Pembunuh Driver Taksi Online Dicekam Ketakutan hingga Akhirnya Ditembak

Pembunuh Driver Taksi Online Dicekam Ketakutan hingga Akhirnya Ditembak . . .

SRIPOKU.COM/HARIS WIDODO
Akbar salah satu tersangka yang menjadi otak pelaku pembunuhan Sopir Taksi Online bernama Sofian akhirnya meringis kesakitan akibat mencoba kabur dari kejaran polisi dan saat ditemui di RS Bhayangkara ia terlihat tak dapat menahan rasa sakit, Rabu (21/8/2019) 

Mereka juga kehabisan uang untuk pulang sehingga muncullah niatan jahat untuk merampok driver taksi online.

Namun ditengah perjalanan, tindakan mereka justru membuat nyawa korbannya yakni Sofyan melayang.

"Korban dicekik oleh Redho dan Pran. Saya posisinya di samping driver. Kemudian saya langsung pindah posisi dan ambil alih kendali sopir,"ujarnya.

5. Buang Jenazah Korban dan Kebagian Uang Penjualan Mobil Rp 5,3 Juta

Setelah ketiga rekannya membuang jenazah Sofyan di kawasan Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, Akbar yang saat itu mengaku duduk di kursi sopir langsung tancap gas dan menuju ke rumah Fran yang berada di sungai Lanang.

Mereka bersepakat untuk menjual mobil milik korban dan didapatlah hasil sebesar Rp 23 juta.

"Saya menerima Rp5,3 juta. Selebihnya dibagi-bagi sama yang lain,"ucapnya.

6. Berpindah-Pindah dan Dicekam Ketakutan

Selama hampir sepuluh bulan buron, Akbar Al Farizi (34) mengaku sempat berpindah-pindah tempat dan bekerja serabutan.

Dia mengaku selalu memilih tinggal di pondok kecil di tengah kebun saat masih buron.

"Dalam pelarian saya pernah tinggal di Tanjung Lengkayang muara dua. Sampai disana saya bersembunyi di pondok kebun di wilayah itu.

Terus lari lagi sampai di Kisam Muara Dua. Disana saya kerja serabutan di kebun kopi,"ungkapnya.

Dalam masa pelariannya itu, Akbar mengaku sempat ada niat untuk melarikan diri.

7. Takut Ditembak Mati

Namun hal itu urung dilakukannya setelah mendengar saran dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

"Soalnya saya dengar omongan ibu dan orang-orang lain, katanya kalau tertangkap saya akan akan ditembak mati. Jadi saya takut untuk menyerahkan diri,"ujarnya.

Terkait vonis hukuman mati yang dijatuhkan pada dua temannya yakni Ridwan alias Rido (42) dan Acuandra alias Acun (21), Akbar mengaku tidak mengetahui akan hal tersebut.

"Namanya juga di dusun (kampung), jadi tidak ada handphone atau sinyal atau lain-lain,"ujarnya.

8. Minta Maaf kepada Keluarga Korban

Akbar juga menyampaikan permintaan maafnya pada keluarga korban.

"Saya menyampaikan ke keluarga korban memang saya salah, saya khilaf, saya minta maaf,"ujarnya.

Laporan Wartawan Tribun Sumsel Shintadewi
 

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved