Buya Syafii soal Kelompok yang Tolak Ahok Jadi Bos di BUMN: Biarkan Saja, Gak Usah Didengar

Mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Buya Syafii Maarif itu menilai Ahok cocok menduduki posisi pimpinan BUMN.

Dok. Facebook Muhhammad Abdullah Darraz - Foto Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Ahmad Syafii Maarif di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (12/8/2017). 

Ia pun meminta publik tak hanya fokus ke BUMN yang akan dipimpin Ahok karena akan ada figur-figur profesional lain yang juga akan memimpin BUMN.

"Begini, BUMN itu kan 142 BUMN. Tidak mungkin kalau kita tidak ramai-ramai membuat figur-figur yang positif untuk membantu. Kita jangan hanya fokus ke Pak Ahok, nanti ada dua wamen, komisaris utama yang lain juga kami kenalkan," kata dia.

Rizal Ramli Tak Setuju

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Ramli tak setuju diangkatnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai petinggi BUMN.

Hal itu diungkapkan Rizal Ramli saat menjadi bintang tamu di acara Apa Kabar Indonesia Malam pada Sabtu (16/11/2019).

Rizal Ramli mengatakan, Ahok masih memiliki banyak kasus yang belum terselesaikan.

"Sebetulnya sih sederhana, Ahok punya banyak kasus keuangan," ujar Rizal Ramli dikutip Talk Show tv One pada Minggu (18/11/2019).

Lantas, Rizal Ramli membeberkan kasus-kasus yang belum ditangani tuntas oleh Ahok.

"Pembelian Rumah Sakit Sumber Waras, beli tanah Cingkareng dari DKI, kasus Trans Bus itu yang importer Tiongkok," ucapnya.

"Kasus-kasus itu menunjukkan dia tidak biasa dengan 

Selain itu, Rizal Ramli menilai Ahok akan menjadi biang kerok dalam keributan baru.

Ia kemudian mengungkit kembali Pemilihan Daerah DKI Jakarta pada 2016 lalu.

"Yang kedua hari ini Indonesia juga sudah banyak masalah ya kan? Inget enggak bangsa kita hampir terpecah gara-gara Ahok pemilihan Gubernur, orang berantem," katanya.

Sehingga, Rizal Ramli menyayangkan langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kok ciptakan Pak Jokowi ciptakan masalah baru gitu," tutur Rizal Ramli.

Pria 64 tahun tersebut kemudian mengungkapkan lagi alasannya mengapa tak setuju Ahok menjadi petinggi satu di antara BUMN.

Ahok dianggap tidak memiliki pengalaman dalam perusahaan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved