Amien Rais Berikan Alasan Singkat Tak Restui Prabowo Jadi Menhan

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku akan membuat 'perhitungan' untuk mengukur kinerja kabinet pemerintahaan Jokowi

Penulis: Romi Rinando | Editor: Reny Fitriani
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional, Amien Rais. Berikan alasan singkat Terkait Tak Restui Prabowo jadi menhan 

TRIBUNLAMPUNG.CO,ID - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku akan membuat 'perhitungan' untuk mengukur kinerja kabinet pemerintahaan Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Menurut  mantan Ketua Umum PAN ini, dirinya masih masih menahan diri untuk melontarkan kritik terhadap kabinet Presiden Joko Widodo ( Jokowi) jilid II atau Kabinet Indonesia Maju, sampai batas enam bulan kedepan.

"Jadi sementara saya masih menahan diri, karena saya harus fair, harus sportif. Berikan dulu waktu untuk konsolidasi dan lain-lain. Kalau ternyata enam bulan 'jebulnya' tidak bisa apa-apa, nanti kita buat perhitungan," kata Amien setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan Komunis (bahaya laten komunis)" di Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam.

Menurut Amien, Kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik.

Sebelum Bertemu Jokowi, Amien Rais Sebut Prabowo Kirim Amplop Tebal ke Rumahnya. Apa Isinya?

Akun Resmi Twitter @Kemhan_RI Idola Baru Nitizen, Follower Naik Drastis Apa Penyebabnya? 

Sebut Kasus Wiranto Settingan, Putri Amien Rais Banjir Bullyan

Kabinet yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.

"Jangan belum apa-apa ini (dianggap) kabinet yang tidak profesional, kabinet karut-marut, kabinet yang membuat banyak problem tidak nendang, dan lain-lain," kata dia.

s
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berjsama pejabat lama Ryamizard Ryacudu saat acara serah terima jabatan di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019). Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Namun, apabila setelah batas waktu tersebut kabinet Jokow-Ma'ruf tidak kunjung menunjukkan mutu sesuai cita-cita yang dijanjikan, mereka perlu dikritik.

"Kalau jelas tidak bermutu tidak sesuai cita-cita yang dijanjikan maka mengapa tidak lantas kita mengambil peran yang lebih nyata lagi supaya 'dijewer' kalau sampai tidak 'deliver'. Tidak 'deliver' artinya tidak melaksanakan janji-janjinya itu," kata Amien.

Sementara itu, terkait masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju, Amien mengaku tidak merestui juga tidak menentangnya.

"Kalau saya bapaknya Prabowo, saya merestui. Saya enggak merestui, tidak menolak, tidak melawan juga," kata Amien.

Adapun Prabowo kini menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju.

Alasan Gerindra

Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan mengenai alasan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menerima tawaran Presiden Jokowi jadi Menteri Pertahanan.

Menurut Dasco, Prabowo menerima tawaran tersebut karena bidang yang ditawarkan sesuai dengan konsep partai Gerindra dalam bidang kemandirian pertahanan, pangan, dan energi.

"Nah ini ada beberapa konsep kita yang diterima termasuk kemandirian pertahanan, nah sehingga sesuai dengan konsep yang kita berikan itu yang diberi tanggung jawab oleh Jokowi sehingga kami ya menyatakan dapat menerima karena konsep kami diterima," kata Dasco di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin pekan lalu.

Sebelumnya Politikus Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Prabowo Subianto tidak asal meminta pos menteri saat ditawarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Senin (21/10/2019).

Prabowo meminta pos menteri yang sesuai dengan kapasitasnya dalam bidang pertahanan.

"Kalaupun pak Jokowi minta yang masuk ada pak Prabowo ya harus sesuai dengan kapasitas pak Prabowo, jadi pak Prabowo tidak asal minta, misalnya tidak asal mau diberi menteri tapi kepentingan beliau adalah kalau itu Gerindra bisa berkontribusi di situ, pak Prabowo bisa kontribusi maksimal di situ baru beliau bisa terima," kata Dahnil di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin,malam, (21/10/2019).

Saat membuka komunikasi dengan pemerintah, menurut Dahnil, Prabowo menyerahkan sejumlah konsep dalam bidang pangan, ketahanan energi, dan pertahanan.

Bila kemudian presiden menyetujui dan meminta Gerindra masuk ke dalam pemerintahan, maka Prabowo meminta pos yang sesuai dengan konsen partai Gerindra tersebut.

"Yang jelas memang itu kan kompetensi pak Prabowo ya kalau pak Prabowo kan memang di situ, dan sejak awal ketika memyampaikan konsepsi segala macam memang pak Prabowo jelaskan kekhawatiran beliau tentang Papua, pertahanan keamanan kita, tentang potensi TNI kita dan macam macam, itu memang concern beliau," katanya.

PAN Jadi Oposisi

Sebelumnya, Anggota Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo menegaskan, partainya akan mengambil sikap menjadi oposisi dalam lima tahun ke depan.

Ia juga memastikan seluruh kader dan pimpinan telah sepakat dengan keputusan tersebut.

Hal ini juga sekaligus menanggapi rumor perbedaan pendapat antara Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan soal posisi partai dalam lima tahun ke depan.

"PAN sudah clear, di luar pemerintahan. Tidak ada perbedaan sikap politik antara Ketua Wanhor pak Amien dengan Ketua Umum bang Zul. Sikap politik beliau berdua sama," kata Drajad saat dihubungi, Jumat (18/10/2019).

Lagi pula, menurut Drajad, para pengurus partai dari pusat hingga daerah pun telah menyatakan akan mengikuti apapun yang diputuskan oleh Amien Rais.

"Baik di pusat, wilayah maupun daerah itu sangat mendengarkan dan mengikuti nasihat pak Amien," ungkapnya.

Mantan Anggota DPR RI itu mengaku tak mau ikut campur soal sikap parpol lain yang banyak bermanuver untuk masuk ke dalam kabinet Jokowi. Termasuk soal partai Gerindra yang dikabarkan akan masuk ke dalam kabinet.

Baginya, hal itu merupakan hak masing-masing partai politik untuk menentukan arah partai.

"Demokrasi di seluruh belahan dunia memerlukan parpol yang mampu melakukan checks and balances. Parpol yang bisa memberikan alternatif kebijakan yang lebih baik. Jadi beroposisi itu bukan berarti harus musuhan apalagi cakar-cakaran," ungkapnya.

PAN, kata dia, telah memilih mengambil peran tersebut agar demokrasi Indonesia bisa lebih sehat dan dewasa. Selain itu juga masyarakat mempunyai menu kebijakan yang semakin berkualitas.

"Selain tentunya, sebagai wujud ikatan moral dan apresiasi terhadap para pemilih PAN yang sudah bahu-membahu berjuang dalam Pilpres dan Pileg 2019," pungkasnya.

Prabowo Jadi Menteri Jokowi Disorot Pengamat Internasional

Pengamat dari Amerika Serikat mengkritik penunjukan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Wakil Direktur Center for Strategic and International Studies, Washington, Amerika Serikat, Brian Harding mengaku kecewa dengan keputusan Jokowi melantik Prabowo.

Dilansir TribunWow.com dari video yang diunggah kanal YouTube VOA Indonesia pada, Rabu (23/10/2019), kekecewaan dikarenakan rekam jejak masa lalu Prabowo yang tersandung kasus Hak Asasi Manusia (HAM).

s
Pengamat AS: Bergabungnya Prabowo Gambarkan Kesulitan Jokowi Mengemban Mandat (Capture Youtube VOA Indonesia)

"Sedikit mengecewakan melihat Prabowo kembali memiliki kekuatan di pemerintahan," jelas Brian.

Brian mengatakan, langkah Jokowi merangkul Prabowo dan pensiunan jendral-jendral militer, menggambarkan kekhawatiran Jokowi akan keselamatan dirinya.

"Menggandeng Prabowo, badan-badan keamanan, dan pensiunan jendral-jendral militer, mencerminkan bahwa Jokowi Khawatir akan keamanan dirinya sendiri yang selalu dalam ancaman," tambah Brian.

"Sangat luar biasa, setelah lima tahun berkuasa, Jokowi masih belum bisa tenang berada dalam kandang singa di Jakarta," ujarnya.

Pendapat yang sama disampaikan oleh Zachary Abuza, Professor di National War College, di Washington, DC.

Zachary menyatakan saat ini Jokowi sedang menghadapi banyak tantangan.

"Dia (Jokowi) sedang menghadapi banyak masalah yang datang dari segala arah," kata Zachary.

"Dia tidak mengira dirinya akan diprotes besar-besaran oleh kelompok pendukungnya sendiri," sambungnya.

Kebijakan Jokowi memasukkan Prabowo dalam Kabinet Indonesia Maju dianggap naif oleh Zachary.

Latar belakang Prabowo membuat Zachary khawatir terhadap wacana melibatkan militer dalam memberantas terorisme di Indonesia.

Menurutnya militer tidak begitu berperan penting dalam strategi pemberantasan terorisme di Indonesia.

"Suksesnya kontra-terorisme di Indonesia adalah hasil kerja keras kepolisian dan badan intelijen, yang dikuasai sipil bukan militer," ungkap pria yang merupakan ahli dalam studi terorisme di wilayah Asia Tenggara.

Brian Harding mengerti Jokowi berada di posisi yang sulit, dia berharap Indonesia bisa membuat reformasi ekonomi yang berani dan meningkatkan keterlibatan Indonesia dalam dunia internasional.

Ia juga berharap Indonesia dapat menjadi wajah bagi penegakan demokrasi dan HAM di kawasan dan Global.

Prabowo Subianto dianggap menjadi masalah, lantaran latar belakang masa lalunya saat mengabdi di militer.

Dikutip dari bbc.com, Prabowo pernah ditolak masuk ke Amerika pada Maret 2014 ketika hendak menghadiri wisuda puteranya, 23 oktober 2017.

Nama Prabowo masuk dalam daftar hitam Amerika karena dirinya dinilai melakukan pelanggaran HAM.

Saat bertugas di Timor Timur, Prabowo menjadi komandan sebuah grup yang bertugas dari 1978-1979.

Lalu Prabowo kembali tersandung kasus di ujung kekuasaan Soeharto.

Kala itu, dirinya menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus yang dituding terlibat penculikan aktivis.

Brian Harding mengatakan nama Prabowo terkenal tapi dalam artian negatif.

"While Ryamizard is not well known in US, but Prabowo certainly is but not for the right context (nama Ryamizard tidak begitu dikenal di Amerika Serikat, namun nama Prabowo dikenal tapi karena hal buruk-red)," ucap Brian.

Namun, semua pandangan dari Amerika Serikat tentang masa lalu Prabowo yang dianggap mengerikan itu langsung dibantah oleh pendukung sang Ketum Gerindra.

Menurut mereka, apabila Prabowo benar-benar terlibat dalam kasus pelanggaran HAM, maka tidak mungkin Prabowo bisa beberapa kali maju sebagai capres.

Para pendukung Prabowo menyebut bahwa isu HAM adalah lagu lama yang selalu digaungkan untuk menjatuhkan Prabowo.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit awal:

Prabowo Subianto dilantik sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) oleh Jokowi Rabu (23/10/2019).

Dilansir dari Tribun Timur, Kamis (24/10/2019), alasan Jokowi melantik Prabowo adalah latar belakang Prabowo yang berasal dari militer dirasa tepat untuk mengisi jabatan Menteri Pertahanan.

"Ya memang pengalaman beliau, pengalaman besar beliau ada di situ," tegas Jokowi saat ditanya wartawan mengapa Prabowo ditempatkan di posisi Menhan.

Jokowi mengatakan dirinya ingin membangun demokrasi gotong royong.

"Perlu saya sampaikan, di Indonesia ini tidak ada yang namanya oposisi seperti di negara lain," tambah Jokowi yang kini sedang menjalani periode keduanya sebagai Presiden RI.

Dikutip dari video unggahan kanal YouTube Kompas TV, seusai acara serah terima jabatan Menhan dari Ryamizard Ryacudu, Prabowo menjelaskan ia akan belajar.

"Saya mau terus terang saja, jadi saya akan pelajari semua masalah, " jelas Prabowo, Kamis (24/10/2019).

Prabowo mengatakan dirinya akan bekerja sama dengan presiden dan instansi-instansi terkait untuk menemukan solusi masalah.

"Dan bersama-sama dengan Mabes TNI, dengan tiga angkatan (AU, AD, AL), dengan staf di Kemhan, staf Menlu dan dengan Presiden sendiri kita akan menemukan solusi terbaik," Jelas Prabowo.

Video selengkapnya di bawah ini:

(sumber TribunWow.com dan wartakotalive)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Prabowo Subianto Jadi Menteri Pertahanan, Amien Rais: Saya Tak Menentang Tak Juga Merestui,

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Amien Rais Tidak Merestui dan Tidak Menolak Prabowo Jadi Menteri Jokowi, 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved