Nasib Ajudan yang Mengaku sebagai Jenderal TNI, Kakinya Diikat dan Dimasukkan ke Dalam Sumur
Nasib Ajudan yang Mengaku sebagai Jenderal TNI, Kakinya Diikat dan Dimasukkan ke Dalam Sumur
Seperti dilansir dari buku 'Jejak-jejak pahlawan: perekat kesatuan bangsa Indonesia' karya J.B. Soedarmanta yang diterbitkan Grasindo, Pierre Tendean mendapat titah secara langsung dari Soekarno yang saat itu geram sekali dengan Malaysia.
Kala itu terjadi aksi demonstrasi oleh masyarakat Malaysia yang anti-Indonesia.
Mereka menggeruduk Kedutaan Besar RI (KBRI), merobek foto Soekarno, serta menuntut Perdana Menteri Malaysia, Tunku Abdul Rahman untuk menginjak-injak lambang negara Indonesia, yaitu Garuda.

Melihat dan mengetahui itu, pimpinan tertinggi Indonesia, yaitu Soekarno langsung marah sekali.
Sepucuk surat perintah diterima Letnan Dua Czi Andreas Pierre Tendean tahun 1963 di Medan, Sumatera Utara.
Isinya perintah untuk mengikuti pendidikan intelijen di Bogor.
Padahal belum setahun perwira muda ini menjabat komandan peleton di batalyon Zeni Kodam II Sumatera Utara, tapi negara tengah membutuhkannya.
Usai mengikuti pendidikan intelijen, Pierre ditugaskan di perbatasan.
Selama satu tahun bertugas di garis depan, Pierre berhasil masuk ke daerah lawan sebanyak tiga kali.
Aksi Pierre sebagai intelijen tempur layak diacungi jempol.
Tak kalah dengan film-film spionase garapan Holywood.
Bahkan pernah dia menyamar sebagai seorang turis dan sempat berbelanja di toko-toko.
Maklum sosok Pierre memang kelihatan seperti bule, orang percaya saja dia seorang turis.

Perawakan yang tinggi dan matanya yang biru menyerupai orang barat sangat memudahkannya dalam menjalankan tugas intelijen.
Pada waktu menyusup untuk kedua kalinya, dia dapat merampas sebuah teropong jarak jauh dari tentara Inggris.