Selangkah Lagi Donald Trump Di-impeachment, Ngamuk Sebut Pemakzulannya sebagai Serangan terhadap AS
Setelah sesi debat yang dipaparkan kedua kubu, dua pasal itu diprediksi bakal lolos karena Demokrat menjadi mayoritas.
"Sangat tragis karena kecerobohan presiden sendiri yang membuat pemakzulan ini perlu diadakan," katanya yang disambut tepuk tangan politisi Demokrat.
Jika lolos, Trump bakal menjadi presiden ketiga setelah Andrew Johnson (1868) dan Bill Clinton (1998) yang dibawa ke hadapan Senat.
Di level Senat ini, peluang suami Melania itu untuk disingkirkan mengingat partainya, Republik, menjadi mayoritas.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell sudah menyiratkan mereka tidak berhasrat untuk mendepaknya dari Gedung Putih.
Presiden Donald Trump kembali menegaskan dirinya tidak bersalah jelang sidang paripurna DPR AS, di mana dia hendak dimakzulkan.
Penegasan itu dia sampaikan dalam kicauannya di Twitter, sebagaimana diwartakan oleh kantor berita AFP Rabu (18/12/2019).
"Bisakah kalian bayangkan saya akan dimakzulkan hari ini (Rabu) si Sayap Kiri, Demokrat yang tidak bisa apa-apa," kata Trump.
"DAN SAYA TIDAK BERSALAH! Sangat buruk. Baca transkripnya. Jangan lagi terjadi pada presiden berikutnya. Berdoalah!" lanjutnya.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi sudah mengumumkan, mereka bakal menggelar rapat paripurna untuk memutuskan dua pasal pemakzulan terhadap Trump.
Dua pasal yang disetujui Komite Yudisial tersebut adalah penyalahgunaan kekuasaan, serta menghalangi penyelidikan Kongres AS.
Presiden 73 tahun itu disebut menyalahgunakan jabatannya buntut percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Juli lalu.
Dalam percakapan telepon itu, Trump disebut mendesak Zelensky supaya menyelidiki Joe Biden, calon rivalnya di Pilpres AS 2016.
Untuk pasal kedua, dia diyakini tidak hanya menolak bekerja sama dengan DPR AS guna kepentingan penyelidikan.
Presiden dari Partai Republik itu juga melarang setiap pejabatnya di Gedung Putih guna memberikan kesaksian dalam rapat dengar pendapat.
Pada malam sebelumnya (17/12/2019), Trump menulis surat penuh kemarahan kepada Nancy Pelosi, di mana dia mengkritik proses pemakzulannya.