Tribun Bandar Lampung

Keseruan Pelajar Ikut Festival Desain Motif Batik Lampung

Pemkot Bandar Lampung menggelar Festival Desain Motif Batik Lampung di bundaran Tugu Adipura, Selasa (5/11/2019).

Tribunlampung.co.id/Sulis
Pemkot Bandar Lampung menggelar Festival Desain Motif Batik Lampung di bundaran Tugu Adipura, Selasa (5/11/2019). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pemkot Bandar Lampung menggelar Festival Desain Motif Batik Lampung di bundaran Tugu Adipura, Selasa (5/11/2019).

Kegiatan itu diikuti pelajar, remaja hingga masyarakat umum.

Seperti apa keseruannya?

Puluhan remaja perempuan terlihat serius menggambar beragam motif di atas selembar kain putih.

Ada yang menggambar Siger, gajah Lampung, kapal, pohon dan banyak lagi.

Setelah motif tergambar sempurna, mereka secara perlahan mewarnai motif tersebut menggunakan canting.

Proses pewarnaan dilakukan secara hati-hati agar tidak keluar dari motif yang sudah tergambar.

Cintika adalah salah satu peserta yang ikut mendesain batik tersebut.

Siswa SMKN 5 Bandar Lampung jurusan tekstil ini terlihat asyik membatik.

Pemkot Gelar Festival Desain Motif Batik Lampung hingga Solo Song Dangdut Koplo di Tugu Adipura

"Dari sekolah kita ada 20 orang. Ini baru pertama ikut lomba batik, ngangkat tema pohon," ungkapnya.

Ia mengaku, tak mudah membatik di luar ruangan seperti itu karena lilin tertiup angin.

"Jadinya diakali pakai kardus, bawa alat (lukisnya) sendiri," kata Cintika.

Bukan cuma kalangan pelajar yang ikut kegiatan ini.

Ada juga peserta dari Rumah Batik Srikandi Desa Pinang Jaya, Kemiling.

Salah satunya Rini Anggraeni. Perempuan 26 tahun ini mengaku sudah membatik sejak 2010.

"Tapi sempat vakum di 2012 karena pekerjaan lain, cuma semenjak menikah balik lagi membatik. Karena udah gak kerja juga," tuturnya.

Rini membatik pohon pinang.

Menurutnya, pohon pinang merupakan simbol di desanya, Pinang Jaya.

"Di sana kan salah satu sentra produksi batik. Ada motif siger, bentuk tapis, dan motif kapal khas Lampung," beber Rini.

Batiknya ini akan diberi warna kombinasi merah, kuning, biru dan hitam.

"Dikasih waktu membatik dari jam 9 pagi sampai 1 siang. Harapannya bisa membawa salah satu piala. Tapi kalaupun nggak menang setidaknya ikut berpartisipasi menciptakan motif-motif baru," sambungnya.

Wali Kota Bandar Lampung Herman HN berharap melalui acara festival tahunan itu, budaya Lampung bisa terangkat ke kancah nasional maupun internasional.

"Kota Bandar Lampung adalah representatif Provinsi Lampung, jadi kalau kota bagus dan maju, nama Lampung juga akan dikenal di nasional maupun internasional," ujarnya.

Herman juga menegaskan bahwa tidak hanya budaya Lampung yang perlu diangkat dan dilestarikan, tetapi semua adat budaya yang ada di Kota Bandar Lampung.

Kepala Dinas Pariwisata M Yudhi menambahkan, gebyar festival ini menjadi bagian agenda tahunan Kota Bandar Lampung.

Selain ada festival desain batik, ada juga Festival Film Indie, Bertutur Hikayat Lampung dan Solo Song Dangdut Koplo.

"Festival solo song diikuti 100 orang, batik Lampung 50 orang, film indie 50 orang, dan betutur hikayat Lampung 50 orang. Pemenang dari event ini nantinya akan diikutkan ke ajang nasional," kata Yudi.

Ketua TP PKK Bandar Lampung Eva Dwiana Herman HN mengatakan, sebagai masyarakat yang tinggal di Lampung sudah seharusnya mencintai batik Lampung.

Eva Dwiana Ajak Generasi Muda Cintai dan Pakai Batik Lampung

"Mulai dari perajin hingga tingkat sekolahan, kita adakan lomba membatik Lampung. Biar makin cinta dengan apa yang dibuat dan dipakai," ujar Eva di lokasi acara.

Rencananya, motif karya pemenang diimplementasikan menjadi seragam pegawai, seperti PKK, Drekanasda, dan lainnya.

"Termasuk untuk pakaian batik anak sekolah. Kenapa tidak? Kita juga sudah ada sentra batiknya di Langkapura. Agar semakin merambah ke mana-mana sentra batik ini ke depannya," kata Eva. (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved