajar terus, mengejar nilai paling bagus, olahraga, dan terus bergaul dengan teman-teman," kata Irfan.
Peraih Olimpiade Matematika Internasional tahun 2018 di Singapura ini juga mengingat beberapa pesan dari ayahnya, Kabareskrim Komjen Pol Idham Aziz.
Ayahnya selalu mengingatkan Irfan agar terus berusaha, dan tak lupa berdoa.
Ayahnya juga berpesan kepadanya bahwa orangtua adalah hal paling penting, terutama ibunda.
"Pesan dari bapak, kita usaha terus, tetapi doa jangan lupa. Orangtua itu paling penting, apalagi ibu yang paling penting," tutur Irfan.
Ibunda Irfan, Fitri Handari begitu bangga dengan prestasi anaknya.
Tersemat senyum sumringah di wajahnya.
Ia mengatakan, berkat kerja keras dan doa, semuanya dapat tercapai.
Ia pun berterima kasih kepada pamong, guru di SMA Taruna Nusantara yang telah membimbing putra keduanya tersebut.
"Kerja keras dan doa. Irfan, anaknya pekerja keras, doa juga. Lingkungan di sini juga bagus, mendukung tercapainya prestasui itu. Terima kasih untuk semua pamong dan guru di SMA Taruna Nusantara," kata Fitri.
Fitri mengatakan, selain Irfan, putra pertamanya yang juga kakak dari Irfan, Ilham Urane Azis, juga merupakan lulusan SMA Taruna Nusantara angkatan 25.
Kakaknya pun sama dengan Irfan, merupakan siswa yang pandai dan cemerlang saat duduk di sekolah.
(Serambinews.com)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Gilang Pradana, Anak Pedagang Asongan di Banda Aceh Lulus Akpol Tahun Ini"