Dikepung Tawon, Lima Hashers pun Rasakan Sengatannya
Dari arah rimbunan pohon bambu, para hashers yang berjalan di depan nampak berbalik arah dengan langkah langkah cepat setengah berlari.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Para anggota Lampung Hash House Harriers berkumpul di run site milik Ko Fintoni yang terletak di Jalan Tirtayasa, Sukabumi, Bandar Lampung, Minggu (17/11/2019).
Cerahnya udara Minggu pagi menambah semangat hashers melewati lahan galian dan menuju dataran tinggi yang dihiasi sisa-sisa tanaman jagung dan singkong.
Tidak lama kemudian, terdengar jeritan anak kecil yang sontak membuat hashers berlarian menuju datangnya suara.
Dari arah rimbunan pohon bambu, para hashers yang berjalan di depan nampak berbalik arah dengan langkah langkah cepat setengah berlari.
Rolando, salah satu hashers termuda yang ikut dalam rombongan, menangis terisak-isak.
Benjolan-benjolan merah memenuhi sekujur tubuh siswa kelas empat SDN Gulak Galik ini.
• Lampung Hash House Harriers Jajal Run Site Sekitar Pantai Puri Gading
• Anggota Hash Lampung Taklukkan Jalanan Berliku 8 Km di Kebun Suka Bambu

Sang kakek Amirudin terlihat khawatir melihat kondisi cucunya dan tak mengindahkan kondisi matanya yang juga membengkak.
"Kami tersengat tawon," ujar Erik yang memimpin rombongan depan.
"Saya, Pak Amir, Rolando, Dokter Heri, dan Fen Liong dikepung tawon dan tersengat. Sepertinya sarang mereka ada di tanah yang tertimbun daun-daun bambu kering sehingga tidak terlihat," jelas Erik.
Keterangan Erik tersebut sontak membuat hashers berbalik arah dan memilih melintasi rute lain.

Hadi yang biasa memimpin hare langsung membuka rute baru dan memberikan arahan-arahannya.
Sementara itu Rolando dan sang kakek Amirudin memutuskan untuk beristirahat dan tidak melanjutkan hash-nya.

Saat melanjutkan perjalanan, salah satu hashers langsung menarik perhatian.
Pria yang akrab dipanggil Ko Akiat ini berjalan dengan tanpa alas kaki.

Langkahnya nampak ringan dan lincah walaupun jalanan dipenuhi belukar.
Tragedi sengatan tawon pun tak mengurungkan langkahnya untuk menyelesaikan hash.
Ko Fintoni sang pemilik lokasi run site turut menyambut kedatangan hashers yang finis lebih cepat.
"Run site yang biasa dipergunakan oleh para hashers ini awalnya dibuat karena kecintaan saya dengan kehijauan dan pegunungan. Supaya bisa santai" ujar pemilik Perumahan Bukit Palem Hijau ini.
Lebih lanjut Fintoni berpesan agar mencintai alam dan lingkungan.
"Caranya, kalau bisa tanam pohon. Tanamlah yang banyak, dan kalau bisa yang ada hasilnya supaya kita bisa berbagi bersama dengan teman-teman" ujanya.
Fintoni pun bercerita bahwa singkong rebus yang dinikmati oleh para hashers adalah hasil dari kebunnya.
"Singkongnya mantap dan besar-besar, kan," kata Fintoni sembari tertawa. (*)