Penyebab dan Gejala Batu Saluran Kemih yang Banyak Diderita Pria
Batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit yang masih banyak diderita masyarakat.Diantara semua penderita itu, paling banyak pria.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit yang masih banyak diderita masyarakat.
Diantara semua penderita itu, paling banyak pria.
BSK adalah pembentukan batu disaluran kemih yang meliputi batu ginjal, ureter, buli, dan uretra.
dr Exsa Hadibrata, Sp.U dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek mengatakan, faktor risiko terjadinya batu antara lain, BSK di usia muda, faktor keturunan, batu asam urat, batu akibat infeksi, hiperparatiroidisme, sindrom metabolik, dan obat-obatan.
Pasien yang mengalami BSK ada yang tidak memiliki keluhan.
Tapi ada juga mengeluh sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), disuria, hematuria, retensi urine, dan anuria.
Keluhan tersebut dapat disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda gagal ginjal.
Pasien yang mengalami keluhan itu akan ditanyakan dahulu mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit BSK.
Seperti obesitas, hiperparatiroid primer, melabsorbsi, gastrointestestinal, penyakit usus, atau penyakit pankreas.
Riwayat pola makan juga akan ditanyakan sebagai predisposisi batu pada pasien, antara lain asupan kalsium, cairan yang sedikit, garam yang tinggi, kurang buah dan sayur, berlebihan mengonsumsi makanan tinggi purin, jenis minuman yang diminum, serta jumlah dan jenis protein yang dikonsumsi.
Selain itu juga akan ditanyakan mengenai riwayat pengobatan dan suplemen seperti probenesid, inhibitor protease, inhibitor lipase, kemoterapi vitamin c, vitamin D, kalsium dan inhibitor karbonik anhidrase.
Jika pasien mengalami demam, ginjal tunggal, dan diagnosis diragukan maka perlu dilakukan pencitraan.
Pemeriksaan fisik pasien BSK sangat bervariasi.
Mulai dari tanpa kelainan fisik sampai adanya tanda-tanda sakit berat, tergantung pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan (komplikasi).
Pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan fisik umum meliputi hipertensi, demam, syok, dan anemia.
Pemeriksaan fisik urologi meliputi sudut kostovertebrata (nyeri tekan, nyeri ketok, dan pemeriksaan ginjal), supra simfisis (nyeri tekan, teraba batu, dan buli kesan penuh), genetalia eksterna (teraba batu di uretra), dan colok dubur (teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual).
Ada juga pemeriksaan penunjang yakni pemeriksaan laboratorium dan pencitraan.
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah dan urinalisa.
Pemeriksaan dapat berupa hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, dan hitung jenis darah.
Apabila pasien direncanakan untuk diintervensi maka perlu dilakukan pemeriksaan darah berupa ureum, kreatinin, uji koagulasi, natrium, dan kalium.
Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksana kalsium dan C-reactive protein
Sedangkan pencitraan dilakukan untuk yang dicurigai bati ginjal atau batu ureter.
Pasien dengan batu ureter biasanya akan mengeluh nyeri, muntah, kadang demam, namun dapat pula tidak memiliki gejala.
USG merupakan pencitraan yang awal dilaksanakan dengan alasan aman, mudah diulang dan terjangkau.
USG dapat mengidentifikasi batu yang berada di kaliks, pelvis, dan UPJ.
"Pemeriksaan CT scan non kontras sebaiknya dilakukan mengikuti pemeriksaan USG pada pasien dengan nyeri punggung bawah akut karena lebih akurat," kata dr. Exsa
Pasien BSK anak-anak memiliki risiko tinggi kekambuhan.
Oleh karena itu perlu dilakukan prosedur analisis batu saluran kemih.
Gangguan metabolik yang dapat menimbulkan pembentukan batu yang tersering pada anak adalah refluks vesikoureter, obstruksi UPJ, neurogenic bladder, dan kesulitan berkemih lainnya.
Terhadap pasien BSK, dokter akan memberikan pengobatan dengan cara memberikan obat minum maupun operasi. Untuk operasi ada non invasif, minimal invasif, dan bedah.
Operasi non invasif tidak ada luka sama sekali.
Lalu Operasi minimal invasif adalah operasi dengan luka minimal. Artinya dibuat seminimal mungkin.
Jika sudah operasi, batu bisa diangkat.
Tapi batu bisa tumbuh lagi kalau tidak menjalani pola hidup sehat.
Contoh pola hidup sehat rajin olahraga. Bebas olahraga apa saja.
Contoh lain banyak minum air putih, karena paling bagus adalah air putih.
Untuk minuman berwarna memang belum ada penelitian apakah memicu BSK atau tidak.
Lalu jangan memiliki kebiasaan menahan buang air kecil.
Memang batu tidak langsung muncul tapi lama kelamaan bisa muncul jika kebiasaan itu dilakukan berulang kali. (Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)