7 Harimau Mengepung Warga Dalam Pondok di Tengah Hutan Pagaralam, Dievakuasi Polisi Bersenjata

Kronologi 6 warga Pagaralam disatroni harimau besar dan 18 Jam terkurung, hingga harus dievakuasi polisi.

SRIPOKU.COM/WAWAN/Sreenshoot
7 Harimau Mengepung Warga Dalam Pondok di Tengah Hutan Pagaralam, Dievakuasi Polisi Bersenjata 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kesaksian warga melihat 7 harimau besar berkeliaran 'mengepung' mereka di dalam pondok yang berada di tengah hutan.

Saking takutnya dengan harimau yang berkeliaran, 6 warga yang terjebak di dalam pondok tak berani keluar selama 18 jam.

Warga meminta keluarga di rumah menghubungi polisi dan menjemput mereka yang terjebak di dalam pondok tengah hutan di Pagaralam.

Kronologi 6 warga Pagaralam disatroni harimau besar dan 18 Jam terkurung, hingga harus dievakuasi polisi.

Di balik cerita seram warga yang melihat 7 harimau bergerombol, meski kemudian tidak ditemukan jejaknya di Desa Meringang Dempo Selatan oleh pihak BKSDA.

Warga Tewas Diterkam Harimau Sumatera. Leher dan Kepala Digigit, Tangan dan Kaki Tinggal Tulang

Tetapi ada kisah nyata bahkan mencekam dialami 6 warga Pagaralam atau tepatnya 6 warga di desa Meringang yang disatroni harimau besar.

Adapun Ke-6 warga Pagaralam ini tengah beraktivitas di kebun mereka di areal Desa Merigang ketika disatroni Harimau besar yang berjumlah lebih dari satu.

Karena takut diserang harimau, maka merekapun harus bertahan selama 18 jam tak berani keluar dari pondok, setelah melihat harimau melintas  sejak Jumat (6/12/2019) pukul 16.00 WIB hingga Sabtu (7/12/2019) pukul 10.00 WIB.

Kisah mencekam teror harimau ini, ditutuskan oleh Nupis, warga Desa Meringang bersama 5 temannya yang mengalami langsung kejadian mencekam tersebut, hingga diselamatkan tim gabungan Polsek Dempo Utara yang bersenjata lengkap bersama tim BKDSDA dan TNI.

Berikut ini, Kronologi 6 warga Pagaralam disatroni harimau besar dan 18 Jam terkurung di pondok mereka sendiri, berdasarkan keterangan dari saksi Nupis, pihak kepolisian dan BKSDA, serta hasil penelurusan tim yang melacak jejak 7 harimau di desa Meringang.

Korban Teror dan disatroni Harimau

Cerita Mencekam 6 Warga Pagaralam Terkurung 18 Jam di Pondok, Disatroni Harimau & Dievakuasi Polisi
Cerita Mencekam 6 Warga Pagaralam Terkurung 18 Jam di Pondok, Disatroni Harimau & Dievakuasi Polisi (Repro/Video/Sripo.com)

Adapun korban yang terkurung akibat teror harimau yakni: Nupis (42), Diliadi (50), Pingki (21), Jumadi (45), Neus (42), serta Jimi (40).

TKP atau Lokasi Kejadian teror atau disatroni Harimau

Areal Perkebunan eks Transat atau kawasan Desa Meringang Dempo Selatan tempat di mana 6 Warga Pagaralam melihat harimau melintas

Waktu Kejadian Teror atau disatroni Harimau

Jumat (6/12/2019) pukul 16.00 WIB hingga Sabtu (7/12/2019) pukul 10.00 WIB, mereka melihat harimau berkeliaran di areal pondok tempat mereka terkurung atau bertahan.

6 Warga Pagaralam saat dievakuasi  pihak Polsek Dempo selatan dan BKSDA
6 Warga Pagaralam saat dievakuasi pihak Polsek Dempo selatan dan BKSDA (Istimewa/srenshoot video sripoku.com)

1. Jumat (6/12/2019) Sejak Pagi

Nupis bersama 5 Warga Beraktivitas di Kebun Mereka di Desa Meringang Dempo Utara

2. Jumat Pukul 16.00 WIB

Nupis bersama 5 temannya, Diliadi (50), Pingki (21), Jumadi (45), Neus (42), serta Jimi (40) melihat harimau melintas.

Saat itu kondisi mencekam, mereka kemudian naik ke pondok menutup pintu rapat-rapat.

"Saya melihat harimau itu melintas, dua anjing penjaga di kebun pun diam dan tidak menyalak, biasanya menyalak kalau melihat hewan atau orang asing lewat," kata Nupis.

3. Jumat Sejak Pukul 16.00-18.00 WIB

Dikatakan Nupis, Sejak Pukul 16.00-18.00 WIB mereka memilih bertahan sembari mengintai daerah sekitar pondok.

"Hari mulai gelap dan kami belum berani turun untuk pulang," kata Nupis yang mengaku mereka berenam berniat pulang namun khawatir harimau masih berkeliaran.

4. Jumat Pukul 20.00 WIB

Update Teror Harimau: Perambahan Hutan Lindung Gunung Dempo Sebab Utama Kemarahan Harimau Sumatera
Update Teror Harimau: Perambahan Hutan Lindung Gunung Dempo Sebab Utama Kemarahan Harimau Sumatera (SRIPOKU.COM/WAWAN)

Ketika pukul 20.00 WIB, mereka melihat tak ada lagi harimau melintas dan tanda-tandanya.

Namun mereka memilih berhati-hati dan melihat situasi, saat itulah Nupis dan 5 temannya melihat harimau itu.

Ternyata pondok mereka sudah disatroni Harimau sejak pukul 16.00 WIB sore.

"Walau hari sudah gelap dan kami memang tidak bawa senter, tetapi kami melihat jelas harimau itu sebesar anak sapi berkeliling di sekitar pondok," kata Nupis.

5. Jumat Malam antara Pukul 20.00 WIB-00.00 WIB

Nupis dkk bertahan sembar menghubungi pihak kelurga dan masyarakat agar memberikan kabar kepada aparat berwajib terkait kondisi mereka yang bertahan di pondok dan masih disatroni Harimau.

6. Jumat (6/12/2019) sore hingga Sabtu (7/12/2019) Pagi

Semalam suntuk Nupis dkk bertahan di pondok sembari tetap waspada dan mengawasi keadaan sekitar pondok dan masih melihat bahwa harimau itu berkeliaran, hingga pagi hari mereka tidak lagi mendapati hewan buas itu, tetapi tak berani keluar.

7. Sabtu (7/12/2019) pagi

Polsek Dempo Selatan mendapatkan laporan bahwa ada 6 warga terkurung di pondok di Desa Meringang karena disatroni Harimau.

Menurut Iptu Zaldi mengatakan, bahwa sejak pagi pihaknya mendapatkan laporan ada 6 warga atau petani terkurung di pondok di Desa Meringang Pagaralam, karena ada harimau di kawasan kebun mereka.

Bahkan, mereka tidak berani keluar dari pondok sejak Jumat (6/12/2019) pukul 16.00 WIB setelah melihat harimau melintas di areal kebun mereka.

8. Sabtu (7/12/2019) Pukul 10.00 WIB

Proses Evakuasi Puluhan Petani di Desa Meringang Pagaralam, Polisi Bersenjata Datangi Lokasi
Proses Evakuasi Puluhan Petani di Desa Meringang Pagaralam, Polisi Bersenjata Datangi Lokasi (SRIPOKU.COM/Wawan Septiawan)

Sabtu (7/12/2019) Pukul 10.00 WIB polisi datang dengan senjata lengkap bersama BKSDA dan TNI untuk melakukan evakuasi menjemput 6 Warga Pagaralam disatroni Harimau tak berani keluar dari pondok.

Mendapatkan informasi bahwa ada warga yang mengaku disatroni harimau inilah, kemudian Kapolsek Dempo Selatan bersama BKSDA dan TNI  bergerak ke lokasi dan sekaligus melacak jejak harimau sebagaimana laporan warga.

"Pagi tadi ada laporan dari warga, bahwa ada 6 orang di daerah Desa Meringang yang tertahan di Pondok, karena di sekitaran Pondok ada harimau, mereka dari jam 4 sore kemarin tidak bisa pulang," kata Kapolsek Dempo Selatan Pagaralam.

"Maka itu kami bersama BKSDA berangkat ke lokasi dan melakukan evakuasi korban, memang benar ada 6 orang satu pondok dan dalam kedaan selamat, mereka memang bisa keluar karena khawatir setelah melihat ada harimau di sana," ujar Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi.

9. Polsek Dempo Selatan dan BKSDA Melakukan Pencarian Jejak 7 harimau di Desa Meringang

Pihak BKSDA bersama anggota Polsek Dempo Selatan melakukan penelusuran jejak, namun tidak ditemukan jejak-jejak harimau seperti yang dilaporkan warga.

"Kami sudah mengecek ke lokasi dan memeriksa kawasan tersebut. Namun kami tidak mendapati adanya jejak Harimau, yang kami dapati banyak jejak kerbau di kawasan tersebut," ujar Wahid, petugas dari BKSDA, Sabtu (7/12).

Disisi lain pihak BKSDA menjelaskan tidak menemukan sama sekali jejak harimau padahal sebelumnya petani melaporkan adanya kelompok harimau yang berkeliaran.

Dijelaskan Wahid, berdasarkan sifat harimau yang diketahui pihak BKSDA, sangat jarang sekali Harimau berkeliaran secara berkelompok.

"Harimau itu hewan soliter (menyendiri) yang sangat jarang berkelompok apalagi Harimau dewasa. Jadi jika ada petani yang melihat harimau lebih dari satu kami sangat meragukan hal itu," jelasnya.

Namun pihaknya tetap menampung informasi dari warga tersebut sembari melakukan penyisiran.

10. Minta Warga Segera Hubungi BKSDA

7 Harimau yang Dilihat Warga Berkeliaran di Desa Meringang Pagaralam Raib, BKSDA Tak Temukan jejak
7 Harimau yang Dilihat Warga Berkeliaran di Desa Meringang Pagaralam Raib, BKSDA Tak Temukan jejak (SRIPOKU.COM/WAWAN)

Pihak BKSDA meminta agar warga segera menghubungi pihaknya dari pada menyebar berita ke medsos, hal itu hanya akan merugikan diri sendiri dan membuat resah.

Sebab jika ada laporan maka mereka siaga 24 jam dan secepatnya bertindak.

"Kami mendapati sejumlah informasi bahwa adanya penemuan jejak harimau dibeberapa lokasi. Namun dari info yang kita dapat ada yang tidak benar atau hanya hoaks saja," ujar Wahid, petugas BKSDA Sumsel setelah evakuasi petani di eks transat Desa Meringang, Sabtu (7/12).

Ia mencontohkan, laporan warga yang melihat jejak harimau di Desa Pagardin Kota Pagaralam dan Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Sakti ternyata setelah diteliti bakal bohong belaka.

"Saat mendapat laporan kami bersama tim langsung ke lokasi untuk melihat langsung jejak harimau yang dikatakan warga tersebut."

"Namun berdasarkan hasil pantauan dan pengamatan tim, jejak tersebut palsu dan diduga sengaja dibuat oknum tidak bertanggung jawab untuk menambah keresahan warga," tambah Wahid.

Pihak BKSDA Sumsel berharap agar masyarakat yang mendapati jejak harimau dikawasan mereka segera melaporkan langsung ke pihak terkait baik itu BKSDA atau Polisi.

"Jika ada penemuan jejak laporkan dahulu dan jangan langsung di share ke media sosial agar tidak membuat keresahan dimasyarakat," imbaunya.

11.  Warga tak berani ke kebun dan memilih di rumah menunggu waktu aman

Sebelumnya sejumlah petani di kawasan pertanian eks transaat Desa Meringang Kecamatan Dempo Selatan dievakuasi dari kebun setelah ada laporan harimau berkeliaran di lahan pertanian warga.

Polres Pagaralam melalui Polsek Dempo Selatan, anggota TNI dan BKSDA mengerahkan personelnya untuk melakukan evakuasi.

Berdasarkan informasi yang diterima Sripo, Sabtu (7/12), polisi menerima laporan warga ada harimau yang berkeliaran di lokasi eks transat tersebut.

Bahkan ada laporan petani yang menyebutkan melihat tujuh harimau sekaligus yang berkeliaran.

Sarjono, seorang petani segera meninggalkan kebun miliknya saat mendengar adanya penampakan harimau tersebut.

"Saya memang sudah mendapat kabarnya sejak Senin lalu. Daripada terjadi apa-apa saya lebih memilih turun ke desa dan meninggalkan sementara kebun sampai dinyatakan aman," ujarnya saat ditemui dilokasi evakuasi Desa Meringang.

(Laporan Wartawan Tribun Sumsel Jhoni dan Sriwijaya Post Wawan)

 
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved