Jaksa Agung: Saya Bukan Titipan, Pasti Ada Gebrakan Tunggu Tanggal Mainnya
Sosok Jaksa Agung ST Burhanuddin, yang masuk Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, menyita banyak perhatian.
Penulis: Romi Rinando | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sosok Jaksa Agung ST Burhanuddin, yang masuk Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, menyita banyak perhatian.
Sebab, ST Burhanuddin adalah sosok penting yang menggantikan Jaksa Agung Muhammad Prasetyo.
Jabatan yang diemban bukan jabatan main-main atau remeh temeh, melainkan jabatan yang selalu jadi sorotan masyarakat Indonesia.
Dia sangat jarang muncul di media massa, terkhusus televisi.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengangkat ST Burhanuddin sebagai Jaksa Agung pada 23 Oktober 2019 menggantikan M Prasetyo.
Sosok ST Burhanuddin merupakan Jaksa Agung dari kalangan kejaksaan ke-8 sejak Singgih pada 1990-1998.
• Profil Jaksa Agung ST Burhanuddin, Jaksa Karier dan Mantan Komisaris Utama PT Hutama Karya
• Istri Jaksa Agung RI Kagumi Kerajinan Lampung, Riana Sari Arinal Promosikan Kain Tapis
• VIDEO Jaksa Agung M Prasetyo Tinjau Operasi Katarak di RS Panti Secanti
Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin berkomitmen tak pandang bulu dalam menegakkan hukum, termasuk penanganan korupsi. Bahkan, ia menyebutkan akan menindak adik atau kakaknya jika memang terbukti melakukan korupsi.
“Dalam tugas pokok saya, enggak ada hubungannya, dan bagi saya, adik saya atau kakak saya (kalau) korupsi, tak gebukin,” ujar Burhanuddin di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2019).
Hal itu diungkapkannya ketika ditanya hubungannya dengan sang kakak yang merupakan politikus PDI-P, TB Hasanuddin. Ia pun mengakui bahwa Hasanuddin merupakan kakaknya.
Namun, Burhanuddin menegaskan bahwa dirinya adalah seorang profesional dan bukan titipan dari pihak mana pun. Meski kakaknya merupakan politikus PDI-P, ia juga mengaku tidak mengetahui anggota hingga kantor partai tersebut.
"Saya profesional murni. Kalau teman-teman saya di sini, di Kejagung, dan lihatlah sepak terjang saya waktu di Datun (Perdata dan Tata Usaha Negara),” kata dia.
Adapun Burhanuddin merupakan jaksa agung dari kalangan internal lembaga tersebut.
Dilansir dari Tribunnews, Burhanuddin diketahui memulai kariernya di lingkungan kejaksaan pada tahun 1989 sebagai staf Kejaksaan Tinggi Jambi.
Sepanjang kariernya, ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Kejati Maluku Utara, Kepala Kejaksaan Tinggi Kejati Sulsel, hingga Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun).
Berikut profil, biodata Jaksa Agung ST Burhanuddin, terungkap kepanjangan ST di namanya, bukan Siti dan Sarjana Teknik.
Melihat latar belakang Jaksa Agung dari masa ke masa, pada masa Orde Baru, jabatan ini lebih sering diduduki oleh para jenderal TNI (dulu ABRI).
Baru pada masa Jaksa Agung Singgih yang menjabat 1990-1998, Jaksa Agung diangkat dari kalangan kejaksaan, atau sering disebut jaksa karier.
Setelah Singgih, Jaksa Agung lain yang diangkat dari kalangan kejaksaan adalah Soedjono C Atmonegoro, Baharuddin Lopa, MA Rachman, Hendarman Supandji, Basrief Arief, M Prasetyo, hingga jaksa saat ini, ST Baharuddin.
Sosok ST Burhanuddin merupakan seorang jaksa karier dengan jabatan tertinggi terakhir sebagai Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara 2011 hingga pensiun pada 2014.
Satu tahun setelah pensiun, ST Burhanuddin diangkat menjadi Komisaris Utama BUMN, PT Hutama Karya, pada 2015.
Jaksa Agung ST Burhanudin diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Perjalan karier ST Burhanuddin sebagai jaksa dimulai dengan mengikuti pendidikan pembentukan jaksa pada tahun 1991.
Pria kelahiran 17 Juli 1959 ini pernah menduduki berbagai jabatan di Kejaksaan sebelum diangkat menjadi Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara.
Sosok ST Burhanuddin mulai menduduki jabatan ketika diangkat menjadi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bangko Jambi.
Selanjutnya, karier pria yang mendapatkan gelar S-1 Sarjana Hukum Pidana dari Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1983 ini semakin melonjak dengan berbagai jabatan yang diemban.
Berbagai pendidikan kedinasan telah diikuti untuk mendukung pekerjaannya.
Beberapa pendidikan kedinasan yang pernah diikuti oleh Burhanuddin, antara lain pendidikan korupsi pada 1992, pendidikan wira intelijen 1993, pendidikan penyelundupan 1994, pendidikan administrasi perkara TP umum 1995, pendidikan peradilan TUN 1995, pendidikan ha katas kekayaan intelektual 1996, dan pendidikan spama pada 1996.
Ia kemudian dipindah menjadi Asisten Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Tinggi (Aspidum Kejati) Jambi, Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi (Aspidsus Kejati) NAD, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Cilacap, Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi (Aswas Kejati) Jawa Barat, hingga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Aceh dan Kajati Sulsel.
Kepanjangan ST di Nama ST Burhanuddin
Terkait dengan sosok ST Burhanuddin, mungkin banyak yang penasaran, apa sih kepanjangan ST pada nama Jaksa Agung Kabinet Indonesia Maju itu?
Ternyata ST adalah singkatan dari Sanitiar, jadi ST Burhanuddin bernama lengkap Sanitiar Burhanuddin.
ST Burhanuddin menjelaskan jika singkatan ST melekat pada namanya sejak dia duduk di bangku sekolah dasar.
ST merupakan pemberian atau disingkat oleh gurunya.
Hingga dia dewasa, namanya tetap disingkat.
Di dalam keluarga ST Burhanuddin, nama sang kakak juga disingkat, yakni TB Hasanuddin.
TB Hasanuddin atau Tubagus Hasanuddin merupakan politikus PDIP, mantan calon Gubernur Jawa Barat, mantan anggota DPR RI dan MPR RI periode 2009-2014 dari daerah pemilihan Jawa Barat 9.
Dia juga mantan ajudan Presiden RI ke-3, BJ Habibie.
Mantan Ajudan Presiden RI ke-3, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, saat berkunjung ke kantor Warta Kota/Tribunnews Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2019). Ia bercerita sosok almarhum BJ Habibie, semasa menjadi ajudannya.

Doakan Sang Adik
Terkait dengan amanah sebagai Jaksa Agung, TB Hasanuddin mendoakan yang terbaik bagi sang adik.
TB Hasanuddin berujar, adiknya memang mumpuni untuk menjabat sebagai Jaksa Agung.
"Insya Allah amanah," kata TB Hasanuddin kepada Tribunnews.com, Rabu (23/10/2019).
TB Hasanuddin juga meminta adiknya agar bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya dan membawa nama baik keluarga.
Di mata TB Hasanuddin, sang adik sosok yang keras dan lurus.
"Jangan korupsi, dan kerja dengan baik ikuti aturan. Dia orangnya lurus-lurus saja. Keras dan lurus," tutur TB Hasanuddin
Sementara itu, ST Burhanuddin tiba di Gedung Kejaksaan Agung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu siang.
Kehadiran ST Burhanuddin untuk melakukan ramah tamah bersama pegawai di Kejaksaan Agung.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Mukri.
"Hari ini, Jaksa Agung yang baru sudah tiba di kantor Kejaksaan Agung untuk perkenalan dengan staf," ujar Mukri di Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Mukri berujar, usai ramah tamah, Jaksa Agung menggelar video conference bersama dengan seluruh Kajati.
"Terus dilanjutkan dengan acara video conference dengan seluruh Kajati, setelah acara itu silahkan bila ingin wawancara," tutur Mukri.
Akan Buat Gebrakan
(ST) Burhanuddin mengaku memiliki gebrakan sebagai pejabat tertinggi di Korps Adhyaksa tersebut. Kendati demikian, ia belum mau mengungkapkan gebrakan apa yang dicetuskannya.
"Nanti dulu, pasti ada gebrakan, tunggu saja tanggal mainnya," ungkap Burhanuddin di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2019).

Jaksa Agung Sanitiar (ST) Burhanuddin membuka acara Gowes Jaksa Agung Menyapa, di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2019).(KOMPAS.com/Devina Halim)
Sebagai informasi, Minggu ini merupakan hari kelima ia menjabat sebagai Jaksa Agung. Burhanuddin dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu (23/10/2019).
Sebagai langkah awal, ia pun mengaku akan melakukan sejumlah pembenahan. Kemudian, ia juga berencana mengumpulkan sejumlah pejabatnya pada Senin (28/10/2019) besok.
Rencananya, rapat diselenggarakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kejaksaan Agung, Ragunan, Jakarta Selatan.
"Bagaimana caranya, ini kami kumpukan dulu (kepala kejaksaan tinggi), hayo kita sama-sama," tuturnya. Sebelumnya, ia juga menegaskan, penyelesaian kasus HAM masa lalu akan menjadi salah satu prioritasnya.
"Pasti kita akan membuat skala prioritas dan itu (kasus HAM) termasuk program prioritas," ujar Burhanuddin di Kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2019).
Meski demikian, Burhanuddin mengakui bahwa kasus pelanggaran HAM masa lalu saat ini belum cukup syarat untuk dilanjutkan kembali penyelesaiannya.
Apabila syarat formilnya terpenuhi, Burhanuddin menekankan, akan menindaklanjutinya. Selain itu, ia juga mengaku akan memprioritaskan kasus korupsi di masa kepemimpinannya.
Presiden Joko Widodo menunjuk Burhanuddin sebagai Jaksa Agung dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Burhanuddin merupakan Jaksa Agung dari kalangan internal lembaga tersebut. Ia dilantik menggantikan pendahulunya, Muhammad Prasetyo.
Profil Jaksa Agung ST Burhanuddin
Burhanuddin ternyata tak hanya berkiprah di dunia kejaksaan. Dia menjabat Komisaris Utama PT Hutama Karya.
Hutama Karya adalah Badan Usaha Milik Negara di Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi dan penyedia jalan tol.
Perusahaan ini berawal dari perusahaan swasta Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) milik Hindia Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1961 menjadi PN Hutama Karya dan berubah nama menjadi PT Hutama Karya pada tahun 1973.
Pria kelahiran Cirebon, 17 Juli 1959 ini menjabat Komisaris Utama PT Hutama Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. SK-132/MBU/8/2015 pada tanggal 4 Agustus 2015.
Pria yang memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Diponegoro pada tahun 1980 ini memulai karirnya sebagai staf Kejaksaan Tinggi Jambi sejak tahun 1989.
Burhanuddin kemudian dipercaya menjabat Kepala Kejaksaaan Negeri B Kejari Bangko pada tahun 1999 hingga tahun 2001.
Selanjutnya pada tahun 2002, dirinya sukses meraih gelar Magister Hukum dari Universitas Indonesia.
Di tahun 2003, dirinya menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri A Kejari Cilacap hingga tahun 2004.
Burhanuddin setelah itu sukses meraih gelar Doktor di bidang Ilmu Hukum pada tahun 2006.
Setahun kemudian, dirinya diamanahi selaku Direktur Eksekusi dan Eksaminasi Kejaksaan Agung RI pada hingga 2008, yang berlanjut sebagai Kejaksaan Tinggi Kejati Maluku Utara pada tahun 2008 hingga tahun 2009.
Di tahun 2010, Burhanuddin melanjutkan karirnya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Kejati Sulsel hingga tahun 2011.
Di tahun 2011 tersebut, dirinya ditunjuk menjadi Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung RI sampai tahun 2014, sebelum akhirnya menjabat selaku Komisaris Utama PT Hutama Karya (Persero) sejak tahun 2015 hingga hari ini.
Kini, Burhanuddin resmi menggantikan Muhammad Prasetyo yang masa jabatannya habis pada 22 Oktober 2019. Sebelumnya, M Prasetyo juga sempat dikabarkan ditolak koalisi Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi telah memanggil calon menteri ke Istana Kepresidenan selama dua hari, Senin hingga Selasa kemarin.
Sejumlah orang yang dipanggil ke Istana Kepresidenan diketahui ada yang berasal dari partai politik, ada juga yang berasal dari kalangan profesional.
Namun dalam dua hari pemanggilan itu, Burhanuddin belum dipanggil.
Tugas Jaksa Agung
Tugas dan wewenang Jaksa Agung adalah:
menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan
mengefektifkan proses penegakan hukum yang diberikan oleh Undang-Undang
mengesampingkan perkara demi kepentingan umum
mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada Mahkamah Agung dalam perkara pidana, perdata, dan tata usaha negara
dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana;
mencegah atau menangkal orang tertentu untuk masuk atau keluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia karena keterlibatannya dalam perkara pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Jaksa Agung memberikan izin kepada tersangka atau terdakwa untuk berobat atau menjalani perawatan di rumah sakit dalam negeri, kecuali dalam keadaan tertentu dapat dilakukan perawatan di luar negeri, atas rekomendasi dokter. (sumber kompas.com dan tribunjabar)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Jaksa Agung Adik atau kaka saya kalau korupsi saya gebukin
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Profil Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kelahiran Cirebon, Pernah Jadi Jaksa Agung Muda Hingga Bos BUMN