Bom di Medan

Mertua Ungkap Pengajian yang Membuat Dedek Tersesat hingga Lakukan Bom Bunuh Diri di Medan

Saat kondisi ekonominya hancur, menantu dan putrinya pun kerap datang ke rumahnya, namun sikapnya sudah berubah, tidak seakrab sebelumnya.

HO
Bom bunuh diri Polrestabes Medan. Rabbial, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, berfoto bersama teman-temannya di hari pernikahan. 

Saat ekonominya hancur, menantu dan putrinya pun kerap datang ke rumahnya, namun sikapnya sudah berubah, tidak seakrab sebelumnya.

"Gak ada uang datang ke rumah. Mereka datang ke rumah ini. Orang itu sering juga datang tapi tidak masuk ke rumah ini (menantunya). Yang penting saya lihat sehat ya Alhamdulillah. Cuma sikapnya saja berubah. Asal disinggung soal pengajian mereka tidak senang," sambungnya.

Tapi, dikatakan Andi, asal dinasehati. Untuk menyuruh berhenti dari pengajian, keduanya menolak.

"Udah lah saya bilang, enceng (berhenti) dari pengajian itu. Gak usah lagi ikut-ikutan. Karena pengajian itu gila, asik mencari akhirat saja. Kan gak cocok juga," ujarnya.

Saat dinasihati, menantu dan putrinya pun melawan dan memilih pindah dari rumahnya dan mengontrak rumah. "Keduanya mengontrak rumah di Pasar I, Rel," urainya.

Polisi membawa koper dari hasil penggeledahan di rumah pelaku, Rabu (13/11/2019).
Polisi membawa koper dari hasil penggeledahan di rumah pelaku, Rabu (13/11/2019). (Tribun Medan/M Fadli)

Sebelum kejadian, kata Andi, pada malamnya, anaknya menelpon adiknya. Mengatakan kalau menantunya berkeinginan untuk berjualan kerupuk.

"Saya pikir cocok lah. Berarti sudah berubah. Kalau pun kurang modal dalam hati saya, ya akan memberi modal untuk jualan kerupuk. Eh paginya kejadian bom itu," jelasnya sembari mengatakan bahwa ia terakhir melihat Dedek tiga Minggu sebelum kejadian ini.

Dedek dan Da dikabarkan melangsungkan pernikahan Minggu (2/12/2018) lalu.

Hingga kini pasangan suami istri ini belum dikaruniai anak yang hampir memasuki setahun pernikahannya.

"Dari gadis anak saya tidak pernah ikut-ikut begitu. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Keduanya perempuan. Kalau kami tahu nama pengajiannya kami pasti melarang. Kan gak mungkin orangtua menjerumuskan anak," ujar istri Andi dengan mata berkaca-kaca.

Sang istri terlihat tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan kejadian yang dialami anak dan menantunya ini.

Lanjut Andi mengatakan dirinya keberatan bahwa beredar kabar anaknya yang diduga mengajak si Dedek mengikuti pengajian begituan.

"Ini berita sekarang kok berbeda-beda bahwa pengeboman terpengaruh dari istri. Di mana menuduh anak saya ada jaringan terhadap bom di Bali. Padahal anak saya mengikut suaminya," ujarnya.

Menurutnya putrinya tidak tahu menahu soal aliran pengajian tersebut, namun anaknya memang pernah menjenguk napi teroris karena dijebak teman pengajiannya.

"Dia tidak tahu menahu sebenarnya. Memang dulu ia (anak saya) pernah dijebak sekali. Karena ada kelompok mereka di penjara. Jadi anak ku ini ditumbalkan untuk menjenguk si tahanan yang sakit di dalam penjara. Anak awak ini kan gak tahu apa-apa. Kelompoknya ini gak berani jenguk antar obat," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Tags
pengajian
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved