Baru Disetujui DPR Jadi Kapolri, Idham Aziz Sudah Dinilai Gagal dan Disodori PR Besar Ini

Baru Disetujui DPR Jadi Kapolri, Idham Aziz Sudah Dinilai Gagal dan Disodori PR Besar Ini

(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)
Baru Disetujui DPR Jadi Kapolri, Idham Aziz Sudah Dinilai Gagal dan Disodori PR Besar Ini. FOTO Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz (batik merah) mendatangi kantor YLBHI. Idham berkomunikasi dengan massa aksi dan meminta agar unjuk rasa dilakukan dengan tertib. 

Baru Disetujui DPR Jadi Kapolri, Idham Aziz Sudah Dinilai Gagal dan Disodori PR Besar Ini

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Belum terungkapnya kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan dinilai menjadi pekerjaan rumah terbesar di sektor antikorupsi bagi calon Kapolri, Komisaris Jenderal Idham Azis.

Koordinator Divisi Korupsi Indonesia Corruption Watch Donal Fariz mengatakan, Idham mempunyai tanggung jawab moril dalam menuntaskan kasus Novel.

"(Harapannya) kasus Novel saja, kita sederhana, beliau itu punya tanggung jawab moril untuk menyelesaikan kasus Novel," kata Donal saat dihubungi, Rabu (30/10/2019).

Sebab, Idham dinilai telah gagal menunaikan tugas tersebut kala menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.

Oleh karena itu, Donal pun mempertanyakan alasan penunjukan Idham sebagai calon tunggal Kapolri.

"Kalau dipakai indikator salah satunya adalah penyelesaian kasus Novel, justru Pak Idham gagal dalam pengungkapan kasus Novel sewaktu dia menjadi Kapolda Metro Jaya dan beliau menjadi Kabareskrim," kata Donal.

Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo juga menyampaikan desakan serupa.

Ia meminta Idham memprioritaskan pengungkapan kasus Novel dalam agenda 100 hari pertama.

Menurut Yudi, Idham mestinya dapat mengungkap kasus ini karena akan memiliki wewenang yang lebih besar dibanding posisinya saat ini.

"Tentu saja kami menunggu pak Idham Azis menjadi Kapolri sehingga memiliki kewenangan yang lebih besar dan lebih luas," ujar Yudi.

Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menyatakan, Idham mesti menyikapi serius peristiwa teror dan penyerangan terhadap para penegak hukum.

Selain Novel, dua pimpinan KPK, yaitu Agus Rahardjo dan Laode M Syarif pernah diteror dengan kiriman bom palsu dan molotov.

"Ini tentu perlu dicari juga siapa pelakunya dan juga agar tidak ada teror-teror lain terhadap penegak hukum baik terhadap Pimpinan dan pegawai KPK ataupun institusi penegak hukum yang lain," ujar Febri.

Kata Idham Meskipun kasus Novel menjadi sorotan utama dari pegiar antikorupsi, rupanya anggota DPR sama sekali tidak menyinggung kasus Novel dalam uji kelayakan dan kepatutan Idham, Rabu kemarin.

Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani beralasan bahwa kasus Novel tidak tepat jika ditanyakan dalam uji kelayakan dan kepatutan.

Pembahasan kasus akan lebih tepat dilakukan dalam rapat kerja antara Komisi III dengan Kepolisian.

"Ini fit and proper test, bukan raker pengawasan. Jadi tidak tepat bahas kasus per kasus," kata Arsul usai uji kelayakan dan kepatutan.

Ditemui selepas uji kelayakan dan kepatutan, Idham menyatakan, Iia akan menyerahkan kasus Novel Baswedan kepada Kepala Bareskrim penerusnya.

"Nanti begitu saya dilantik (sebagai Kapolri), saya akan menunjuk Kabareskrim baru dan nanti saya beri dia waktu untuk segera mengungkap kasus itu (Novel Baswedan)," kata Idham.

Saat ditanya apakah Idham akan memberikan tenggat waktu kepada Kabareskrim baru untuk menuntaskan kasus Novel, ia tidak menjawab.

Idham hanya mengatakan bahwa penunjukkan Kabareskrim baru akan dilakukan pada Jumat (1/11/2019) yang akan datang.

"Insya Allah hari Jumat nanti," ujar dia.

Adapun DPR RI resmi menyetujui Komjen (Pol) Idham Azis sebagai calon Kepala Polri secara aklamasi.

Persetujuan itu diberikan setelah Idham menjalani uji kelayakan dan kepatutan yang digelar Komisi III DPR.

Atas persetujuan tersebut, Komisi III DPR RI pun akan segera bersurat kepada pimpinan DPR, untuk mengagendakan rapat paripurna pengesahan Kapolri terpilih. Rapat paripurna itu rencananya digelar pada Kamis (31/10/2019) hari ini.

Biodata Idham Azis, Calon Tunggal Kapolri Pengganti Tito Karnavian

Komjen Idham Azis menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian RI (Kapolri) yang diajukan Presiden Joko Widodo ke DPR.

Idham akan mengisi posisi kapolri yang ditinggalkan Jenderal (Purn) Tito Karnavian yang kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.

Jenderal bintang tiga yang lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 1963 ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988.

Saat ini, Idham menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.

Ia mulai menjabat sebagai Kabareskrim sejak Januari 2019.

Sebelumnya, Idham menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya di tahun 2017, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri di 2016, Kapolda Sulawesi Tengah di 2014, hingga Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri di 2013.

Idham dikenal berpengalaman di bidang reserse dan anti-teror.

Diketahui, ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Densus 88 Antiteror Polri di tahun 2010.

Salah satu prestasinya adalah melumpuhkan teroris bom Bali, Dr Azahari dan komplotannya di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005.

Saat itu, ia mendapat penghargaan dari Kapolri Sutanto, bersama dengan Tito Karnavian, rekan seangkatannya.

Idham juga menjadi anggota tim kobra yang dipimpin Tito dalam memburu putra bungsu presiden RI kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto.

Hal itu terkait kasus pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita pada 7 Agustus 2000 yang ketika itu melibatkan Tommy.

Adapun Tommy divonis 10 tahun penjara dalam kasus tersebut.

Ia pun menjalani hukuman di Nusakambangan dan keluar di tahun 2006.

Idham juga menjadi wakil satuan tugas (satgas) pengungkapan kasus-kasus teror dan konflik di Poso atau disebut Ops Camar Maleo. 

Idham Azis juga turut ambil bagian dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

Investigasi kasus Novel pernah ditangani oleh Idham saat ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dan masih berpangkat bintang dua atau Irjen.

Kemudian, saat ini, Idham berperan sebagai penanggung jawab tim teknis kasus Novel yang dibentuk Polri.

Sayangnya, kasus itu belum terungkap hingga kini. 

Viral 

Diketahui, Komjen Pol Idham Aziz dulunya sempat viral di media sosial dan menuai banyak pujian.

Ketika itu Komjen Idhan Aziz menjabat sebagai Kapolda Metero Jaya.

Pasalnya, dalam video tersebut terekam suasana tegang saat apel di lingkungan kepolisian.

Sejumlah aparat polisi tampak berbaris rapi. 

Mengenakan seragam lengkap, para anggota Kepolisian Republik Indonesia ini pun terlihat tegap.

Tak berselang lama setelahnya tampak Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Idham Azis menghampiri sejumlah anak buahnya itu.

Idham tampak menyalami satu persatu anggota kepolisian yang berbaris di depannya.

Tak disangka, hal mengejutkan terjadi saat Kapolda Idham hampir sampai di ujung barisan.

Ia tampak menghampiri seorang anggota kepolisian yang mengenakan seragam lusuh.

Berbeda dari sejumlah anggota di sebelahnya, seragam yang dikenakan aparat kepolisian ini tampak sudah berubah warna karena terlalu lama dipakai.

Mengetahui hal tersebut, Kapolda Idham kemudian merogoh dompet yang ada di saku celananya.

Ia memberikan sejumlah uang pada aparat kepolisian itu.

Tak diketahui secara pasti berapa jumlah yang diberikan Kapolda Idham.

Pun tak diketahui kapan video itu direkam.

Meski begitu, video berdurasi kurang dari satu menit ini sukses memancing perdebatan di kalangan netizen.

Banyak yang mengatakan tindakan Kapolda ini adalah pencitraan.

Namun ada pula yang membela dengan memberi pujian pada Idham.

"Jangan bilang pencitraan yaaa,,,,itu tulus sbagai seorang atasan kpada bawahannya,,
cermin bagi pemimpin yg lain dan bagi kita semua,,," kata Pandawa Lima.

"Salut jendral gak banyak omong tegas wibawa bangga lihatnya.," komentar Andi Sulistiana.

"Pemimpin yg patut di contoh..," terang Harieswan Sapran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Novel, "PR" Besar Idham Azis di Sektor Antikorupsi..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved