Tribun Pesisir Barat
Fenomena Alam Warna Biru Menyala di Pantai Pesisir Barat Kini Keluarkan Bau Busuk dan Berbusa
Fil Husni mengatakan berawal saat dirinya hendak pergi ke pekon Pugung, ia melihat di pinggir pantai terdapat busa yang banyak dan berbau busuk.
Penulis: Ade Irawan | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Ade Irawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KRUI - Fenomena alam bioluminescene di sepanjang pantai Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) yang terjadi sejak 17 Desember 2019 lalu mengeluarkan bau tidak sedap dan pinggir pantai yang berbusa.
Hal itu diungkapkan Fil Husni warga Kecamatan Pesisir Tengah, Selasa (24/12/2019).
Fil Husni mengatakan berawal saat dirinya hendak pergi ke pekon Pugung, ia melihat di sepanjang pinggir pantai terdapat busa yang banyak.
Saat dihampiri, ternyata busa itu mengeluarkan bau tidak sedap.
"Mengeluarkan bau busuk, seperti bau bangkai," ujar Husni kepada Tribun Lampung via seluler.
• Fenomena Bioluminescene di Sepanjang Pantai Pesisir Barat, Peneliti Masih Lakukan Pengujian
• Register 45 Mesuji Rusuh Lagi, Polda Lampung Sebut Situasi Sudah Kondusif dan Terkendali
• Nomor Call Center Polisi di Seluruh Wilayah Lampung, Cepat Hubungi jika Lihat Kejahatan
Dirinya menambahkan, fenomena pinggir pantai berbusa tersebut diawali dengan adanya fenomena bioluminescene, yaitu terjadi pembiasan cahaya berwarna biru terang saat malam hari.
Naasnya, dengan adanya fenomena tersebut, menurut Husni terdapat beberapa hewan laut yang mati di pinggir pantai.
"Banyak hewan laut yang mati, seperti gurita, ikan-ikan kecil dan hewan laut lainnya, sehingga saya tidak tahan berlama-lama di pinggir pantai karena bau busuk yang dikeluarkan," ungkap Husni.
Ditambahkan Husni, bau busuk tersebut belum dapat dipastikan dari mana asalnya.
"Saya tidak tahu apakah bau busuk itu dari busa atau hewan laut yang mati," jelas dia.
Lanjut Husni, fenomena yang terjadi belum dapat ia pastikan bagaimana terjadinya.
"Saya tidak tahu, apakah fenomena tersebut ada kaitannya dengan rusaknya lingkungan atau bersumber dari lingkungan, yang pasti saat malam hari pinggir pantai berubah berwarna biru dan saat siang pantai dipenuhi busa dan ikan banyak yang mati," tutur Husni menjelaskan.
Peneliti Masih Lakukan Pengujian
Sepanjang pantai di Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) terjadi fenomena alam (Bioluminescene), membuat sepanjang garis pantai berwarna biru terang saat malam hari.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Gunawan, kepada Tribun Lampung mengatakan, fenomena tersebut pertama kali terlihat tanggal 17 Desember 2019.
"Mulai viral ketika kawan-kawan komunitas fotografi mulai mengabadikan momen ini," ujar Gunawan, Senin (23/12/2019) via seluler.
Fenomena Bioluminescene ini, merupakan fenomena alam yang baru pertama kali terjadi di Pesisir Barat.

"Saya sejak ditugaskan di krui dari tahun 2014, dan selama itu ya baru kali ini terjadi, menurut info lain pernah terjadi di teluk Lampung tahun 2012," ucapnya.
Dikatakannya, penduduk warga sekitar pantai senang dengan adanya fenomena tersebut, pasalnya mereka yang berjualan dipinggir pantai mendapatkan keuntungan lebih.
"Kalau sekitar pantai Labuhan Jukung tidak ada keluhan, para pedagang khususnya malah senang karena jualan mereka semakin laku," ungkap dia.
Gunawan menjelaskan, fenomena alam terjadi hampir disepanjang pantai Kabupaten Pesisir Barat.
"Yang membagikan informasi ada dari daerah ngambur, pesisir utara, lemong, walur dan mandiri, jadi sepertinya terjadi di sepanjang pantai pesisir barat," jelas Gunawan.
Namun sayangnya, diketahui fenomena alam tersebut perlahan mulai memudar.
"Sampai hari ini masih terlihat tapi perlahan mulai berkurang, tipis tipis aja dia," tuturnya.
Dengan adanya fenomena alam tersebut, wisatawan di pantai Labuhan Jukung meningkat.
"Yang kami amati setelah foto-foto tentang fenomena ini tersebar, kunjungan wisatawan di pantai Labuhan Jukung meningkat, khususnya pada malam hari," terangnya.
Gunawan mengaku, pihaknya tidak mempunyai keahlian terkait apakah ada pengaruh fenomena alam tersebut terhadap lingkungan.
"Kita tidak punya keahliannya untuk melihat pengaruh terhadap lingkungan. Informasi mengenai itu kita dapatnya juga dari kawan-kawan dosen Unila yang di wawancarai teman media lainnya," aku dia.
Saat ini, pihaknya sudah meneruskan kepada institusi yang terkait, menurutnya, tim dari Unila sedang dalam perjalanan untuk melakukan pengambilan sampling.
"Mereka juga belum bisa kasih informasi mengenai pengaruh ke lingkungan dan kesehatan, karena penelitian masih dalam proses," lanjut dia.
"Tapi umumnya yang kami crosscheck dari fenomena-fenomena sejenis, fenomena ini berbahaya untuk makhluk laut lainnya," tambahnya.
Heboh Sinar Berwarna Biru Menyala di Malam Hari
Masyarakat Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) sejak beberapa hari terakhir dihebohkan oleh fenomena alam yaitu sepanjang pinggir pantau terjadi pembiasan sinar berwarna biru yang menyala terang saat malam hari.
Diketahui, fenomena alam tersebut merupakan fenomena yang disebabkan oleh mahluk hidup yang mengalami reaksi kimia tertentu yang mampu menghasilkan emisi cahaya, atau disebut bioluminescene.
Bioluminescene sendiri ditemukan di seluruh biosfer, tetapi hanya pada vertebrata laut, invertebrata dan beberapa jenis tumbuhan.
Fenomena tersebut menurut Penjaga Pantai Labuhan Jukung Krui, Aswin, merupakan fenomena alam yang baru pertama kali terjadi.
"Fenomena alam ini baru pertama kali terjadi, dan rata terjadi di sepanjang pantai Krui," ungkap Aswin, Senin (23/12/2019).
Dikatakannya, fenomena alam terjadi sejak Kamis malam (19/12), hingga Sabtu malam (21/12).
"Baru bisa dilihat jika malam hari dan terang bulan, cuma tiga hari yang lewat saja bagus warnanya, kalo sekarang sepertinya cahayanya sudah mulai menghilang," jelasnya.
Diakui Aswin, pengunjung pantai Labuhan Jukung Krui sore hari sudah sepi, malam hari pun sepi tidak ada pengunjung.
"Paling pada malam minggu dan puncak libur anak sekolahan, itu pun tidak hingga malam hari," ujar dia.
(Tribunlampung.co.id/Ade Irawan)