Lupa Tutup Pintu Saat Berhubungan Badan, Pasangan Turis Ini Diusir dari Kapal Pesiar

Lupa Tutup Pintu Saat Berhubungan Badan, Pasangan Turis Ini Diusir dari Kapal Pesiar

Editor: taryono
net
Lupa Tutup Pintu Saat Berhubungan Badan, Pasangan Turis Ini Diusir dari Kapal Pesiar 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pasangan turis asal Jerman dilaporkan diusir dari kapal pesiar setelah diduga "bersuara terlalu keras saat berhubungan seks".

Keduanya diminta oleh kru untuk turun di Barbados ketika baru sehari menginjakkan kaki dalam agenda selama dua pekan ke Kepulauan Karibia.

Pasangan Jerman bernama Renate F dan suaminya, Volker, itu dilaporkan membiarkan pintu balkonnya terbuka ketika berhubungan seks.

Renate dan Volker mengungkapkan, awalnya mereka memesan paket liburan bersama Mein Schiff 5, yang memulai pelayaran sejak 1 April lalu.

Ketika kapal itu tengah berlabuh di Barbados, keduanya mengakui mengeluarkan suara terlampau keras saat berhubungan seks, namun lupa menutup pintu balkon.

Setelah itu, Renate menuturkan dia dan suaminya sempat bertengkar selepas bercinta.

Tetapi dia mengklaim tidak ada kerusakan.

Volker tengah mandi dan Renate sedang merokok di balkon ketika manajer, didampingi keamanan, datang dan memberi tahu kapten menyuruh mereka keluar.

Wanita Lulusan S2 Dicibir karena Nikah dengan Sopir, Diungkaplah Gaji Sang Suami

Setelah diusir dan diturunkan di Barbados, keduanya mengaku terdampar, dan harus membayar banyak uang untuk membeli tiket pesawat ke Paris, Perancis, sebelum pulang ke Jerman.

Pasangan itu lalu mengambil jalur hukum dan menuntut perusahaan wisata untuk membayar ganti rugi, termasuk kompensasi "rasa sakit" dan uang mereka dikembalikan.

TUI selaku operator kemudian memberikan tanggapan.

"Karena insiden keamanan, kami menggunakan hak kami agar tamu meninggalkan kapal."

Perusahaan mengaku sudah berkorespondensi dengan Renate untuk menjelaskan terkait kebijakan mereka, utamanya soal ganti rugi.

Dulu Tidur di Emperan Halte, Pria Ini Kini Jadi Artis Papan Atas Indonesia

Dalam kebijakan mereka, penumpang yang membuat keributan maupun membahayakan penumpang lain bisa diusir tanpa mendapat pengembalian uang.

Pengakuan Pramugari Kapal Pesiar

Ada fakta mengejutkan, dari pengakuan sejumlah pramugari kapal pesiar mewah yang melayani para penumpang kaya.

Teryata prostitusi bukan hanya terjadi di darat tapi juga di laut.

Dilansir oleh TribunTravel dari CNN, pada musim panas, pelabuhan di Pantai Dalmatian, French Riviera, dan Pantai Amalfi dipenuhi dengan superyachts mewah.

Kapal-kapal pesiar yang mewah ini dimiliki dan dinikmati oleh selebritis, bangsawan, dan para pemilik raksasa industri.

Kelancaran operasional kapal pesiar itu bergantung pada orang-orang yang bekerja di kapal ini, salah satunya adalah para pramugari kapal pesiar.

Para pramugari kapal pesiar dituntut harus serba bisa melakukan banyak hal dan teliti melayani penumpang kaya.

Tetapi mereka lebih dari itu, mereka juga mempunyai banyak pekerjaan lain seperti pembersih, pencampur koktail, pelayan dan bahkan guru yoga.

Kepala pramugari kapal pesiar, Gemma Hulbert mengungkapkan telah bekerja selama hampir tujuh tahun.

"Kami adalah penjaga untuk para tamu, segala sesuatu dan semua yang mereka butuhkan, disiapkan sebelum mereka membutuhkannya," kata pria berusia 25 tahun itu.

Hulbert mengatakan, kadang banyak permintaan tamu yang bisa sangat tidak biasa.

Salah satu permintaan aneh tersebut seperti, suatu kali seorang tamu hanya ingin mandi di bak yang berisi setengah air panas, setengah botol air Fiji dan setengah cangkir baby oil.

Selain itu, ada juga tamu yang ingin membeli tas vintage Hermes di Amerika.

Sehingga petugas toko di kapal tersebut harus mengatur jet pribadi untuk pergi ke Amerika Serikat dari Monako untuk mengambil tas dan membawanya kembali sehingga dia bisa membawanya ke pesta keesokan harinya.

Chelsea Nielsen juga bekerja sebagai pramugari dan guru yoga di kapal superyacht mengatakan pekerjaannya adalah sesuatu yang melelahkan dan memuaskan.

Nielsen telah bekerja pada yacht pribadi dan sewaan, termasuk kapal pesiar 312 kaki yang dimiliki oleh miliarder Shahid Khan, pemilik Jacksonville Jaguars dan Fulham FC.

Nielsen kemudian membandingkan waktunya dengan profesi seorang dokter yang harus siap siaga.

"Pada dasarnya kami siap melayani 24/7, namun secara umum bekerja 13 jam sehari dengan istirahat dua jam di siang hari, dan istirahat sembilan jam pada malam hari," katanya.

Nielsen melakukan banyak hal mulai dari menjaga perahu, menyajikan sarapan, makan siang dan makan malam, dan menghibur para tamu dengan menawarkan kelas yoga.

Upah yang Menarik

Bekerja dan tinggal di kapal pesiar dalam waktu yang cukup lama, para pramugari kapal pesiar ini memiliki upah yang menarik.

Biasanya pramugari kapal pesiar ini digaji kisaran 2.700 hingga lebih dari 9.000 dolar atau sekitar Rp 33,7 juta hingga Rp 98,3 juta per bulannya, tergantung pada pengalaman dan ukuran kapal pesiar.

Jumlah tersebut belum termasuk tip yang diterima pramugari kapal pesiar.

Kapal pesiar terbesar di dunia, Harmony of the Seas
Meski gajinya lumayan, tapi realita pekerjaan yang harus mereka hadapi tidak mudah, lho!

Berdasarkan pengakuan seorang pekerja di kapal pesiar, hal-hal semacam ini yang jadi makanan sehari-hari mereka dilansir dari thisisinsider.com.

1. Jam kerja yang gila

Untuk mendapat penghasilan yang tinggi, maka jam kerja mereka juga harus sangat tinggi. Minimal, jam kerja satu pekerja mencapai 100 jam per minggu. Itu artinya mereka harus bekerja selama 14 jam sehari! Waduh!

2. Beban kerja terlalu banyak

Dengan waktu bekerja selama itu, mereka tetap tidak bisa santai karena banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan. Satu pelayan bisa melayani 20-30 tamu dalam sekali waktu, dan jarak antara dapur dengan ruang makan bisa mencapai 1km.

3. Tingkat tekanan dan stres yang tinggi

Karena mereka hidup di atas laut dengan beban kerja yang begitu berat, stres menjadi santapan sehari-hari mereka. Biasanya, untuk mengurangi tekanan kerjanya, para kru akan berpesta di dek terbawah kapal, tempat mereka tidur.

4. Berkencan dengan sesama kru atau penumpang

Perjalanan yang panjang, stres, kesibukan bekerja membuat para pekerja tidak punya waktu luang untuk mencari kenalan di daratan.

Dengan begitu, kebanyakan pekerja kapal pesiar berkencan dengan rekan kerja emreka sendiri, atau kalau beruntung, berkencan dengan salah satu penumpang.

5. Kamar mereka sangat kecil

Kamar istirahat para kru sangat sempit bahkan kadang tidak muat sehingga beberapa orang harus rela tidur di lantai.

6. Sistem hierarki jabatan sangat kental

Pegawai yang lebih tinggi pangkatnya akan mendapat makanan dan kamar yang lebih baik, dan mereka tidak akan berbicara dengan kru bawahan mereka. Para atasan ini juga akan memberi lebih banyak beban kerja pada kru yang tidak dia sukai.

Ramai Istilah Bilateral, Siapa Benar Jokowi atau Fahri Hamzah? Ini Artinya Menurut KBBI

7. Kesepian

Pernah membayangkan betapa kesepiannya para pekerja kapal pesiar ini? Ibarat lagu, perasaan mereka itu di dalam keramaian mereka masih merasa sepi. Jauh dari keluarga, anak, atau istri tentu membuat kerinduan mereka semakin besar.

8. Pergi berlibur, tapi tidak liburan

Mereka menghabiskan waktunya di atas dek kapal. Saat kapal berlabuh dan para penumpang turun untuk berlibur, mereka tidak selalu bisa ikut turun.

(Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bersuara Terlalu Keras Saat Berhubungan Seks, Pasangan asal Jerman Diusir dari Kapal Pesiar"

# Lupa Tutup Pintu Saat Berhubungan Badan, Pasangan Turis Ini Diusir dari Kapal Pesiar 

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved