Tribun Lampung Barat

Harga Buah Durian Masih Mahal, Penjual Sebut Peminat Masyarakat Lokal Kurang

Harga buah durian berkisaran Rp 25.000 hingga Rp 60.000 per buahnya di Liwa Lampung Barat (Lambar).

Penulis: Ade Irawan | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Ade
Harga Buah Durian Masih Mahal, Penjual Sebut Peminat Masyarakat Lokal Kurang 

Laporan Reporter Tribun Lampung Ade Irawan

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Harga buah durian mahal, banyak masyarakat Lampung Barat (Lambar) enggan membeli.

Masyarakat Lambar yang notabene kebanyakan merupakan petani kopi dengan berpenghasilan rendah, tidak sanggup untuk membeli durian dengan harga yang terbilang mahal.

Harga buah durian berkisaran Rp 25.000 hingga Rp 60.000 per buahnya di Liwa Lampung Barat (Lambar). 

Hal itu berdasarkan dari keterangan salah satu penjual buah durian di Liwa, Sarman, kepada Tribun Lampung, Rabu (25/12/2019).

"Itu untuk yang kecil harganya Rp 25 ribu, sedangkan yang sedang Rp 60 ribu," ujar Sarman.

50 Bibit Pohon Durian Bukti Eksistensi TIC Lampung

Patokan harga tersebut dikarenakan buah durian yang masih terbilang langka dijumpai.

Buah durian yang dijual merupakan buah asli dari kebun warga di Simpang Martapura, Palembang.

Diungkapkannya, saat ia menjajakan dagangannya di Liwa, peminat pembeli masyarakat lokal kurang.

"Paling dari pemudik Natal dan Tahun baru yang membeli, kalo untuk masyarakat lokal kurang," ungkapnya.

Menurut salah satu warga sekitar pekon Sebarus, Zubairi mengatakan, harga buah durian yang mahal tidak dapat dijangkau olehnya.

Bukit Sakura Kemiling Bandar Lampung, Wisata Ala Jepang Bisa Selfie Pakai Kimono

"Dari pada beli buah durian yang mahal, mending uangnya digunakan untuk keperluan lain," jelasnya.

Deretan Kasus Bentrok di Register 45 Mesuji Lampung, Ratusan Warga Bacok Kepala Wayan Ana

Zubairi menuturkan selain harga yang mahal, juga tidak sebanding dengan jumlah buah yang didapatkan.

"Sudah mahal, paling cuma dapat satu buah, kalo kita beli buah yang lain pasti dapat banyak, apalagi seperti saya yang hanya petani kopi ini, yang pada akhir tahun seperti ini merasakan musim paceklik," tutur Zubairi menjelaskan.(Tribunlampung.co.id/Ade Irawan)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved