Guru Honorer Bergaji Rp 80 Ribu/Bulan Kini Jadi Bupati di Lampung, Ungkap Cara Digaji Saat Mengajar
Di Lampung, seorang guru honorer bergaji Rp 80 ribu kini telah menjadi seorang bupati.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Peringatan Hari Guru Nasional berlangsung setiap tanggal 25 November.
Di Lampung, seorang guru honorer bergaji Rp 80 ribu kini telah menjadi seorang bupati.
Ia adalah Parosil Mabsus.
Parosil merupakan Bupati Lampung Barat periode 2017-2022.
Selain Parosil, ternyata ada guru honorer yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Lampung.
Tulus Purnomo bahkan telah menjadi anggota DPRD Lampung sebanyak 4 periode.
Bagaimana kisah mereka?
Parosil merintis kariernya dari bawah.
• Digaji Kecil, Guru Honorer Ini Pilih Jadi Sundel Bolong Malam Hari
Ia pernah menjadi menjadi guru honorer di daerahnya seusai menamatkan kuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan Keguruan Universitas Lampung (Unila).
"Jadi saya pulang kampung setelah tamat kuliah. Saya jadi guru honorer akhir tahun 1999 di SMPN 1 Kebun Tebu," ujarnya membuka cerita, Senin (25/11/2019).
Saat itu, ia mengajar PPKN dan Geografi.
Saat itu, ceritanya, gaji yang diberikan tergantung jam pelajaran yang diberikan.
Sehingga jika dihitung-hitung, dirinya hanya mendapat Rp 80 ribu per bulan.
Lalu pada 2002, ia diterima sebagai guru kontrak dengan gaji Rp 150 ribu sebulan, dengan mengajar di SMAN 1 Lemong.
Sambil mengajar itu, ia juga aktif di partai politik PDIP Kecamatan Sumber Jaya.
Sampai akhirnya, ia mendaftar jadi caleg DPRD pada 2004.
Ia lalu mengundurkan diri dari guru kontrak daerah.
Sampai akhirnya, ia menjadi anggota DPRD Lampung Barat periode tersebut.
Pada tahun itu, sang kakak, Mukhlis Basri menjabat sebagai wakil bupati.
Namun, Parosil tidak mengandalkan nama besar beliau.
Dia bekerja keras untuk menjadi anggota DPRD Lambar.
"Saat itu nama saya belum dikenal. Baru pertama terjun ke politik. Jadi benar-benar berjuang untuk sosialisasi. Dari gunung ke gunung, dari talang ke talang. Sementara, fasilitas minim," ceritanya.
Begitu juga saat dirinya mencalonkan diri menjadi Bupati Lampung Barat periode 2017-2022.
Itu pun ia lakukan dengan perjuangan keras.
Semua pencapaiannya itu, menurut Parosil, merupakan hasil tempaan saat dirinya menjadi guru.
Karena itu, ia sangat bangga pernah menjadi guru.
"Saya bisa menjadi seperti ini karena guru juga, saya dibina, dibimbing, dididik hingga menjadi pribadi yang hebat," ujarnya.
Sementara, Tulus Purnomo mengungkapkan, ia menjadi guru honorer sejak 1993 hingga tiga tahun.
Itu sesuai latar belakang pendidikannya.
Sambil mengajar, Tulus juga menjadi pegiat HAM di salah satu lembaga bantuan hukum di Lampung.
"Waktu di LBH itu saya melihat banyak orang tertindas. Karenanya, saya punya keinginan memperjuangkan rakyat kecil. Karenanya tahun 1997 saya putuskan gabung PDIP," jelasnya.
Setelah tiga tahun menjadi guru honorer, ia diangkat menjadi PNS.
Namun pada 2004, ia terpilih sebagai anggota DPRD Lampung dan meninggalkan kariernya sebagai PNS sampai saat ini.
Perjuangan guru inspiratif juga bisa kita lihat dari Kepala SDN 1 Pesawahan, Rosina.
Dengan cinta kasih dan pengetahuannya sebagai guru, Rosina berhasil membesarkan ketiga anaknya hingga mereka menjadi pribadi tangguh dan sukses.
Saat ini, salah satu anaknya menjadi kapolsek Beriyen Bayen Langsa Aceh.
Anak pertamanya telah menjadi Kasubag Rumah Tangga dan Barang Milik Negara Dirjen Kebinaan Keuangan Daerah Kemendagri.
Sementara, si bungsu bekerja sebagai protokol gubernur Lampung yang merupakan alumni IPDN.
"Berkat ilmu yang saya dapat dari menjadi seorang pengajar, saya bisa mengajar ketiga anak saya hingga mereka bisa mandiri," tuturnya. (tribunlampung.co.id/bayu saputra/kiki adipratama)