Ahok Jadi Bos Pertamina, Gaji BTP Kalahkan Gaji Presiden Jokowi, Capai Miliaran Rupiah per Bulan
Ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok akan menerima gaji miliaran rupiah per bulan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok akan menerima gaji miliaran rupiah per bulan.
Nilai gaji yang diterima Ahok ternyata mengalahkan gaji yang diterima Presiden Jokowi.
Berapa besar nilai gaji Ahok sebagai bos Pertamina?
Sebelumnya, nama Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok ramai menjadi perbincangan.
Hal itu karena kabar yang beredar menyebutkan bahwa BTP akan ditunjuk sebagai pimpinan satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Rumor tersebut pun terjawab pada Jumat (22/11/2019).
Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan bahwa Ahok resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.
• 5 Fakta Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Gajinya Miliaran Rupiah per Bulan
"Insya Allah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komut (Komisaris Utama) Pertamina," ujar Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019) dikutip dari Kompas.com.
Melansir Tribun Timur, berdasar laporan kinerja keuangan Pertamina pada 2018, disebutkan bahwa kompensasi untuk manajemen, berupa gaji dan imbalannya, untuk 17 direksi dan komisaris mencapai 47,23 juta dolar AS atau setara Rp 671 miliar per tahun.
Jika Rp 671 miliar dibagi kepada 17 orang direksi dan komisaris, maka tiap orang menerima Rp 39 miliar setahun atau Rp 3,25 miliar per bulan.
Kalahkan gubernur dan presiden
Gaji direksi dan komisaris Pertamina mengalahkan gaji dan tunjangan Presiden Jokowi senilai Rp 62,74 juta per bulan.
Hal itu sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 75 tahun 2000 tentang Gaji Pokok Pimpinan Lembaga Tertinggi Negara dan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2001.
Sementara itu, gaji pokok dan tunjangan Gubernur DKI Jakarta, jabatan yang pernah diduduki Ahok, senilai Rp 8,4 juta per bulan.
Namun setiap bulan, Gubernur DKI Jakarta mendapatkan Biaya Penunjang Operasional (BPO) sebesar 0,13 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal itu berdasarkan PP Nomor 109 Tahun 2000.
Setiap bulan, BPO Gubernur DKI Jakarta mencapai miliaran rupiah.
Sementara, Ahok akan dilantik menjadi Komisaris Utama PT Pertamina pada Senin (25/11/2019).
Pengangkatan Ahok sebagai bos Pertamina akan dilakukan saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB) Pertamina.
Hal tersebut diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.
“Setelah keluar surat (persetujuan dari presiden) akan dilakukan RUPS."
"RUPS akan dilakukan hari Senin untuk Pertamina mengangkat dewan komisaris dan dewan direksi Pertamina,” ujarnya, Jumat (22/11/2019), dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Tugas dan wewenang
Arya menjelaskan, Ahok akan langsung diminta menjalankan tugas yang diberikan Menteri BUMN, Erick Thohir.
“Setelah diputuskan Pak Ahok langsung tugas. Tugasnya melakukan pengawasan, diatribusi, efisiensi, dan persoalan kilang-kilang (milik Pertamina),” kata Arya.
Secara garis besar, tugas Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina adalah pengawasan.
Berdasarkan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tugas seorang komisaris BUMN, yakni mengawasi direksi dalam menjalankan kepengurusan persero, serta memberikan nasihat kepada direksi.
Lebih lanjut, mengutip Kompas.com, penjabaran lebih lengkap terkait tugas dan wewenang komisaris BUMN tercantum di Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara.
Pada bagian kedua PP tersebut, tugas dan wewenang lengkap komisaris BUMN tercantum di Pasal 59 hingga Pasal 64.
Rekam jejak Ahok
Bagaimana rekam jejak Ahok dalam mengelola perusahaan?
Dilansir dari Ahok.org, kakak dari empat adik tersebut pernah mendirikan tiga perusahaan.
Hal itu mulai dilakukan setelah ia menyelesaikan kuliah S1 di bidang teknik geologi.
1. CV Panda (PT Timah)
Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (insiyur geologi) pada tahun 1989, pria 55 tahun itu pulang ke kampung halamannya.
Ahok menetap di Belitung.
Ia mendirikan perusahaan CV Panda.
Perusahaan itu bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah.
Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, BTP menyadari betul hal itu tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki.
Karena untuk menjadi pengelola mineral, selain diperlukan modal (investor), manajemen yang profesional juga dibutuhkan.
Lalu, Ahok memutuskan kuliah S2.
Ia mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.
2. PT Nurindra Ekapersada
PT ini didirikan Ahok pada 1992.
Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan pasir kuarsa.
Lalu, ia juga mendirikan pabrik pengolahan di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.
Pabrik pengolahan pasir kuarsa tersebut adalah yang pertama dibangun di Pulau Belitung, dan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.
Lokasi pembangunan pabrik ini adalah cikal bakal tumbuhnya kawasan industri dan pelabuhan samudra, dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
3. PT Nurindra Ekapersada
Tahun 1992, Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.
Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagaimana menyejahterakan stakeholder (pemegang saham, karyawan, dan rakyat).
Juga diharapkan, hal itu dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur, dengan memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas.
Di sisi lain, PT Nurindra Ekapersada memiliki visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
Berangkat dari visi seperti itulah, pada tahun 1994, Ahok didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo, memulai pembangunan pabrik pengolahan pasir kuarsa pertama di Pulau Belitung dengan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.
Dilansir Wikipedia, pada akhir tahun 2004, ia sempat menarik perhatian investor asal Korea untuk membangun Tin Smelter (pengolahan dan pemurnian biji timah) di KIAK.
Investor asing tersebut tertarik dengan konsep yang disepakati, untuk menyediakan fasilitas kompleks pabrik maupun pergudangan lengkap dengan pelabuhan bertaraf internasional di KIAK.
Hal tersebut mungkin jadi pertimbangan Menteri BUMN, Erick Thorir, yang yakin mengangkat Ahok sebagai Komisari Utama di Pertamina.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gaji Ahok Sebagai Komisaris Utama Pertamina Rp 3,2 Miliar, Kalahkan Gaji Gubernur hingga Presiden
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/ahok-jadi-bos-pertamina-gaji-btp-kalahkan-gaji-presiden-jokowi-capai-miliaran-rupiah-per-bulan.jpg)