Unila Studi Banding ke UI Perbaiki Proposal RSP
Tim RSP Unila yang dikomandoi oleh Warsono yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) pagi ini berangkat ke UI.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Mega proyek Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung (RSP Unila) hingga delapan tahun lamanya mangkrak.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Unila Prof Hasriadi Mat Akin saat ditemui Tribun Lampung diruang kerjanya, Senin (19/8/2019).
Untuk itu tim RSP Unila yang dikomandoi oleh Warsono yang juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) pagi ini berangkat ke Universitas Indonesia (UI).
Yakni untuk melihat model rumah sakit yang ada di sana.
Karena Unila akan mewujudkan dan membangun rumah sakit yang lebih besar lagi.
Memang Unila sudah mendapatkan soft lounc dengan dana riset mencapai Rp 42 juta dolar dari Asian Development Bank (ADB).
Sejauh ini Unila belum pernah mendapatkan bantuan sebesar itu sejak berdirinya Unila.
• RSP Unila Bakal Diresmikan Akhir Tahun 2019
Jadi perbaikan proposal itu harus mengikuti standar proposal yang diminta oleh ADB dan tim sedang merevisi proposal tersebut yang dibantu oleh tim UI.
Dibantu bangunan bertingkat oleh Pemkot Bandar Lampung itu pihaknya mengaku sangat berterima kasih.
Dipastikan pada tahun depan direncanakan bahwa RSP ini bisa dioperasikan dengan status tipe C.
Termasuk alat praktik seperti city scan yang mencapai Rp 36 miliar itu ADB akan membiayai itu semuanya.
Sementara hanya tipe C dulu ditahun 2020, karena untuk RS berstatus tipe B itu harus menjadi rujukan dan peralatan harus canggih.
Warek I Unila Prof Bujang Rahman mengatakan tahapan RSP ini sudah ditangan Bappenas dan masuk green blok.
"Memang kita telah diputuskan oleh pemerintah pusat bahwa kampus kita ini yang mendapatkan pembiayaan dari ADB," kata bacarek ini.
Saat ini pemantapan proposal untuk masuk standar pendanaan yang diminta ADB dengan alokasi anggaran Rp 42 juta dolar.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)