3 Polisi Terbakar Setelah Mahasiswa Lempar Kantong Bensin
3 Polisi Terbakar Setelah Mahasiswa Lempar Kantong Bensin Saat Amankan Demo
Unjuk rasa di depan gerbang Pendopo Cianjur dilakukan puluhan mahasiswa yang mengaku tergabung dalam Organisasi Kepemudaan (OKP) Cipayung Plus.
Unjuk rasa ini dipimpin koordinator lapangan, Muhamad Fadil. Jumlah mereka sekitar 50 orang dan sebagian mengenakan atribut peci hitam dan ikat kepala warna hijau putih seperti atribut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Dalam unjuk rasa disertai pembakaran ban itu, mereka menyerukan aksi serentak menyikapi pemerintahan di Cianjur, yang menurut mereka gagal.
Sebelum datang ke Pemkab Cianjur, mahasiswa berunjuk rasa di Gedung DPRD Kabupaten Cianjur di Jalan KH Abdullah bin Nuh pada pukul 10.00.
Sekitar 1,5 jam di sana, mereka menuju melanjutkan aksi dengan longmarsch ke kantor pemkab pada pukul 12.00.
Selain berorasi, mereka juga sempat memblokir Jalan Siliwangi. Di sela unjuk rasa, mereka membakar ban sejak pukul 13.00.
Mamur Abdulah (56), warga Jalan Siliwangi, mengatakan insiden terbakarnya ketiga petugas itu terjadi beberapa saat setelah pengunjuk rasa membakar ban.
Melihat api berkobar, tiga polisi mencoba melakukan pemadaman.
"Tapi, tiba-tiba ada seseorang yang melemparkan kantong berisi bensin sehingga api mendadak membesar dan membakar ketiga polisi itu," ujarnya, di dekat lokasi unjuk rasa.
Kesaksian serupa dikatakan Brigadir Dua, Aryo, anggota patroli Satuan Lalu Lintas Polres Cianjur yang saat unjuk rasa terjadi berada di lokasi.
"Ada yang menyiramkan bensin ke arah api yang sedang dipadamkan anggota sehingga api menyambar," ujarnya.
Silakan proses!
Ketua Umum PB HMI R Saddam Al Jihad mengatakan tak bertanggung jawab dengan aksi pembakaran di gerbang Pemkab Cianjur ini.
"HMI tidak terlibat dalam pelemparan bensin itu, dalam posisi itu adalah oknum.
Silakan diproses secara hukum untuk oknum tersebut," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Tribun semalam.