Tribun Bandar Lampung
Kadis Perkebunan Bantah Pernyataan Buruknya Kualitas Kopi Lampung, 'Banyak yang Petik Merah!'
Kusnardi, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung membantah pernyataan PT Sarimakmur yang mengatakan kopi robusta Lampung berkulitas buruk.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Teguh Prasetyo
Laporan Reporter Tribunlampung Kiki Adipratama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Kusnardi, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung membantah pernyataan PT Sarimakmur yang mengatakan kopi robusta Lampung berkulitas buruk.
Hal ini diungkapkan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi II DPRD Provinsi Lampung bersama pihak terkait persoalan ekspor/impor di ruang rapat komisi II.
Sebelumnya diketahui PT Sarimakmur yang diwakili Beni Wijaya menyatakan dengan jelas permasalahan impor kopi dikarenakan kualitas kopi Lampung yang buruk.
Beni menilai, buruknya kualitas kopi Lampung dikarenakan para petani kopi di Lampung terbiasa memetik buah kopi saat kondisi hijau.
Menanggapi hal tersebut, Kusnardi mengatakan dengan tegas, pihaknya membantah kopi Lampung dinilai kualitasnya buruk secara keseluruhan.
"Sebagian mungkin benar, saya tidak tau ini mana dulu telur mana dulu ayam," canda Kusnardi di Ruang Rapat Komisi II DPRD Provinisi, Selasa (6/8/2019).
Sebab, katanya pihaknya punya beberapa binaan yang prodak kopinya sangat luar biasa, petiknya selalu petik merah.
Menururutnya, saat ini para petani kopi yang petik merah kebingungan untuk menjual kopi hasil panennya.
"Karena mereka sudah petik merah, pengolahan baik tapi dihargai sama dengan yang petik asalan," jelas Kusnardi.
• Komisi II Gelar RDP Impor Kopi Vietnam, PT Sarimakmur: Kualitas Jadi Masalah untuk Kopi Lampung
Ia berharap para petani, khususnya yang ada di Lampung bukan hanya dibina, akan tetapi juga dihargai jerih payahnya dalam memproduksi kopi.
"Petik merah ya dihargai petik merah, jangan dihargai Rp 20 ribu-17 ribu sekarang," ucapnya.
Selanjutnya di depan RDP, Kusnardi mengusulkan agar adanya kontrak antara petani dan pengusaha kopi.
"Kita bangun kerjasama dan kita bina petani, kalau tidak kita naikin saja resinya jadi 2 biar tidak usah impor. Kopi Lampung itu enak kok dibanding dengan lainya," tandasnya.
Karena, ia menilai jika terjadi seperti ini secara terus menerus maka tidak akan ada perubahan untuk kemajuan di kalangan petani yang menjadi pusat perekonomian di Lampung.
(Tribunlampung.co.id/Kiko Adipratama)